Meskipun mungkin tidak 100% valid, love language merupakan sebuah cara yang bisa mempermudah kita dalam mengetahui bagaimana agar pasangan lebih merasa dicintai. Makanya, tak ada salahnya untuk mengecek apa love language yang dimiliki masing-masing. Nah, yang mungkin akan membuatmu kebingungan adalah apabila ternyata kamu dan pasangan ternyata memiliki love language yang berbeda.
Ternyata apa yang membuat kita merasa dicintai belum tentu juga membuat pasangan merasa dicintai. Meskipun begitu, perbedaan love language bukanlah sebuah masalah besar. Kamu dan pasangan justru bisa belajar untuk lebih saling memahami dan tumbuh bersama karena perbedaan ini. Untuk mengatasinya, simak yuk penjelasan selengkapnya berikut ini!
Memiliki love language berbeda bukan berarti tidak kompatibel
Berbeda love language bukan berarti kamu dan pasangan tidak kompatibel. Justru, banyak pasangan yang bahagia dan langgeng walau memiliki bahasa cinta yang berbeda. Yang penting bukan kesamaan love language, tapi kemauan masing-masing untuk saling memahami, berkomunikasi, dan beradaptasi.
Selain watak bawaan, kepribadian setiap orang dibentuk oleh latar belakang, pengalaman masa kecil, nilai-nilai keluarga, dan hubungan sebelumnya. Semua itu memengaruhi bagaimana seseorang memberi dan menerima bentuk cinta. Jadi, wajar saja jika kamu dan pasangan punya cara berbeda dalam mengekspresikan dan merasakan cinta.
Perbedaan ini justru akan memberikan peluang untukmu bertumbuh dan mencintai dengan lebih dewasa. Perbedaan ini juga akan membantumu menumbuhkan emosi dan menjadi pasangan yang lebih peka dan fleksibel.
Cara mengatasi perbedaan love language
Untuk bisa menciptakan hubungan yang sehat dan bisa mengatasi perbedaan dibutuhkan kesadaran, komunikasi yang terbuka, dan komitmen untuk saling memenuhi kebutuhan emosional masing-masing. Berikut ini beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mengatasinya.
1. Pahami love language masing-masing dengan jelas
Langkah pertama adalah mengenali dan memahami love language kamu dan pasangan. Menurut teori dari Dr. Gary Chapman, ada lima jenis love language:
Words of affirmation: Merasa dicintai melalui pujian, kata-kata dukungan, dan ungkapan kasih sayang secara verbal
Acts of service: Merasa dicintai ketika pasangan melakukan tindakan nyata untuk membantu atau meringankan beban orang yang disayang
Receiving gifts: Merasa dicintai lewat pemberian hadiah yang bermakna, bukan karena nilai barangnya, tapi perhatian di baliknya
Quality time: Merasa dicintai saat pasangan memberikan perhatian penuh dan menghabiskan waktu bersama tanpa adanya gangguan
Physical touch: Merasa dicintai melalui sentuhan fisik seperti pelukan, genggaman tangan, atau belaian penuh kasih
Misalnya, kamu mungkin merasa paling dicintai saat pasanganmu memelukmu (physical touch), sedangkan pasanganmu merasa dicintai ketika kamu memberinya pujian dan dukungan dengan kalimat manis (words of affirmation). Jika tidak disadari, kamu mungkin terus memeluknya untuk menunjukkan cinta padahal dia lebih butuh kata-kata.
Jika masih belum mengetahui kalian bisa melakukan tes masing-masing secara online. Kemudian mendiskusikannya sehingga kamu tidak lantas menganggap hal yang membuatmu merasa dicintai juga membuatnya merasa demikian.
2. Komunikasikan
Komunikasi adalah jembatan utama dalam menyelaraskan perbedaan dalam hubungan. Ungkapkan dengan jujur apa yang kamu butuhkan dan dengarkan pasanganmu tanpa menghakimi.
Contoh:
"Aku merasa dicintai ketika kamu memelukku sebelum tidur, tapi aku sadar kamu lebih suka mengungkapkan cintamu lewat bantuin aku ngerjain tugas rumah. Gimana kalau kita saling belajar cara menunjukkan cinta yang bikin masing-masing nyaman?"
Empati juga merupakan hal yang penting. Kamu tak hanya perlu mengetahuinya saja, tapi juga memahami alasan di balik bahasa cintanya.
