Pilih Kategori Artikel

Tren Kriteria Pasangan ala Standar Media Sosial, Apakah Realistis? Cek Dulu, yuk!
Diskon dan Penawaran Eksklusif Menantimu!
Kunjungi WeddingMarket Fair 25 -27 July 2025
di Balai Kartini (Exhibition & Covention Center)

Semakin maraknya media sosial, kini semakin banyak pula tren yang muncul. Jika dahulu ada hashtag couple goal, kini ada standar lain dalam hubungan yang membuat ekspektasi seseorang terhadap pasangannya menjadi semakin tinggi. Mulai dari diberikan bunga setiap minggu, diperlakukan seperti ratu saat di rumah, hingga dikabari setiap waktu, standar ini ternyata tidak bisa diterapkan untuk semua pasangan.

Nah, sebelum terjebak dalam standar pasangan tidak realistis yang mungkin kamu lihat melalui Reels Instagram atau video-video di TikTok, berikut ini adalah cara untuk mengetahui apakah yang kamu lihat memang mungkin dilakukan oleh pasangan atau justru merupakan standar yang ketinggian lengkap dengan skenarionya. Simak sampai habis, yuk!

Tips supaya tidak terjebak standar media sosial

wm_article_img
Foto: pexels/cottonbro studio

Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa kamu lakukan supaya tidak memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi karena terjebak pada standar media sosial.

1. Tanyakan apakah kira-kira standar yang kamu lihat bisa konsisten dilakukan

Pasangan ideal ala media sosial biasanya menampilkan momen-momen spesial seperti liburan, dinner romantis, memberikan hadiah mahal, atau menuliskan caption manis. Padahal, pada kenyataannya pernikahan atau hubungan jangka panjang jauh lebih banyak diisi oleh rutinitas, kompromi, dan kerja sama sehari-hari yang tidak selalu “Instagrammable.”

Pasangan realistis bukan hanya yang memberi bunga saat anniversary, tapi yang tetap sabar saat kamu sedang tidak stabil dan yang hadir tanpa perlu ada kamera untuk merekam momen itu. Jadi, tanyakan pada diri sendiri, apakah standar pasangan yang sedang kamu lihat ini juga mungkin dilakukan setiap hari.

2. Nilai pasangan dari tanggung jawabnya, bukan hanya gestur romantis

Kamu mungkin juga akan melihat berbagai klip romantis yang menunjukkan suami ideal melakukan beberapa hal sederhana, seperti membukakan pintu mobil, memastikan kepalamu tidak terbentur meja atau pintu, atau menyuapi makan dengan penuh kasih. Terlihat manis, kan?

Namun, dalam kehidupan nyata, pasangan yang benar-benar berkualitas adalah mereka yang mampu menjadi rekan hidup dalam menghadapi tekanan finansial, persoalan keluarga, atau perubahan besar dalam hidup. Apakah dia mampu mengatur keuangan? Apakah dia bisa dipercaya untuk mengambil keputusan bersama? Gestur romantis mungkin penting, tapi tanggung jawab dan komitmen jauh lebih krusial.

3. Perhatikan apakah gambaran pasangan terlalu sempurna dan serba visual

Standar "suami TikTok" juga digambarkan sebagai sosok pria yang tampil dengan kulit mulus, senyum manis, dandanan rapi, tubuh ideal, dan gaya hidup mewah. Namun, tak jarang, gambaran ini adalah hasil dari pencitraan visual, editing video, atau momen yang dipilih secara sengaja untuk dipamerkan.

Pada kenyataannya, pasangan yang realistis mungkin tidak selalu tampil sempurna secara fisik atau gaya, tetapi ia hadir untuk memberikan dukungan emosional yang stabil, komitmen jangka panjang, dan komunikasi yang sehat. Hubungan sejati tidak diukur dari penampilan atau kejutan manis semata, tetapi dari bagaimana dua orang menyelesaikan masalah yang datang.

