Pernikahan merupakan hari bahagia bagi kedua pengantin, keluarga, dan juga seluruh tamu undangan. Pernikahan juga salah satu cara berkenalan dengan ragam budaya dan adat yang ada di Indonesia.
Di prosesi pernikahan berkonsep adat, terdapat salah satu rangkaian menarik yang biasanya dilakukan ketika kedua pengantin bertemu dan bersanding di pelaminan. Rangkain tersebut adalah penampilan tari tradisonal.
Setiap budaya memiliki tari tradisionalnya masing-masing. Setiap gerakannya memiliki makna dan doa untuk kedua pengantin, tidak hanya menyemarakkan pesta pernikahan. Penampilan tari tradisional merupakan budaya yang harus diwariskan kepada generasi mendatang.
Memberikan penampilan tari tradisional di hari bahagia merupakan salah satu cara untuk menghargai warisan para leluhur. Berikut 14 tari tradisional yang memeriahkan pesta pernikahan:
Tari Pagar Pengantin
Tari Pagar Pengantin berasal dari Sumatera Selatan. Tarian ini dibawakan oleh pengantin wanita dengan makna melepas masa lajang. Sebelum resmi menjadi seorang istri, calon mempelai wanita akan memberikan persembahan tarian terakhirnya.
Tarian ini juga menjadi penyambut tamu dan perpisahan pengantin wanita dengan keluarganya. Lewat Tari Pagar Pengantin, mempelai wanita meminta izin keluarganya untuk melangkah ke jenjang kehidupan baru bersama pria yang telah ia pilih menjadi pendamping.
Pengantin wanita akan menari di tengah dulang atau nampah besar dan disaksikan oleh mempelai pria. Menari di atas dulang melambangkan ruang geraknya kini sudah terbatas dan tidak sebebas sebelumnya.
Ketika menari, jari-jarinya akan dipasang tanggai atau kuku palsu panjang yang terbuat dari lempengan tembaga. Ia tidak menari sendirian, melainkan bersama dengan 3, 5, atau 7 orang saudara perempuannya sebagai pengiring pengantin.
Tari Tor Tor
Suku Batak dari Sumatera Utara juga memiliki tari tradisional yang kerap memeriahkan acara-acara penting. Tarian Tor Tor dihiasi dengan meriahnya musik gondang. Biasanya, Tari Tor Tor akan ditampilkan pada acara pernikahan, peresmian rumah baru, pembangunan gereja, pemberian marga, dan seremonial penting lainnya.
Tarian Tor Tor dilakukan oleh penari yang berbalut ulos dan kebaya khas Batak. Mereka akan menari dengan mengikuti irama alat musik suling, gong, dan serunai. Penampilan tari akan muncul ketika kirab pengantin sebagai penghormatan pada Sang Penguasa Alam, arwah para leluhur, dan tamu undangan.
Tari Galombang Pasambahan
Minangkabau memiliki atraksi silat minang Galombang yang disandingkan dengan tarian anggun Pasambahan. Istilah galombang dalam bahasa Minangkabau mengandung makna pergerakan lincah dari para penari. Mereka melakukan gerakan naik turun bak gelombang air laut.
Tari Galombang Pasambahan ini memiliki makna mendalam. Konon tarian ini menceritakan tentang seorang pemuda yang sudah menikah dan ia dikawal oleh teman-teman silatnya menuju kampung halaman sang wanita.
Tarian ini mengandung arti merangkul dan menghormati kedua mempelai. Biasanya tarian ini akan dibawakan oleh rombongan laki-laki yang jumlahnya bisa sampai puluhan orang.
Tari Topeng Betawi
Siapa yang sudah pernah lihat tari tradisional khas Betawi ini? Tarian Topeng Betawi dibawakan oleh seorang penari perempuan mengenakan kain panjang, kebaya, dan selendang. Penari menggunakan kembang topeng di bagian kepala. Mereka juga akan menggunakan topeng saat menari.
Awalnya, Tari Topeng Betawi ditampilkan pada acara pernikahan dan khitanan. Seiring berjalannya waktu, tarian ini juga ikut meramaikan acara kesenian dan momen ulang tahun Jakarta.
Penari harus menampilkan gerakan tari dengan lemah gemulai, lincah, dan luwes. Ekspresi wajah ceria juga harus selalu terpatri selama menari.
Tari Sirih Kuning
Masih dari DKI Jakarta, Tari Sirih Kuning ini menggunakan sirih dare sebagai properti. Tarian ini dibawakan oleh sepasang penari dengan membawah masing-masing tujuh lembar sirih di tangan kanan dan kiri.
Sirih dilipat membentuk bungkusan kerucut terbalik dan pada bagian tengah diberi sekuntum mawar merah dengan lembaran uang didalamnya. Bungkusan sirih ini dimasukkan ke dalam karton berbentuk segitiga berlapis kertas kuning keemasan.
Nantinya, bungkusan sirih akan diberikan kepada mempelai pria selama mereka menari. Kemudian, mempelai pria memberikan sirih dare sebagai persembahan dan lambang cinta pada wanitanya dan berjalan menuju pelaminan.
