Your Smart Wedding Platform

Jangan Hanya Bucin! Yuk, Kenali 25 Istilah Cinta Zaman Now

02 Jul 2025 | By Afifah Lania Wedding Market | 27

Di era digital seperti sekarang, dunia percintaan mengalami banyak perubahan. Bukan hanya tentang bagaimana orang bertemu dan jatuh cinta – lewat aplikasi dating, berpapasan saat sedang membeli ice cream di warung depan rumah, atau melalui direct message Instagram misalnya – tetapi juga soal bagaimana bisa saling memahami, menjalani, bahkan mengakhiri hubungan.

Bersamaan dengan itu, muncul berbagai istilah baru yang menggambarkan dinamika dan fenomena dalam hubungan cinta masa kini. Kalau dulu kita hanya mengenal ”jatuh cinta”, ”cemburu”, atau ”patah hati”, sekarang obrolan tentang asmara sudah dihiasi dengan banyak kata baru seperti red flag salah satunya.

Kalau kamu tidak mengerti artinya, bisa-bisa malah jadi clueless di tengah pergaulan. Lebih penting lagi, memahami istilah-istilah ini juga akan membuat kamu lebih peka terhadap tanda-tanda hubungan sehat maupun toxic. 

Kamu sedang PDKT, bucin, healing, atau bahkan single? Yuk, kita bahas bersama 25 istilah cinta zaman now yang wajib kamu tahu! Mulai dari lucu-lucuan, bikin senyum-senyum sendiri, sampai yang menjadi warning sign untuk kamu agar tidak terjebak dalam hubungan toxic!

1. Green flag

Fotografi: FCG Weddings

Green flag itu bisa dibilang seperti tanda-tanda positif dalam hubungan. Berbanding terbalik dengan red flag. Green flag menjadi ciri-ciri dia ini ’oke banget’ untuk diajak menjalin hubungan cinta yang sehat.

Misalnya, pasangan atau calon pacar kamu selalu menghargai batasan pribadimu, mau mendengarkan dengan penuh perhatian, tidak suka memutarbalikkan fakta, dan terbuka dalam komunikasi – itu semua termasuk green flag

Bisa juga berupa hal-hal sederhana, seperti dia menghormati waktumu, tidak cemburu berlebihan, dan mendukung kamu untuk selalu berkembang. Penting banget mengetahui apakah pasanganmu termasuk dalam kategori green flag.

Karena di tengah maraknya cerita tentang toxic relationship, sering kali kita terlalu fokus pada sifat-sifat jelek, sampai lupa menghargai kualitas positif yang justru akan membuat hubungan lebih sehat. 

Jadi, next time kalau kamu bertemu dengan seseorang yang sabar, komunikatif, dan tidak membiarkan kamu insecure – catat baik-baik: That’s the real green flag!

2. Red flag

Istilah red flag sebenarnya diambil dari dunia balap atau militer, yang artinya tanda bahaya. Dalam konteks hubungan, red flag adalah sinyal atau tanda-tanda peringatan bahwa seseorang mungkin sudah tidak sehat (jika kamu terus memaksa berhubungan dengannya) – berpotensi membuat kamu tersakiti, baik secara emosional maupun mental.

Dia mungkin suka mengontrol siapa saja teman kamu, marah besar karena kamu tidak membalas pesannya dalam lima menit, membuatmu merasa bersalah, suka menyepelekan perasaanmu, dan yang paling parah – selingkuh.

Semua orang memang punya kekurangan, tetapi red flag adalah tanda yang sebaiknya tidak kamu abaikan. Mengenali sejak awal bisa membantu kamu memilih pasangan, dan lebih menjaga kesehatan mental.

3. Yellow Flag

Yellow flag dalam hubungan itu ibarat lampu kuning di perempatan jalan. Bukan berarti kamu harus langsung berhenti atau kabur, tetapi kamu perlu hati-hati dan mulai waspada. Kalau red flag jelas sebagai tanda bahaya yang tidak bisa diabaikan, yellow flag ini lebih halus.

Semacam sinyal peringatan bahwa ada hal yang perlu diperhatikan atau dipertimbangkan sebelum melangkah lebih jauh. Kalau pasangan kamu cenderung kurang terbuka tentang masa lalu, sulit berkomitmen, dan belum pernah memiliki hubungan serius sebelumnya, bisa jadi itu sinyal awal untuk kamu. 

