Susunan acara ngunduh mantu sebetulnya jauh lebih simpel
bila dibandingkan dengan acara pernikahan. Namun meski begitu, acara yang kerap
dianggap sakral ini, tidak boleh dilewatkan, terutama oleh mereka yang bersuku
Jawa.
Ngunduh mantu sendiri merupakan istilah yang berasal dari
bahasa Jawa. Di mana ngunduh berarti panen dan mantu artinya menantu. Prosesi
ini akan dilakukan oleh keluarga pengantin pria yang bermaksud menyambut
pengantin wanita sebagai bagian dari keluarga.
Kebiasaan ini sebetulnya bukan hal yang wajib, layaknya
pernikahan biasa jadi bisa dilakukan atau tidak. Dan sekali lagi, ini memang
erat kaitannya dengan tradisi pada masing-masing keluarga.
Ngunduh mantu biasanya diselenggarakan pada hari kelima
setelah hari pernikahan dilangsungkan. Karenanya tradisi ini juga dikenal
dengan sebutan sepasaran atau sepekenan, dalam bahasa Jawa. Jika diartikan
dalam bahasa Indonesia, berarti lima hari.
Tak jarang acara ini pun digelar dengan sama meriah dan sama mewahnya seperti ketika hari pernikahan dan akad. Makanan, undangan, dekorasi tetap diperhatikan detailnya. Jika kamu juga ingin acara tersebut dilangsungkan, ada baiknya dipikir jauh-jauh hari atau bersamaan dengan rencana pernikahan. Beruntungnya, kamu juga bisa menggunakan jasa wedding organizer yang sama untuk menghemat waktu dan tenaga.
Pada intinya, ngunduh mantu itu semacam perayaan atau
syukuran bahwa keluarga tersebut berhasil mendapatkan menantu. Pada adat Jawa,
ngunduh mantu disertai dengan berbagai prosesi yang cukup panjang. Prosesi tersebut di antaranya yaitu sebagai berikut:
- Pangombyong
- Imbal Wicara
- Sindur Binanyang
- Sambutan dari keluarga
- Acara paripurna
Kemudian apakah makna dari beberapa istilah di atas? Yuk, simak susunan acara ngunduh mantu adat Jawa berikut ini, agar kamu memahaminya.
Beberapa Istilah dalam Susunan Acara Ngunduh Mantu
1. Pangombyong
Prosesi pernikahan adat Jawa dalam ngunduh mantu yang pertama adalah pangombyong. Kedua pengantin, orang tua dan keluarga yang akan mengantar
bersiap untuk melakukan prosesi ngunduh mantu. Di sini biasanya semua sudah
merias wajah dan menggunakan baju pengantin.
Pangombyong atau pengiring merupakan awal dari dimulai acara
ngunduh mantu. Kedua pengantin akan pergi meninggalkan rumah orang tua
pengantin wanita, yang diantar oleh serombongan pengiring, seperti keluarga
besar, kerabat, hingga tetangga. Setiba di venue atau biasanya rumah orang tua
pengantin pria, rombongan akan disambut dengan Gendhing Boyong Pengantin.
2. Imbal Wicara
Begitu rombongan pangombyong tiba di rumah atau venue nikah untuk ngunduh mantu, acara akan masuk ke sesi selanjutnya yaitu Imbal Wicara. Proses ngunduh mantu kedua dalam ucapara pernikahan adat Jawa ini adalah berupa dialog dari keluarga pengantin wanita kepada keluarga pengantin
pria, dengan maksud menyerahkannya.
Disini, kedua pengantin akan diberi dua cangkir air minum
yang akan diberikan dengan cara diminumkan oleh kedua orang tua pria. Ujukan
tirto wening, demikian istilah yang digunakan untuk prosesi yang satu ini.
Tujuannya sendiri ditujukan sebagai lambang kasih sayang
orang tua. Dan air sendiri sebagai simbol dari harapan orang tua agar kedua
pengantin kelak selalu diberikan kejernihan dalam berpikir dan memutuskan
sesuatu, seperti beningnya air yang mereka minum.
3. Sindur Binayang
Masuk ke langkah berikutnya, yaitu sindur binayang. Ini
adalah proses di mana ayah dari pengantin pria akan menyampirkan kain sindur di
pundak kedua pengantin, sambil memegang bagian ujung kain, sang ayah kemudian
akan menuntun keduanya hingga duduk di pelaminan.
Ayah pengantin pria akan berjalan di bagian depan barisan,
diikuti oleh kedua pengantin, Kemudian ibu pengantin pria mengikuti di
belakangnya sambil memegang pundak kedua pengantin. Pada adat Jawa, prosesi ini
biasanya akan diikuti oleh alunan gending ketawang boyong basuki atau pelog
barang.
Begitu tiba di pelaminan, kedua pengantin dan orang tua akan
berdiri sejajar sambil menyaksikan tari gombyong. Kemudian sebelum duduk di
kursi pelaminan, pengantin akan melakukan proses sungkeman. Untuk prosesi yang
satu ini akan memakan waktu paling lama sekitar 30 hingga 40 menitan. Ini merupakan prosesi yang paling panjang dibanding dengan acara lainnya.
4. Sambutan
Acara selanjutnya setelah kedua pengantin berada di
pelaminan adalah sambutan serta ucapan terimakasih dari perwakilan keluarga
pengantin pria. Setelah sambutan diberikan, acara pun ditutup dengan acara
makan bersama.
Kurang lebih itulah susunan acara ngunduh mantu adat Jawa yang hanya akan memakan waktu singkat, bahkan tidak lebih dari 1 hingga 1,5 jam saja. Acara juga bisa dilengkapi dengan pembacaan doa, tausyiah, juga sesi foto. Suku lainnya yang juga kerap melakukan prosesi ngunduh mantu adalah pernikahan adat Sunda.
Istilah yang digunakan pun berbeda, yaitu mulung mantu namun
artiannya sendiri sama dengan mengambil mantu. Begitu juga dengan susunan
acaranya kurang lebih sama, hanya saja menggunakan bahasa atau istilah yang
berbeda.
Nah, itu dia susunan acara ngunduh mantu yang biasa dilakukan untuk menghormati adat dan tradisi suku Jawa. Masih ada beberapa tradisi yang juga kerap disisipkan di acara tersebut, salah satunya adalah gepyokan, yaitu tradisi memukulkan beberapa macam dedaunan yang diikat menjadi satu.