Indonesia kaya akan budaya dan tradisi, salah satunya yang sangat menarik perhatian adalah Paes Ageng dari Jogja. Bagi kalian para calon pengantin muda yang ingin merasakan keagungan dan keindahan tradisi Jawa dalam pernikahan, Paes Ageng adalah pilihan yang tepat. Mari kita telusuri lebih dalam tentang tradisi ini, mengapa begitu istimewa, dan bagaimana kalian bisa mengaplikasikannya dalam hari istimewa kalian.
Sejarah dan Makna Paes Ageng
Paes Ageng merupakan salah satu bentuk rias pengantin tradisional Jawa yang berasal dari Keraton Jogja. Kata "paes" sendiri mengacu pada hiasan di dahi pengantin wanita yang berbentuk garis-garis lengkung yang simetris. Riasan ini tidak hanya mempercantik penampilan tetapi juga sarat akan makna filosofis.
Secara historis, Paes Ageng digunakan oleh putri-putri keraton saat menikah. Paes Ageng dianggap sebagai simbol keagungan, kemurnian, dan keanggunan wanita Jawa. Dengan memakai paes, pengantin wanita diharapkan bisa menjadi sosok yang cantik luar dalam, penuh kebijaksanaan dan kesabaran.
Filosofi dan Nilai dalam Paes Ageng
Paes Ageng bukan sekadar riasan. Setiap elemen dalam Paes Ageng memiliki makna filosofis yang mendalam. Berikut adalah beberapa elemen penting dan makna yang terkandung di dalamnya:
1. Paes Prada: Paes Prada adalah riasan berwarna hitam yang berbentuk garis lengkung atau runcing di dahi, disebut cengkorongan. Riasan ini mengikuti lengkungan pada kening dan dihitamkan menggunakan bahan yang bernama pidih. Lengkungan besar berada di tengah, sementara lengkungan-lengkungan kecil mengapit di samping.
Pada tepi luar garis lengkungan tersebut, diberi ketep dan serbuk berwarna emas yang dinamakan prada. Lengkungan besar pada paes prada melambangkan kebesaran Tuhan, sedangkan lengkungan kecil menyiratkan bahwa seorang istri harus siap menjaga keseimbangan dalam rumah tangganya.
2. Cunduk Mentul: Cunduk mentul adalah aksesori yang menghiasi bagian atas sanggul pengantin wanita Jawa. Jumlah cunduk mentul yang dipasang biasanya lima atau tujuh bulatan, tetapi pengantin bisa memilih jumlah ganjil lainnya seperti 1, 3, 5, 7, atau 9.
Masing-masing jumlah memiliki makna filosofis: satu melambangkan keesaan Tuhan, tiga melambangkan Trimurti, lima melambangkan rukun Islam, tujuh berarti pitulungan (pertolongan), dan sembilan melambangkan Wali Songo. Cunduk mentul menghadap ke depan dan belakang, melambangkan kecantikan perempuan Jawa yang harus terlihat dari depan maupun belakang.
3. Gunungan: Seperti namanya, aksesoris ini berbentuk layaknya gunung yang dipercaya sebagai tempat yang sakral dan tempat para dewa bernaung dalam kepercayaan masyarakat Jawa. Nah, gunungan di kepala pengantin perempuan ini menyimbolkan posisi perempuan yang harus dihormati oleh suaminya.
4. Centhung: Centhung adalah aksesoris berbentuk gerbang yang ada di sisi kanan dan kiri Paes Ageng. Centhung melambangkan kesiapan seorang perempuan untuk hidup berumah tangga dan siap mengambil peran sebagai seorang istri.
5. Cithak: Riasan berbentuk belah ketupat yang dilukis di tengah kening pengantin, cithak mirip seperti riasan khas India. Cithak memiliki simbol bahwa seorang wanita harus memiliki pandangan yang lurus, fokus akan masa depan, dan setia kepada pasangan.
6. Alis Menjangan: Disebut alis menjangan karena bentuknya yang bercabang menyerupai tanduk rusa. Riasan ini melambangkan bahwa seorang wanita harus cerdik, cerdas, dan anggun seperti rusa.
7. Sumping: Sumping adalah hiasan di telinga pengantin yang terbuat dari lempengan logam. Pada zaman dahulu, aksesori pengantin wanita yang dikenakan oleh wanita dari kerajaan ini justru terbuat dari daun pepaya. Rasa pahit daun pepaya melambangkan bahwa seorang istri harus siap merasakan berbagai kepahitan dalam menjalani rumah tangga.
8. Subang Ronyok: Subang ronyok adalah sebutan untuk atribut yang terdapat pada kanan dan kiri telinga pengantin. Biasanya terbuat dari emas dan hiasan permata berlian. Aksesoris ini melambangkan harapan akan keabadian hubungan pernikahan dan mencapai cahaya kehidupan.