Namun, tidak semua yellow flag artinya hubungan kamu akan gagal. Justru, jika dikelola dengan komunikasi yang sehat, tidak menutup kemungkinan hubungan menjadi lebih kuat karena kamu dan pasangan sama-sama belajar mengenali kebutuhan dan batasan masing-masing. Yang penting, jangan pura-pura kamu tidak melihatnya, ya!

4. Love Bombing

Foto: Pexels/Markus Winkler

Di awal hubungan, pasti seru rasanya jika kamu memiliki pasangan baru yang sangat perhatian. Setiap hari akan setia memberi kabar, hadiah, dan pujian tanpa henti, selalu bilang kalau kamu adalah satu-satunya. Bahkan, baru kenal sebentar saja, dia sudah mengajak kamu menikah.

Namun, itu lah yang harus kamu waspadai. Jangan langsung terlena, karena bisa jadi kamu sedang mengalami love bombing – perilaku ketika seseorang mengebom pasangannya dengan cinta dan perhatian berlebihan, biasanya di fase awal hubungan. Tujuannya bukan murni karena sayang, tetapi menciptakan ketergantungan emosional. 

Sampai akhirnya nanti kamu akan terjebak dengan seseorang dengan sifat manipulatif, posesif, atau bahkan toxic. Kamu harus bisa membedakan mana itu love bombing dan ketulusan. 

Jika hubungan kamu terasa intens terlalu cepat, pasangan tidak menghormati batasan pribadi, dan suka membuat kamu seakan berhutang karena semua kebaikannya – segera menjauh dan jaga jarak, sebelum kamu sampai di fase ’bergantung’ padanya.

5. Gaslighting

Gaslighting adalah salah satu bentuk manipulasi psikologis yang akan menjadikan seseorang ragu pada dirinya sendiri – mulai dari ingatan, persepsi, sampai kewarasan. Seperti saat kamu merasa pasanganmu marah atau berubah sikap, lalu tentu kamu akan menanyakan padanya dengan cara baik-baik.

Namun, dia malah bilang, ”Kamu cuma lebay,” atau ”Nggak, kok, itu di pikiran kamu aja.” Lama-lama kamu menjadi bingung. Karena, dia sengaja membuatmu mempertanyakan kembali perasaan yang sebenarnya valid tersebut, agar mereka bisa mengontrol situasi.

Jika dibiarkan, efeknya bisa membuat kepercayaan diri kamu runtuh dan tergantung secara emosional – sama seperti love bombing.

6. Breadcrumbing

Secara sederhana, breadcrumbing menggambarkan perilaku seseorang yang memberi harapan palsu atau ’umpan’ kecil secara berkala, seperti pesan singkat, like di media sosial, atau komentar manis – tanpa niat untuk membangun hubungan yang nyata. 

Sama seperti menaburkan remah-remah roti, cukup untuk membuat kamu terus berjalan mengikuti jejaknya, tetapi tidak pernah benar-benar sampai ke tujuan. Pelaku breadcrumbing muncul saat kamu sudah mulai ’move on’ dan membuat perasaan kembali berbunga-bunga.

Kamu sedang merasakannya sekarang? Sebaiknya kamu pikirkan ulang, apakah benar dia orangnya?

7. Ghosting

Foto: Pexels/Alex Green

Crush kamu suka menghilang tanpa jejak dan tanpa satu pun penjelasan? Mendadak, si dia tidak lagi membalas pesanmu, tidak menjawab saat kamu hubungi, dan seolah menghilang bak hantu? Yup, kamu sedang di ghosting olehnya!

Fenomena ini semakin sering terjadi di era digital, apalagi dengan adanya aplikasi dating dan komunikasi serba online. Ghosting bahkan bisa lebih menyakitkan daripada ditinggalkan oleh seseorang dengan status pasti.

Wajar kalau kamu merasa bingung, terluka, atau mulai meragukan diri sendiri. Padahal kenyataannya, si pelaku ghosting mungkin justru sedang menghindar dari konfrontasi atau belum cukup dewasa untuk menyudahi hubungan dengan cara yang bijak. Ingat, itu bukan salah kamu! Jangan biarkan pengalaman ini merusak rasa percaya dirimu!

8. Orbiting

Istilah paling tepat untuk menggambarkan seseorang yang sudah tidak mau berkomunikasi langsung, tetapi masih ”hadir” di sekeliling kamu, terutama di dunia maya. Dia sudah berhenti membalas pesanmu atau meminta untuk bertemu, tetapi masih sering menyukai postingan atau storymu di media sosial.

