
Pernikahan dalam Islam dianggap sebagai ibadah yang suci dan krusial. Saat calon pengantin memutuskan untuk menikah, harapannya adalah persiapan pernikahan berjalan lancar dengan kemudahan dan ridha Allah SWT. Ketenangan dan kesiapan mental sebelum pernikahan juga penting untuk menghadapi setiap prosesi hingga pengucapan ijab qabul di hadapan penghulu.
Selain menanamkan niat baik, seperti menikah untuk menyempurnakan agama, memilih yang halal, dan menjaga kehormatan diri dan pasangan, disarankan agar calon pengantin menjalankan amalan sebelum menikah yang disunnahkan dalam Islam. Hal ini bertujuan agar memperoleh kemudahan dalam persiapan, kelancaran prosesi pernikahan, dan berkah Allah SWT untuk membentuk pernikahan yang sakinah, mawaddah, warrahmah. Mengamalkan sunnah-sunnah ini diharapkan membantu menciptakan keharmonisan dalam rumah tangga yang dibangun.
8 Amalan Sebelum Menikah
Jika kamu masih bingung dengan amalan apa saja yang harus dilakukan sebelum melangsungkan acara pernikahan, berikut ini ulasannya. Amalan-amalan ini dapat kamu jalankan bersama pasangan.
Salat Hajat
Salat hajat adalah amalan yang bisa dilakukan setiap saat, tatkala kita memiliki keinginan atau hajat kepada Allah SWT. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, disebutkan bahwa siapa yang berwudhu dengan sempurna, kemudian melaksanakan salat hajat dua rakaat dengan khusyuk, Allah akan mengabulkan permintaannya, entah itu dengan cepat atau lambat. Waktu pelaksanaan salat hajat dapat dilakukan baik siang maupun malam, kecuali pada waktu yang diharamkan seperti setelah salat Subuh dan Ashar.
Seorang calon pengantin disarankan untuk melaksanakan salat hajat, memohon kepada Allah agar pernikahan yang diinginkan dapat berjalan lancar dan menyempurnakan agama. Selain sebagai sarana meminta keinginan, salat hajat juga memiliki keutamaan, seperti peningkatan derajat, kasih sayang Allah, dan pengampunan dosa. Dengan demikian, salat hajat menjadi upaya yang dianjurkan dalam meraih keberkahan dan ridha Allah. Salat hajat terdiri dari dua rakaat, dan dapat dilakukan kapan saja tanpa waktu khusus, mirip dengan salat sunnah lainnya.
Melafalkan Istighfar
Beristighfar memiliki berbagai keutamaan, di antaranya mempermudah segala urusan, termasuk bagi calon pengantin. Sunnahnya senantiasa beristighfar sebagai doa memohon ampunan kepada Allah SWT ditegaskan dalam hadis Ibnu Abbas, di mana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan bahwa mereka yang rajin beristighfar akan mendapatkan jalan keluar dari kesedihan, kelapangan dari kesempitan, dan rezeki yang tak terduga. Hadis lainnya menegaskan bahwa yang membiasakan diri beristighfar akan memperoleh kebahagiaan, jalan keluar dari kesulitan, serta rezeki yang tak terduga.
Bacaan istighfar yang pendek menjadi kunci keutamaan ini. Bagi calon pengantin, kebiasaan beristighfar membawa kemudahan dan solusi ketika menghadapi kesulitan dalam persiapan pernikahan. Dengan demikian, beristighfar bukan hanya sebagai bentuk memohon ampunan, tetapi juga sebagai amalan yang membuka pintu keberkahan, kebahagiaan, dan rejeki yang tak terduga dari Allah SWT.
Perbanyak Sedekah
Bersedekah tidak hanya berperan sebagai kunci pembuka rezeki, tetapi juga sebagai perisai dari potensi bahaya, musibah, dan kejahatan dalam persiapan pernikahan dan kehidupan rumah tangga. Rasulullah SAW menekankan urgensi segera beramal dengan berbagi, sebagaimana sabdanya, "Bersegeralah dalam bersedekah, sebab musibah dan bencana tidak bisa mendahului amal kebaikan." Dengan mengamalkan sedekah, calon pasangan dapat memperoleh perlindungan ekstra dari ancaman yang mungkin menghampiri.
Pentingnya bersedekah mencuat sebagai langkah proaktif dalam menjauhkan diri dari potensi kerugian dan mendatangkan berkah. Oleh karena itu, tindakan beramal sebaiknya dilakukan secara terus-menerus dan tanpa ditunda-tunda. Kepedulian terhadap sesama bukan hanya sebagai bentuk kasih sayang, tetapi juga sebagai benteng pertahanan dari segala ketidakpastian yang dapat merintangi kebahagiaan dan keberlanjutan dalam bahtera pernikahan.
Puasa Sunnah
Langkah selanjutnya bagi calon pengantin sebelum melangkah ke pelaminan dalam menjalankan amalan sebelum menikah adalah menunaikan puasa sunnah. Dalam melaksanakan puasa sunnah, kamu dan pasangan sebagai calon pengantin mengharapkan agar segala impian dan keberkahan dalam pernikahan dapat diwujudkan melalui ridha Allah SWT. Puasa sunnah menjadi momen spiritual yang membimbing mereka untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan dan kesucian dalam persiapan pernikahan.