4. Apakah ekspektasi kita berasal dari kebutuhan pribadi atau tekanan sosial

Banyak orang yang mengidolakan pasangan ideal ala TikTok bukan karena benar-benar menginginkan relasi yang serupa, tapi karena merasa harus punya pasangan yang bisa dipamerkan. Tekanan semacam ini bisa muncul dari tren yang sedang populer, komentar teman sekitar, atau rasa takut ketinggalan momen dibanding orang lain.

Padahal, hubungan yang sehat bukan tentang membuktikan sesuatu ke publik, melainkan tentang saling merasa cukup dan nyaman. Mengejar pasangan hanya karena ia sesuai tren akan membuatmu mudah kecewa saat ia tak memenuhi ekspektasi publik padahal mungkin dia sudah cukup baik dalam kehidupan sehari-hari.

5. Lihat juga prosesnya, bukan hanya hasil akhirnya

Di media sosial, kita hanya melihat hasil akhir yang menunjukkan pasangan harmonis, foto prewedding yang mewah, atau suami yang terlihat sempurna. Namun, sering kali kita tidak mengetahui proses panjang dan perjuangan yang dilalui di balik pencapaian tersebut. Mungkin ada masa-masa pertengkaran, jatuh bangun finansial, atau tantangan pribadi yang sebenarnya mereka hadapi.

Jika kamu mencari pasangan yang realistis, kamu juga harus siap membangun prosesnya bersama, bukan hanya berharap menemukan seseorang yang “jadi” tanpa usaha. Hubungan yang dewasa tumbuh dari kerja sama dua orang yang saling belajar, bukan dari mencari satu orang yang sudah 100% sesuai kriteria.

Contoh kriteria pasangan standar TikTok

wm_article_img
Foto: Pexels/Hồng Xuân Viên

Jika ingin mendapatkan gambaran apakah standar yang kamu lihat di media sosial realistis atau tidak, berikut ini adalah beberapa contohnya.

1. Suami selalu memberikan bunga setiap minggu

Hal ini tidak sepenuhnya realistis. Memberikan bunga memang romantis dan menyenangkan, tetapi mengharapkan suami memberikan bunga setiap minggu tanpa pernah absen bisa menjadi ekspektasi yang berat baik secara emosional dan finansial, apalagi jika sedang ada prioritas keuangan lain.

Yang lebih realistis adalah ketika suami tahu kapan momen penting seperti ulang tahun, ulang tahun pernikahan, atau saat kamu sedang sedih dan dia hadir dengan perhatian, entah itu bunga, pelukan, atau sekadar mendengarkan. Romantis bukan berarti harus rutin dan mahal, tapi tepat waktu dan tulus.

2. Suami selalu membawakan belanjaan ketika pulang kerja

Standar yang satu ini bisa jadi realistis, tapi tetap tergantung konteks. Jika tempat kerja suami dekat dengan supermarket atau memang ada pembagian tugas dalam rumah tangga, maka membawakan belanjaan bisa menjadi bagian dari rutinitas yang wajar. Namun, jika setiap hari suami harus kerja lembur, naik motor jarak jauh, dan masih dituntut membawakan belanjaan berat, permintaan ini jadi tidak realistis. Yang lebih masuk akal adalah komunikasi dan pembagian tugas, misalnya hari ini suami belanja, besok kamu, atau kalian juga bisa menggunakan layanan pesan antar saat sedang sama-sama sibuk.

3. Suami yang selalu mengantar jemput istri kemanapun

Jika dipaksakan setiap hari, hal ini tidak realistis. Di media sosial, pasangan terlihat romantis ketika sang suami selalu mengantar jemput istri, bahkan hanya untuk belanja atau pergi arisan. Namun, kenyataannya suami juga punya aktivitas dan keterbatasan waktu.

Akan lebih realistis jika antar jemput dilakukan saat memungkinkan atau saat momen penting seperti saat istri sakit, sedang hamil, atau merasa tidak aman bepergian sendiri. Pasangan yang sehat adalah pasangan yang saling pengertian, bukan terus-terusan memaksa melakukan hal yang diinginkan setiap saat.