Seolah-olah dia masih mau tetap ada di radar kamu, tanpa benar-benar hadir. Jahat banget, kan? Namun, orang seperti ini jelas ada, terkadang ia hanya ingin tetap kamu ingat tanpa perlu membuat komitmen denganmu.

9. Trauma Bonding

Kondisi di mana seseorang justru merasa semakin terikat secara emosional dengan pasangan yang berperilaku buruk terhadapnya atau bahkan abusive. Kenapa bisa seperti itu? Karena hubungan biasanya penuh siklus naik-turun. 

Ada momen manis, lalu diikuti perlakuan buruk – entah berupa kata-kata kasar, manipulasi, atau kekerasan emosional. Nah, setiap kali pasangan toxic ini ’baik lagi’, si korban semakin berharap dan merasa terikat.

Akhirnya, walau hubungan membuat kamu lelah mental, pergi darinya tetap akan sulit karena perasaan yang campur aduk – sayang, takut, berharap.

10. Codependency

Foto: Pexels/Anastasiia Chaikovska

Codependency adalah kondisi ketergantungan emosional di mana seseorang merasa hidupnya tidak utuh atau kurang berarti tanpa kehadiran pasangannya. Mereka cenderung mengabaikan kebutuhan sendiri demi membahagiakan orang lain, bahkan sampai rela berkorban secara berlebihan. 

Dalam hubungan yang sehat, memberi dan menerima itu seimbang. Namun, berbeda dengan codependency, biasanya satu pihak terus menerus memberi, sementara sisi lainnya hanya menerima. 

Kamu sering sulit mengadakan tidak, merasa bersalah jika memprioritaskan diri sendiri, atau selalu butuh validasi dari pasangan? Kalau tidak hati-hati, hubungan bisa berubah menjadi tidak sehat dan bikin lelah secara emosional.

11. Attachment Style

Ini adalah cara seseorang membangun kedekatan emosional dengan pasangan – terbentuk sejak masa kecil dan terbawa sampai dewasa. Gaya ini memengaruhi bagaimana kamu merespons konflik, memberi dan menerima kasih sayang, serta merasa aman atau tidak dalam hubungan.

Secara umum, ada beberapa tipe attachment style, yaitu:

  • Secure: Aman, nyaman berkomunikasi dan dekat dengan pasangan.
  • Anxious: Cemas, takut ditinggalkan.
  • Avoidant: Menjaga jarak, karena takut terlalu dekat.
  • Fearful-avoidant: Campuran antara takut dekat dan ditinggalkan.

Mengetahui bagaimana attachment style kamu agar bisa lebih paham pola hubungan, menghindari konflik yang tidak perlu, dan membangun relasi lebih sehat.

12. Situationship

Istilah kekinian untuk menggambarkan hubungan tanpa kejelasan status. Dua orang saling dekat, sering chat, jalan bareng, bahkan mungkin saling memberikan perhatian, tetapi tidak pernah ada pembicaraan resmi tentang status.

Bukan pacar, tetapi juga lebih dari sekadar teman. Jadinya? Kamu dan dia ada di tengah-tengah alias situationship. Di era sekarang, ini bisa sering terjadi dengan dalih ”jalanin aja dulu”.

13. Hoovering

Foto: Pexels/cottonbro studio

Hoovering diambil dari nama merek vacuum cleaner, Hoover – karena perilaku ini mirip seperti menyedot’ kamu balik ke dalam hubungan yang sudah selesai atau toxic. Ini sering dilakukan oleh mantan pasangan yang dulu sempat ghosting, manipulatif, atau sering membuat kamu tidak nyaman.

Ketika kamu mulai move on dan hidupmu semakin tenang, tiba-tiba dia muncul lagi, mengirimkan chat basa-basi, minta maaf, bilang kangen, atau mengajakmu nostalgia dengan masa-masa indah kalian dulu. 

Ia melakukannya bukan selalu karena sungguh-sungguh berubah atau ingin memperbaiki hubungan, melainkan untuk ’menyedot’ perhatianmu kembali. Mungkin dia sedang haus perhatian? Dan, hanya kamu yang bisa tulus memberikannya.

14. Benching

Di dunia olahraga benching berarti dicadangkan. Dalam konteks hubungan, benching terjadi ketika seseorang tidak benar-benar menjalin hubungan serius denganmu, tetapi juga enggan melepaskan.