9. Kelat Bahu: Aksesori ini bentuknya seperti naga, dipakai di bagian bahu pengantin wanita. Kelat bahu melambangkan bahwa perempuan harus kuat menghadapi berbagai macam masalah dalam kehidupan pernikahan.
10. Gelang Paes Ageng: Gelang yang dikenakan pengantin wanita berbentuk bulat tanpa putus, melambangkan cinta abadi antara pengantin wanita dan pasangannya.
11. Kalung Susun: Kalung susun atau tanggalan terdiri dari tiga lempengan yang diikat menjadi satu susun. Susunan kalung ini melambangkan tahapan kehidupan: kelahiran, pernikahan, dan kematian.
Setiap elemen Paes Ageng tidak hanya mempercantik pengantin, namun juga penuh dengan makna yang mendalam serta mencerminkan nilai-nilai budaya dan filosofi kehidupan yang dipercaya sebagai doa untuk pernikahan.
Proses dan Persiapan Paes Ageng
Proses persiapan Paes Ageng cukup rumit dan membutuhkan ketelitian serta kesabaran. Berikut adalah langkah-langkah dalam persiapan Paes Ageng:
1. Ratusan: Tahap awal ini bukan langsung merias, melainkan pengasapan rambut pengantin dengan wewangian. Proses ini bertujuan untuk membersihkan dan mengharumkan rambut pengantin, sehingga siap untuk tahap selanjutnya.
2. Halup-halupan: Tahap kedua dikenal dengan proses mencukur rambut. Pada tahap ini, rambut-rambut halus di wajah pengantin dicukur, termasuk di sekitar dahi dan rambut-rambut yang menjuntai di pinggir dahi. Tujuannya adalah agar wajah pengantin bersih dan siap untuk dirias dengan lebih mudah.
3. Cengkorongan: Pada tahap ini, pola Paes Ageng mulai digambar pada wajah pengantin. Pembuatan pola cengkorong menggunakan pensil dan dilakukan dengan samar-samar atau tipis. Pola yang digambar meliputi citak, panunggul, pangapit, panitis, godheg, dan alis menjangan.
4. Kandelan: Setelah pola cengkorongan selesai dibuat, tahap selanjutnya adalah kandelan. Pada tahap ini, pola-pola yang sudah digambar tadi ditebalkan. Garis-garis pola diperjelas sehingga menjadi paes dadi (paes jadi).
5. Dados: Tahap terakhir adalah proses dados jangkep pengantin (pengantin berdandan lengkap). Proses ini meliputi:
Hiasan Sanggul: Rambut pengantin wanita disanggul dengan model bokor tengkurap, juga disebut bokor mengkurep. Sanggul rambut diisi dengan irisan daun pandan dan ditutupi rajutan bunga melati. Kombinasi ini memberikan keharuman, bertujuan agar pengantin senantiasa membawa nama harum di masyarakat.
Jebehan: Jebehan adalah riasan berupa tiga bunga korsase berwarna merah, kuning, dan biru. Ketiga bunga tersebut disusun dan dipasang di sisi kanan dan kiri gelung, melambangkan Trimurti yaitu Dewa Siwa, Brahma, dan Wisnu.
Ceplok: Pada bagian tengah sanggul, ditambahkan riasan berupa bunga berwarna merah, dengan bros emas permata di sisi kiri dan kanan ceplok.
Gajah Ngoling: Pada bagian bawah sanggul agak ke kanan, dipasangkan untaian melati sepanjang 40 cm. Untaian melati ini disebut gajah ngoling, melambangkan kesucian dan kesakralan pengantin dalam pernikahan.
Setiap tahap merias Paes Ageng Jogja tak hanya untuk tujuan mempercantik pengantin saja, tapi dilakukan sesuai adat yang bermakna dan kaya akan nilai-nilai budaya.
Mengapa Paes Ageng Menjadi Pilihan?
Bagi calon pengantin muda, memilih Paes Ageng bisa menjadi cara untuk menghormati tradisi sekaligus tampil elegan dan istimewa di hari pernikahan. Berikut beberapa alasan mengapa Paes Ageng patut dipertimbangkan:
Penampilan Klasik: Paes Ageng memberikan tampilan yang sangat anggun dan klasik. Bagi kalian yang ingin terlihat seperti putri keraton di hari pernikahan, ini adalah pilihan yang sempurna.
Makna Mendalam: Setiap elemen dalam Paes Ageng memiliki makna yang mendalam, yang bisa menambah nilai spiritual dan filosofis dalam pernikahan kalian.
Kekayaan Budaya: Menggunakan Paes Ageng berarti kalian turut melestarikan budaya dan tradisi Jawa. Ini adalah bentuk penghormatan terhadap leluhur dan warisan budaya.
