
Jika kamu menemukan undangan pernikahan Bali, mungkin kamu akan menemukan hal yang tidak biasa. Di mana undangan tidak saja menggunakan bahasa daerah khas Bali, namun juga desainnya yang unik. Menyuguhkan hal terbaik pada momen pernikahan pastinya akan dilakukan oleh pengantin manapun. Termasuk memperhatikan detail pada sebuah kartu undangan, yang akan disebar pada semua tamu undangan.
Mungkin sama halnya dengan beberapa suku di negara ini.
Undangan pernikahan yang dibuat tidak menggunakan bahasa Indonesia, namun lebih
banyak menggunakan bahasa yang sehari-hari digunakan. Selain lebih dipahami,
mungkin juga memberikan kesan yang lebih intim.
Merencanakan dengan baik, mulai dari desain, tulisan, hingga font yang digunakan pada kartu memang sebaiknya dipikirkan betul. Jadi, siapa pun yang menerimanya, juga merasa dihormati dan senang mendapatkannya. Untuk kamu yang akan membuat atau menyusun undangan pernikahan Bali, berikut ini beberapa contoh kata yang biasa digunakan.
Contoh Kata dalam Undangan Pernikahan Bali
Foto: exitobali.com
Pawiwahan merupakan bahasa Bali yang berarti pernikahan.
Pada bagian dalam kartu undangan pernikahan Bali, terutama yang beragama Hindu,
akan memulainya dengan menyertakan kalimat “Om Swastyastu” yang merupakan
ucapan salam.
Berikutnya kalimat pembuka yang akan digunakan, kurang lebih
seperti ini: “Sangkaning Asung Kerta Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa”,
yang berarti Tuhan yang Maha Esa atas Segala Karunia Nikmatnya. Dilanjutkan
dengan kalimat, Titiang kedeh jaga nangun Yadnya, ngewentenang Upacara Manusa Yadnya
(Pawiwahan).
Dari kalimat di atas, bermaksud mengundang tamu, untuk
datang ke acara pernikahan. Berikutnya kalimat yang akan menyertainya adalah
perihal tanggal yang bisa dituliskan penanggalan tahun Saka, maupun Masehi.
Contoh kata yang biasa digunakan untuk menyebutkan waktunya,
seperti rahina atau hari, pinanggal atau tanggal, dauh atau waktu, juga genah
atau lokasi pernikahan di selenggarakan. Sebelumnya bisa disertakan kalimat
seperti ini: “Melarapan punika, banget pangaptin titian ring sapangrawuh Ida
Dane para uleman sami ring.”
Sementara untuk kalimat penutup yang biasanya terdapat pada
undangan pernikahan Bali adalah seperti ini, Antuk sapengrawuh Ida Dane sareng
sami, nenten lali titiang ngaturang suksmaning manah, dumogi sida labda karya
kasih sidaning don, yang berarti kurang lebih ucapan terimakasih atas kehadiran
tamu undangan.
Jika enggan menggunakan bahasa Bali secara keseluruhan, kamu
bisa memadukannya dengan penggunaan bahasa Indonesia. Contohnya seperti ini:
“Atas Hyang Kersa Wira Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa, kemudian dilanjutkan
dengan kalimat ini, Tuhan Yang Maha Esa,
kami akan menyelenggarakan Upacara Manusa Yadnya Pawiwahan/Pernikahan,
putra/putri kami, baru kemudian masuk ke keterangan acara."
Setelah itu dilanjutkan dengan menyertakan keterangan hari,
waktu, dan lokasi atau venue yang digunakan. Sementara untuk bagian penutup pada undangan pernikahan bisa disertakan kalimat Om Shanti, Shanti, Shanti, Om,
yang kurang lebih berarti semoga damai
selalu. Pada bagian bawah kartu bisa dilengkapi dengan keluarga yang turut
mengundang.
Kurang lebih undangan pernikahan Bali memang sama, hanya
saja penggunaan bahasa yang mungkin berbeda. Selanjutnya yang perlu kamu
perhatikan adalah pemilihan desain, warna, hingga bahan yang akan digunakan
untuk undangan.
Sebab bagaimanapun juga, semakin sulit desain maka akan semakin rumit pula pembuatan dan proses penyelesaiannya. Sementara karena saat ini ini masih masa pandemi, sepertinya kamu juga bisa membuat undangan dalam versi digital atau virtual. Meski begitu, desain undangan pernikahan Bali sebaiknya tetap diperhatikan dengan baik termasuk beberapa hal seperti di bawah ini.
Hal yang Harus Diperhatikan dalam Undangan Pernikahan
1. Jenis Font
Banyak sekali jenis font yang bisa digunakan untuk
menuliskan sebuah surat undangan. Mulai dari bentuk font yang bulat, runcing,
kaku, hingga yang sulit dibaca. Untuk pemilihan font pada sebuah kartu
undangan, baiknya memang dipilih font yang mudah dibaca dan terkesan ramah. Di
antaranya seperti: affair, aphrodite pro, breathe, parfumerio script pro atau
wishes script untuk huruf sambung.
Sementara pilihan font standar lainnya, bisa kamu jatuhkan
pilihan pada berkshire swash, breathe typeface, chewy, atau macondo, dan yang
lainnya. Sementara font yang kurang lebih paling banyak digunakan adalah
calibri, times new roman, atau arial. Kamu bisa meminta contoh undangan pernikahan dari jasa cetak yang dipilih.
2. Pemilihan Warna
Masih berhubungan erat dengan font, kali ini, kamu harus
perhatikan juga warna dari font yang akan digunakan. Ini merupakan tips cetak undangan pernikahan, di mana jangan sampai warna dari
font membuat tulisan yang tercetak sulit untuk dibaca hingga orang yang
menerimanya pun malas membaca detailnya.
Perpaduan yang paling tepat untuk font, bisa berdasarkan
palet warna seperti ini: Rustic Steel, di sini kamu bisa memadukan font
berwarna putih, pada kertas undangan berwarna, biru, coklat atau pastel.
Sementara bila menggunakan kertas undangan yang lebih berwarna, kamu bisa
menggunakan warna hitam.
Pemilihan warna ini sebaiknya memang kontras. Salah satu desain undangan pernikahan paling
mudah ditiru adalah warna font emas yang cocok digunakan pada kertas berwarna gelap, seperti marun, navy atau hitam.
Nah, itu dia contoh undangan pernikahan Bali yang bisa kamu
tiru. Selebihnya kamu juga bisa menanyakan pada para tetua atau sepuh, yang
lebih memahami lagi arti dari kata-kata tersebut.