Kamu seakan-akan disimpan di bangku cadangan – dia sesekali menghubungi, memberi perhatian secukupnya, agar kamu tetap terpantau dalam orbitnya. Mungkin dia sedang tidak yakin, atau masih mencari yang lebih cocok, tetapi tidak ingin membiarkanmu pergi.

15. Slow Fade

Slow fade adalah istilah yang menggambarkan situasi ketika seseorang perlahan-lahan menjauh dan menghilang dari hubungan tanpa memberikan penjelasan yang jelas. Berbeda dengan ghosting, slow fade prosesnya pelan dan pasti. Semakin lama menjawab pesan, respons menjadi lebih dingin, ajakan kamu untuk bertemu ditolak, hingga akhirnya komunikasi benar-benar berhenti.

Biasanya hanya karena ia merasa nggak enak untuk memutuskan hubungan denganmu secara langsung. Jadi ia lebih memilih menghilang dengan jalur halus. Tenang, kamu tidak perlu bingung hanya karena ketakutan orang lain! Pergi dan menjauh, jangan lihat ke belakang jika kamu dianggap sepele seperti itu.

16. Negging

Foto: Pexels/RDNE Stock project

Salah satu trik yang sering digunakan pada saat pendekatan atau sedang menjalani hubungan, terutama untuk membuat targetnya merasa kurang percaya diri. Ia akan memberikan pujian yang dibungkus sindiran atau komentar negatif samar. 

”Kamu cantik juga, ya. Padahal biasanya aku nggak suka dengan wanita yang terlalu kurus”, atau ”Wah, pinter kamu. Nggak nyangka, soalnya keliatannya cuek banget.” Kalimat-kalimat seperti itu sekilas seperti pujian, tetapi pada akhirnya akan membuatmu berpikir keras.

Dari situlah pelaku negging berharap kamu butuh validasi darinya. Hati-hati, ya! Lebih baik jaga jarak sebelum kamu terjebak dalam permainan manipulasi ini.

17. Boundaries

Memiliki batasan dalam hubungan itu penting. Boundaries atau batasan dalam hubungan adalah aturan pribadi yang kamu ciptakan agar tetap merasa nyaman, dihargai, dan aman saat berinteraksi dengan pasangan. 

Memiliki boundaries bukan berarti kamu egois, ini adalah tanda bahwa kamu paham apa yang kamu butuhkan agar hubungan tetap sehat. Dengan komunikasi yang jelas, pasangan kamu juga bisa mengetahui bagaimana bersikap dan menghargai ruang pribadi masing-masing.

Hubungan yang baik bukan tentang melebur jadi satu tanpa batas, tetapi bagaimana kamu dan pasangan bisa saling menghormati serta mendukung dengan tetap memiliki ruang dan identitas masing-masing.

18. Backburner

Hey, Niki, play Backbunner! Ya, benar, sama seperti backburner yang disebutkan di dalam lagu Niki Zefanya. Situasi di saat seseorang dengan sengaja ’menyimpan’ kamu di daftar cadangan alias on the back burner. 

Dia tetap menjaga komunikasi denganmu, memberikan perhatian walaupun sedikit, tetapi tidak pernah mengajak untuk memperjelas status di antara kalian. Tujuannya jelas agar jika suatu saat dia bosan, kesepian, atau tidak punya pilihan lain, kamu masih ada untuk diajak jalan atau ngobrol.

19. Match Made in Heaven

Fotografi: feelmnlove

Kalau kamu merasa begitu cocok dengan pasangan, sampai-sampai terasa seperti jodoh yang sudah digariskan semesta, kamu bisa menyebutnya sebagai match made in heaven! Match made in heaven istilah saat dua orang sudah merasa klik, memiliki chemistry yang kuat, saling melengkapi, dan hubungan mereka berjalan harmonis. Tidak hanya karena ada kesamaan di penampilan dan hobi saja, tetapi cara berkomunikasi, memahami satu sama lain, dan menghadapi berbagai situasi bersama.

20. Micro Cheating

Perilaku kecil yang tampaknya sepele, tetapi bisa menjadi salah satu tanda awal ketidaksetiaan dalam hubungan. Bukan selingkuh terang-terangan, tetapi melakukan tindakan-tindakan kecil yang melibatkan orang lain selain pasangan.