4. Suami yang selalu memberikan hadiah manis dan kejutan

Di TikTok, banyak video yang berisi para suami sedang memberi surprise seperti boneka, perhiasan, atau tiket konser. Hal ini memang indah, tetapi jika dijadikan patokan utama untuk menilai cinta, akan timbul ekspektasi yang tidak masuk akal. Suami yang realistis mungkin tidak selalu memberi hadiah fisik, tapi ia hadir saat dibutuhkan, membantu pekerjaan rumah, dan menghargai keberadaan istri setiap hari. Cinta yang dewasa lebih terlihat dalam aksi kecil yang konsisten daripada kejutan-kejutan yang mewah.

5. Suami yang senantiasa tampil rapi dan harum setiap saat walau di rumah

Menuntut suami untuk selalu tampil rapi, wangi, bahkan fashionable merupakan sebuah hal yang tidak realistis. Konten media sosial sering memperlihatkan pasangan pria yang selalu berpakaian modis bahkan saat di rumah. Belum lagi mereka digambarkan memiliki tinggi hingga 180 cm dengan fitur-fitur tertentu. Namun, dalam kehidupan nyata, kenyamanan sering lebih penting.

Suami yang realistis mungkin akan memakai kaos oblong dan celana pendek saat di rumah. Namun, hal tersebut bukan berarti ia tidak menghargai pasangannya. Penampilan bisa diatur saat momen tertentu, tapi kenyamanan sehari-hari lebih penting daripada tampil stylish terus-menerus.

6. Suami yang mengikuti semua hobi istri

Media sosial suka menampilkan pasangan yang seolah memiliki semua hobi dan minat yang sama, traveling bareng, nonton drama yang sama, bahkan menggunakan skincare bersama. Padahal, sebenarnya wajar jika suami dan istri memiliki minat yang berbeda. Yang lebih realistis dan sehat adalah saat pasangan saling menghargai minat masing-masing. Suami mungkin tidak suka K-drama, tapi dia menghargai kamu nonton itu. Sebaliknya, kamu mungkin tidak suka bola, tapi kamu mengizinkan dia menonton pertandingan tanpa protes.

7. Suami ikut bersih-bersih dan mengasuh anak

Nah, standar yang satu ini adalah standar yang realistis dan bisa diusahakan. Sikap ini adalah contoh ekspektasi yang sangat realistis dan ideal untuk kehidupan rumah tangga masa kini. Suami yang terlibat dalam pekerjaan rumah dan pengasuhan anak bukan hanya membantu, tapi memang bagian dari melakukan tanggung jawab bersama.

Namun, setiap pasangan punya ritme dan kesepakatannya sendiri. Ada suami yang lebih senang berkegiatan di dapur, sementara yang lain lebih menikmati tugas-tugas teknis seperti memperbaiki kerusakan di rumah. Intinya adalah adanya kerja sama, bukan siapa yang lebih sering terlihat di video.

Melihat hubungan orang lain di media sosial bisa menjadi sebuah cara untuk mengevaluasi hubungan. Namun, harus tetap diingat bahwa yang mereka tunjukan bisa jadi hanya sebagian kecil dari kehidupan rumah tangga mereka. Jadi, jika memang standar yang diperlihatkan dirasa tidak realistis, kamu tidak perlu mengikutinya. 

Daripada terjebak ekspektasi media sosial, lebih baik fokus merancang hubungan dan pernikahan impianmu sendiri. Temukan inspirasi pernikahan, tips hubungan, dan vendor terbaik hanya di WeddingMarket. Yuk, mulai perjalanan cintamu dengan lebih realistis dan bahagia!


Cover | Foto: pexels/mikoto.raw Photographer

Diskon dan Penawaran Eksklusif Menantimu!
Kunjungi WeddingMarket Fair 25 -27 July 2025
di Balai Kartini (Exhibition & Covention Center)

Article Terkait

Loading...

Article Terbaru

Loading...

Media Sosial

Temukan inspirasi dan vendor pernikahan terbaik di Sosial Media Kami

Loading...