Dengan mengambil bagian dalam amalan puasa ini, calon pengantin mencari keberkahan dan kesuksesan dalam langkah awal menuju kehidupan berumah tangga. Puasa sunnah tidak hanya sebagai bentuk ketaatan, tetapi juga sebagai wujud keyakinan bahwa pernikahan yang dijalani dengan ketakwaan akan mendapatkan berkah dari Allah SWT. Dengan penuh harap dalam menghadapi pernikahan dengan memperkuat ikatan spiritual, menjadikan puasa sunah sebagai sarana untuk mendekatkan diri pada-Nya dan memohon petunjuk serta ridha-Nya dalam membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah.
Memperdalam Ilmu Agama
Tujuan utama menikah adalah beribadah kepada Allah, yang memerlukan landasan ilmu agama. Ilmu agama menjadi panduan untuk membangun rumah tangga yang diberkahi dan dirahmati oleh Allah. Oleh karena itu, perlu mempelajari ilmu agama sebagai amalan sebelum menikah. Ibnu Qayyim Rahimahullah menyatakan bahwa beramal tanpa ilmu seperti berjalan tanpa penuntun, yang akan sulit untuk selamat.
Ilmu agama yang perlu dipelajari sebelum menikah meliputi syarat sah dan rukun akad nikah, tanggung jawab suami istri, dan fiqih perceraian. Memahami batasan kata-kata cerai, konsep khulu', dan konsekuensinya menjadi bekal penting dalam membina rumah tangga yang kokoh. Dengan memahami aspek-aspek ini, calon pasangan dapat memastikan kesahihan pernikahan mereka serta meraih keberkahan dalam perjalanan hidup berdua.
Menghindari Sebab-Sebab Akad Tidak Sah
Dalam ajaran Islam, pernikahan merupakan ikatan yang harus dilangsungkan dengan kesepakatan dan ridha dari kedua calon mempelai tanpa adanya unsur paksaan. Penting untuk memastikan bahwa kedua belah pihak telah siap secara fisik dan mental sebelum melangsungkan akad.
Persiapan lahir dan batin menjadi kriteria utama. Sebelum akad dilaksanakan, kehadiran wali dari pihak perempuan menjadi syarat yang tak terpisahkan, serta dibutuhkan dua orang saksi yang dapat dipercaya untuk menyaksikan proses tersebut. Proses akad pernikahan diarahkan untuk menciptakan ikatan yang sah dan bermartabat, di mana kebersediaan dan kesediaan kedua mempelai menjadi fokus utama. Hal ini menekankan pada keharusan adanya persetujuan bebas dan sukarela dalam merangkai hidup bersama. Sistem ini menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan, kehormatan, dan tanggung jawab dalam membina rumah tangga sesuai dengan ajaran Islam.
Merawat Fisik
Sebelum melangkah ke pelaminan, kamu dan pasangan disarankan menjalani perawatan fisik guna menjamin kebahagiaan rumah tangga yang harmonis. Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan untuk menikahi wanita yang subur dan romantis (HR. Ahmad). Pesan ini tidak hanya menggarisbawahi tanggung jawab wanita dalam merawat diri untuk memenuhi kebahagiaan suami, tetapi juga menekankan pentingnya perawatan diri lelaki untuk memastikan kebahagiaan sang istri.
Sejalan dengan tuntutan tersebut, merawat fisik sebelum pernikahan menjadi kunci utama. Ini tidak hanya mencakup penampilan fisik semata, tetapi juga mencerminkan komitmen untuk menciptakan lingkungan rumah tangga yang penuh kebahagiaan dan kedamaian. Oleh karena itu, kedua belah pihak dihimbau untuk memahami pentingnya menjaga penampilan dan kesehatan sebagai investasi untuk masa depan pernikahan. Dengan demikian, langkah-langkah kecil dalam merawat diri dapat menjadi landasan untuk membangun ikatan perkawinan yang kokoh dan penuh kasih sayang.
Doa & Tawakal
Amalan sebelum menikah terakhir yang bisa kamu dan pasangan lakukan adalah perbanyak doa & tawakal. Menjelang hari pernikahan, banyak calon pengantin merasakan kegelisahan dan kekhawatiran terkait persiapan yang dapat menimbulkan stres.
Tantangan menjelang pernikahan pun muncul sebagai ujian sebelum memasuki ikatan suci. Maka, disarankan untuk senantiasa berdoa dan menyerahkan segala urusan kepada Allah agar terhindar dari kecemasan berlebihan. Pasrahkan diri setelah melakukan upaya terbaik. Pendekatan ini sejalan dengan ajaran para sahabat, terutama bagi mereka yang merasa kurang percaya diri menghadapi pernikahan.
Penting untuk menjaga kestabilan emosi dan mengandalkan doa serta tawakal kepada Allah sebagai pijakan utama. Kesadaran untuk memohon petunjuk dan perlindungan Allah menjadi landasan kuat menghadapi godaan dan ketidakpastian menjelang pernikahan. Dengan demikian, kamu dapat menghadapi proses pernikahan dengan keyakinan dan ketenangan batin.
Itulah amalan sebelum menikah bagi kamu dan pasangan sebagai calon pengantin yang akan melangsungkan acara pernikahan. Selalu memohon kebaikan dan ridha Allah dalam persiapan pernikahan, serta berdoa agar diberikan kelancaran dan solusi untuk setiap masalah yang muncul. Penting untuk niatkan semua amalan ini semata-mata untuk meraih ridha Allah. Semoga segala urusan kita dimudahkan oleh-Nya. Amin ya Rabbal alamin.