Diam-diam masih sering stalking mantan, flirting tipis-tipis lewat pesan langsung Instagram, suka meninggalkan komentar genit di postingan orang lain, dan menyimpan kontak lawan jenis dengan nama samaran. Pasti mencurigkan, kan?

21. Platonic Friendship

Istilah ini menggambarkan jenis persahabatan antara dua orang tanpa melibatkan perasaan romantis dan keterikatan seksual. Singkatnya, kamu dan dia bisa bersahabat dekat, saling curhat, selalu mendukung, suka bepergian bersama, tanpa ada embel-embel perasaan lain selain sebagai teman dekat. 

Menjaga platonic friendship tetap sehat perlu komunikasi jelas dan batasan yang disepakati. Jangan sampai ada salah satu dari kamu diam-diam menaruh rasa. Platonic friendship paling nyata digambarkan di film Harry Potter – Harry dan Hermione. Setuju?

22. Mirroring

Fotografi: Flawlesspic

Mirroring merupakan teknik komunikasi di mana seseorang secara sadar maupun tidak sadar meniru bahasa tubuh, intonasi, atau perilaku orang yang sedang diajak bicara. Di dalam hubungan atau ketertarikan, mirroring sering terjadi secara alami sebagai bentuk empati dan keinginan untuk membangun kedekatan emosional.

Namun, mirroring juga bisa digunakan untuk manipulasi hubungan. Jika dilakukan secara berlebihan atau tidak konsisten, bisa menjadi indikasi bahwa seseorang sedang mencoba menciptakan kedekatan palsu untuk mendapatkan kepercayaan lebih cepat

23. Pocketing

Kamu pernah merasa disembunyikan oleh pasangan dari lingkaran sosialnya? Itulah arti dari istilah pocketing. Kamu sudah sering jalan bersama, ngobrol setiap hari, bahkan mungkin sudah menjalin hubungan dengan status pacaran, tetapi dia tidak pernah mengenalkan kamu dengan teman-temannya, keluarganya, sampai ogah-ogahan mengunggah foto berdua di media sosial.

Bisa jadi itu adalah tanda dia belum siap menjalin hubungan serius denganmu, atau lebih parah lagi, ada hal yang disembunyikan. Namun, tidak setiap pasangan yang jarang memamerkan kemesraan disebut dengan pocketing.

Bisa jadi lebih nyaman dengan hubungan yang private. Jadi, kalau kamu sudah merasa tidak nyaman ’disembunyikan’, coba minta penjelasan, pasanganmu memang ingin hubungan privasi atau belum berpikir untuk serius.

24. Slow Dating

Pendekatan dalam dunia kencan yang mengedepankan kualitas, bukan kecepatan. Di tengah tren swipe kanan kiri yang serba instan, slow dating mengajak orang lain untuk benar-benar mengenal sebelum buru-buru bertemu dan menjalin hubungan.

Biasanya jika seseorang sudah menerapkan metode ini, dia akan lebih selektif dalam memilih siapa yang ingin dikenalnya, menghindari obrolan ngawur, dan memberi ruang membangun koneksi lebih dalam. Metode ini paling cocok untuk kamu yang ingin mencari hubungan serius dan sudah lelah banyak main-main.

25. Kittenfishing

Foto: Pexels/Artem Podrez

Kittenfishing – kebiasaan ’memoles’ diri secara berlebihan di aplikasi daring atau media sosial. Tidak bisa dibilang bohong sepenuhnya, tetapi ia akan melebih-lebihkan fakta. Ini dilakukan agar first impression orang lain terhadapnya sempurna. Sebelum mengajak seseorang dari aplikasi dating online untuk bertemu, pastikan dulu jika dia memang memang jujur, ya, agar nantinya kamu tidak kecewa. 

Itu dia 25 istilah cinta modern yang perlu kamu kenali agar tidak hanya menjadi bucin yang clueless. Dengan paham istilah-istilah ini kamu bisa lebih bijak membaca situasi.  Yuk, mulai lebih peka dan terbuka dalam memahami dunia percintaan masa kini. Happy loving and stay mindful!

Masih banyak istilah cinta kekinian yang bikin kamu senyum-senyum sendiri atau malah mikir keras? Yuk, temukan lebih banyak insight dan inspirasi seputar dunia percintaan dan pernikahan hanya di WeddingMarket. Mulai jelajahi sekarang dan siapkan perjalanan cintamu jadi makin bermakna!


Cover | Fotografi: Flawlesspic 


Artikel Terkait



Artikel Terbaru