Tips Memilih Paes Ageng untuk Pernikahan
Berikut beberapa tips bagi kalian yang ingin mengenakan Paes Ageng di hari pernikahan:
Cari Perias yang Berpengalaman: Tidak semua perias bisa membuat Paes Ageng dengan baik. Cari perias yang berpengalaman dan memiliki portofolio Paes Ageng yang memuaskan.
Konsultasikan Konsep Pernikahan: Pastikan konsep pernikahan kalian selaras dengan penggunaan Paes Ageng. Misalnya, jika kalian ingin pernikahan modern, bisa mengkombinasikan elemen tradisional dan modern dengan bijak.
Persiapkan Diri: Proses rias Paes Ageng cukup memakan waktu dan detail. Pastikan kalian memiliki waktu yang cukup dan persiapkan diri untuk duduk dalam waktu yang cukup lama selama proses rias.
Pemilihan Busana: Pilih busana yang sesuai dengan Paes Ageng. Kebaya dan kain batik dengan motif tradisional akan menambah keanggunan penampilan kalian.
Koordinasi dengan Tim Dokumentasi: Pastikan tim dokumentasi memahami pentingnya setiap detail dalam Paes Ageng. Foto-foto close-up yang menyoroti riasan paes, cunduk mentul, dan kembang goyang akan menjadi kenangan yang indah.
Inspirasi Paes Ageng untuk Calon Pengantin Muda
Paes Ageng bisa diadaptasi dengan gaya modern tanpa menghilangkan esensi tradisionalnya. Berikut beberapa inspirasi yang bisa kalian pertimbangkan:
Paes Ageng Modern: Mengkombinasikan riasan tradisional dengan gaun pengantin modern. Misalnya, mengenakan kebaya modern dengan detail batik dan riasan Paes Ageng.
Tema Pernikahan Tradisional: Menggelar pernikahan dengan tema tradisional Jawa sepenuhnya. Ini bisa mencakup dekorasi, musik gamelan, hingga prosesi adat Jawa yang lengkap.
Sentuhan Minimalis: Bagi kalian yang suka dengan kesederhanaan, bisa memilih Paes Ageng dengan hiasan yang lebih minimalis namun tetap menonjolkan elemen-elemen penting seperti paes dan sanggul.
Kombinasi Warna: Meskipun Paes Ageng identik dengan warna hitam dan emas, kalian bisa bereksperimen dengan kombinasi warna lain seperti putih, merah, atau bahkan warna pastel yang lembut untuk memberikan sentuhan modern.
Pengantin yang Telah Mengenakan Paes Ageng
1. Arief Muhammad dan Tiara Pangestika
Dalam pernikahan Arief Muhammad dan Tiara Pangestika, paes ageng menjadi sorotan utama dalam upacara adat mereka. Riasan pengantin Jawa ini mencerminkan kemewahan dalam balutan budaya tradisional yang lekat. Tiara mengenakan busana tradisional Jawa lengkap dengan paes ageng, yang membuatnya tampak anggun dan elegan.
2. Nagita Slavina dan Raffi Ahmad
Pernikahan Nagita Slavina dan Raffi Ahmad juga menggunakan paes ageng sebagai bagian dari prosesi adat Jawa mereka. Nagita mengenakan busana adat yang indah dengan paes ageng, membuatnya terlihat sangat anggun dan memesona. Paes ageng dalam pernikahan mereka tidak hanya memperindah tampilan, tetapi juga menekankan pentingnya menjaga tradisi dan nilai budaya dalam pernikahan. Penampilan Nagita yang memukau dengan busana basahan turut memperkuat kesan sakral dan penuh makna dalam momen spesial mereka.
3. Kaesang dan Erina Gudono
Pada pernikahan Kaesang dan Erina Gudono, paes ageng juga menjadi bagian penting dari upacara adat mereka. Erina tampak mempesona dan berwibawa, menunjukkan harmoni antara tradisi dan kemewahan modern dalam balutan busana berwarna putih. Penggunaan paes ageng dalam pernikahan mereka menunjukkan penghargaan mendalam terhadap warisan budaya serta keinginan untuk melestarikannya dalam momen bahagia.
Paes Ageng Jogja adalah simbol keindahan, keagungan, dan keanggunan tradisi Jawa. Bagi kalian para calon pengantin muda yang ingin tampil istimewa di hari pernikahan, Paes Ageng adalah pilihan yang sempurna. Dengan memadukan elemen tradisional dan modern, kalian bisa menciptakan momen pernikahan yang tidak hanya indah tetapi juga sarat makna. Jadi, apakah kalian siap untuk tampil seperti putri keraton di hari istimewa kalian?
Semoga artikel ini bisa menjadi inspirasi bagi kalian dalam merencanakan pernikahan. Untuk ide-ide lebih lanjut, cek juga artikel tentang konsep dekorasi pernikahan tradisional dan tips memilih busana menu catering di pernikahan tradisional. Selamat menempuh hidup baru dan semoga pernikahan kalian penuh kebahagiaan dan keberkahan!