3. Belajar mengungkapkan cinta dalam bahasa pasangan
Meskipun bukan hal yang alami, kamu perlu berlatih untuk menunjukkan cinta dalam bahasa pasangan. Mungkin akan terasa aneh di awal, tapi dengan melakukan hal ini berarti kamu menunjukkan bahwa kamu peduli dengan kebutuhannya. Mungkin awalnya akan sulit dan terasa asing, tapi lama-kelamaan kamu akan melakukannya secara natural.
Contohnya:
Jika pasanganmu memiliki love language dalam bentuk acts of service, bantu ia untuk menyelesaikan tugas rumah walau kamu lebih suka quality time.
Jika pasanganmu butuh words of affirmation, luangkan waktu untuk menulis pesan manis atau memberi pujian walau kamu sendiri mungkin tak terlalu butuh itu.
4. Buat kesepakatan
Saling memberi dalam hubungan bukan berarti mengorbankan diri sepenuhnya. Cari titik tengah agar kamu dan pasangan sama-sama merasa saling dicintai.
Contoh:
"Aku bisa bantu kamu beberes rumah tiap Sabtu pagi, tapi tolong kamu temani aku jalan-jalan sore di akhir pekan, ya. Yuk, kita sama-sama saling mengisi kebutuhan emosional."
Dengan begini, tidak ada yang merasa cinta hanya mengalir satu arah.
5. Jadikan love language sebagai panduan, bukan kotak pembatas
Love language bukan label mutlak. Kita semua memiliki perpaduan bahasa cinta, hanya saja ada yang lebih dominan. Jangan sampai kamu hanya fokus pada satu bahasa cinta hingga mengabaikan bentuk cinta lainnya. Misalnya, pasanganmu bisa dominan di quality time, tapi tetap menghargai hadiah kecil yang kamu beri. Kamu mungkin bisa dominan di physical touch, tapi tetap merasa senang jika pasangan mengucapkan kata-kata manis. Tetap fleksibel dan lakukan observasi perubahan dari waktu ke waktu.
6. Amati perubahan yang mungkin terjadi
Seiring berjalannya waktu, bahasa cinta bisa saja berubah tergantung fase hidup, stres, atau pengalaman. Maka dari itu, perlu ada evaluasi berkala dalam hubungan. Kamu bisa menanyakan hal-hal seperti, “Apa akhir-akhir ini kamu merasa cukup dicintai?” atau “Apa yang bisa aku lakukan untuk bisa lebih menunjukkan perasaanku ke kamu?” Gunakan pertanyaan ini untuk mempererat ikatan emosional dengan pasangan.
7. Hindari beberapa kesalahan ini
Ketika memiliki love language yang berbeda, kamu mungkin akan melakukan beberapa kesalahan, seperti menganggap bahwa pasangan tidak mencintai kita hanya karena ia tidak menunjukkan perasaannya dengan cara seperti yang kita harapkan. Kita juga mungkin sering memaksakan love language sendiri ke pasangan tanpa mempedulikan kebutuhannya. Kesalahpahaman juga sering terjadi ketika kamu dan pasangan tidak mengkomunikasikannya dengan jelas. Dengan mengenali kesalahan ini, kamu bisa lebih bijak dalam menghadapi perbedaan.
8. Konsisten
Membiasakan diri menunjukkan cinta dengan cara pasangan bukan hal instan. Diperlukan konsistensi dan usaha terus-menerus. Kamu bisa menjadwalkan secara rutin atau pada momen khusus untuk berkencan, misalnya kencan di malam Minggu. Kemudian, kamu juga bisa membuat pengingat kecil untuk mengungkapkan cinta dengan cara pasangan, misalnya dengan menulis di sticky note “beri pelukan saat dia pulang kerja”.
Perbedaan love language bukanlah hambatan dalam hubunganmu, malah bisa jadi kesempatan untuk saling memahami lebih dalam. Dengan begitu, hubungan kalian bisa lebih sehat dan awet. Asal, kalian harus siap untuk selalu berkomunikasi dengan baik, menyesuaikan diri, dan bertumbuh bersama. Jika kalian merasa bahwa ternyata perbedaan ini terus menjadi sumber masalah dan sulit untuk diatasi, tak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan konselor atau terapis.
Cover | Foto: Instagram/debisagita