Tari Gatotkaca Gandrung
Beralih ke Jawa Barat, kamu akan ketemu dengan Tari Gatotkaca Gandrung. Tari tradisional ini dikenal karena mengisahkan cerita percintaan Gatotkaca. Dikisahkan Gatotkaca merupakan pahlawan yang identik dengan kegagahan. Munculnya Tari Gatotkaca sebagai perwujudan keromantisan cintanya bersama Dewi Pergiwa.
Tari Burung Merak
Sama seperti sebelumnya, Tari Burung Merak juga berasal dari Jawa Barat. Tari Burung Merak merupakan bagian dari kesenian Sunda yang ditampilkan di pesta pernikahan. Tarian ini ditampilkan oleh penari wanita yang berperan sebagai burung merak jantan.
Ia memamerkan keindahan bulunya untuk menarik perhatian betina. Pada bagian kepala, penari akan dipakaikan aksesoris berupa mahkota bulu yang memesona. Gerakan mengepakkan sayap dilakukan penuh kelincahan menjadi ciri khas Tari Burung Merak. Penampilan tari akan mengiringi prosesi kirab pengantin menuju pelaminan.
Tari Gambyong Pareanom
Pernikahan akan tampak lebih mewah ketika dimeriahkan oleh tarian khas keraton atau kerjaan seperti Gambyong Pareanom. Tarian ini dibawakan oleh penari yang menggunakan pakaian adat Jawa Tengah bernuansa kuning dan hijau sebagai lambang kemakmuran serta kesuburan. Tari Gambyong Pareanom ditampilkan untuk memeriahkan pernikahan dan menyambut para tamu undangan.
Tari Bedhaya Manten
Berasal dari Yogyakarta, Tari Bedhaya Manten merupakan mahakarya dari Sultan Hamengkubuwono IX yang dibawakan oleh dua orang penari. Mereka berperan sebagai pasangan yang tengah menjalankan prosesi panggih.
Panggih merupakan salah satu rangkaian pernikahan di mana pasangan suami-istri dipertemukan untuk pertama kalinya. Tari Bedhaya Manten juga diiringi 4 penari serimpi yang melambangkan kekayaan alam yaitu api, air, udaha, dan tanah. Karena memiliki tingkat kesakralan yang tinggi, penari Tari Bedhaya Manten wajib “gadis”.
Tari Balean Dadas
Tarian ini milik suku Dayak Ma’ayan dari Kalimantan Timur. Balean Dadas ditampilkan oleh penari wanita yang disebut Wadian Dadas. Sama seperti tari tradisional lainnya, Balean Dadas merupakan simbol Wurung Jue, seekor burung cantik yang membawa pasangan bagi pengantin pria.
Tari Molapi Saronde
Beralih dari Pulau Kalimantan, kita berkenalan dengan tarian dari Sulawesi Utara tepatnya Gorontalo. Tari Molapi Saronde berisikan panjatan doa bagi rumah tangga yang dibawakan oleh pengantin pria dan ayah atau walinya dengan menggunakan selendang.
Tarian ini juga menjadi lambang momen perpisahan antara pengantin pria dan kawan-kawannya yang belum menikah. Lain halnya dengan tari tradisional lainnya, Molapi Saronde dilakukan saat memberikan hantaran.
Tari Tidi Da’a
Gorontalo tidak hanya memiliki satu tari tradisional saja. Terdapat Tari Tidi Da’a yang dibawakan oleh pengantin wanita sebagai lambang kesiapan untuk menempuh hidup berumah tangga bersama suami.
Pengantin wanita akan menari di atas pelaminan dengan memegang sebuah pedang yang disebut Polopolo. Tarian pengantin wanita akan diiringi oleh permainan rebana oleh suami. Hal ini menyimbolkan bagaimana suami akan membimbing istri dalam setiap tindakan dan keputusan di dalam rumah tangga.
Tari Paddupa Bosara
Beralih ke Tari Padduppa Bosara dari Sulawesi Selatan. Tari Padduppa Bosara merupakan penampilan untuk mengucapkan selamat datang kepada para tamu undangan. Selama menari, para penari akan menaburkan beras kuning beserta rempah-rempah. Hal ini dilakukan sebagai tanda penghormatan dan doa restu kepada kedua pengantin.
Tari Cungka
Tari Cungka merupakan kebudayaan khas Buton milik suku Cia Cia. Tarian dibawakan oleh penari pria sebagai simbol proses terjadinya manusia dari roh menjadi segumpal air. Setelah itu, penari wanita akan muncul sebagai simbol perjalanan manusia di dalam kandungan.
Selesai dengan Cungka, Tari Ngibi mulai menunjukkan pesonanya sebagai lambang kegembiraan atas terciptanya daging dan tulang dari segumpal darah.
Itulah 14 ragam tari tradisional yang akan kamu jumpai di pesta pernikahan adat. Menampilkan tari tradisional dari suku masing-masing merupakan sebuah kebanggaan dan cara kita melestarikan kekayaan budaya Indonesia. Jadi, jangan lupa berikan sentuhan adat dan budaya di pernikahan kamu, ya!