Bumi Bali menjadi saksi pernikahan Luna Maya dan Maxime Bouttier pada hari Rabu, 7 Mei 2025 kemarin. Dibalut adat Jawa yang kental, pasangan selebriti multitalenta ini akhirnya resmi menjadi sepasang suami-istri setelah melangsungkan upacara akad nikah yang sakral di hadapan penghulu dan disaksikan oleh keluarga dan sahabat dekatnya. Dengan lancar dalam satu kali tarikan nafas dan suara yang lantang, Maxime berhasil menyelesaikan kalimat ijab qabul dengan sempurna.
Mulai dari pemilihan venue dengan pemandangan indah di Como Shambhala Estate di Gianyar, penggunaan dekorasi organik dari kreasi anyaman daun yang memberikan sentuhan artistik bergaya French art nouveau, hingga penampilan kedua pengantin yang begitu menghipnotis. Pernikahan Luna Maya dan Maxime Bouttier menjadi sorotan publik sebagai salah satu momen paling menginspirasi dan paling dinantikan di tahun ini. Seperti apa detail pernikahan keduanya? Yuk, simak artikel ini sampai habis!
Sentuhan Personal dalam Maskawin Tanggal Pernikahan
Dari bridal shower hingga acara pranikah yakni siraman dan sungkeman Luna Maya dan Maxime Bouttier, ada begitu banyak sentuhan personal. Termasuk di momen akad nikahnya.
Dalam suasana sakral yang penuh haru, Maxime Bouttier mengucapkan ijab kabul dengan lancar dan penuh keyakinan di hadapan wali nikah Luna, yang tak lain adalah kakak laki-lakinya. Momen sakral ini semakin bermakna dengan hadirnya dua saksi kehormatan, Irwan Mussry dan Raffi Ahmad, yang menyaksikan peristiwa bersejarah tersebut. Kalimat suci itu meluncur mantap dari bibirnya, menandai awal dari lembaran baru dalam hidupnya bersama Luna Maya.
Sebagai bentuk cinta dan tanggung jawabnya, Maxime mempersunting Luna dengan maskawin berupa logam mulia seberat 7,5 gram serta uang tunai sebesar 2.025 dolar AS—angka yang tak hanya memiliki nilai materi, tetapi juga makna simbolis. Maskawin yang dipilih ini mencerrminkan tanggal dan tahun pernikahan mereka yang bersejarah (7-5-2025). Dalam balutan tradisi dan kehangatan, momen ini menjadi salah satu bagian paling menyentuh dari perjalanan cinta keduanya.
Suasana Venue Tropis nan Asri Menjadi Setting Pernikahan Luna dan Maxime
Dalam suasana alam yang tenang dan mempesona, Luna Maya dan Maxime Bouttier memilih COMO Shambhala Estate di Ubud, Bali, sebagai tempat yang penuh makna untuk mengucapkan janji suci mereka. Keheningan alam, udara segar, dan pemandangan hijau tak berujung di sekitar COMO Shambhala menjadikan momen ini lebih intim, reflektif, dan jauh dari hiruk-pikuk dunia luar.
Alih-alih kemewahan megah yang mencolok, keduanya justru memilih lanskap yang menghadirkan kesederhanaan yang bermakna dan keindahan yang membumi. Di sinilah, di antara pepohonan dan udara lembap khas Ubud, mereka menyatukan dua hati dalam suasana yang intim namun sarat akan keagungan.
Tersembunyi di tengah hutan tropis yang masih alami, dengan aliran Sungai Ayung yang dianggap suci oleh masyarakat lokal, COMO Shambhala bukan hanya dikenal sebagai sebuah tempat, tapi ruang spiritual yang merangkul proses transformasi pribadi. Dalam budaya Bali, wilayah ini dikenal sebagai lokasi pemurnian dan penyembuhan—makna yang sejalan dengan esensi pernikahan sebagai perjalanan menyatu, menyembuhkan, dan bertumbuh bersama.
Kesan Romantis ala Taman dengan Sentuhan Modern dan Eco-Friendly
Pernikahan Luna dan Maxime tidak hanya menampilkan estetika yang luar biasa, tetapi juga mengusung nilai-nilai tradisional yang sangat kental. Venue pernikahan sejoli ini berhasil disulap menjadi sebuah amfiteater terbuka dengan latar belakang bukit pohon kelapa khas Ubud, memberikan kesan spiritual dan menyatu dengan alam.
Upacara pernikahan akad nikah dan panggih ini dilaksanakan dalam suasana yang sangat romantis, menyerupai pernikahan di taman yang penuh dengan keindahan alam. Dengan latar belakang pemandangan alam yang memukau dan diiringi oleh udara segar, upacara ini benar-benar memancarkan keindahan dan kebijaksanaan budaya Indonesia.
Yang paling mencuri perhatian, sentuhan eco-friendly dan organik pada dekorasi pernikahan Luna dan Maxime. Didominasi nuansa putih dan hijau yang alami, berbagai sudut dihiasi menggunakan instalasi yang memikat dari kreasi anyaman berbagai jenis daun.
Dekorasi yang menakjubkan ini dipenuhi dengan rangkaian bunga segar bernuansa putih, instalasi anyaman daun, dan kursi-kursi bergaya Louis Prancis yang organik, serta kursi transparan Louis Ghost karya Philippe Starck. Semua elemen dekorasi ini ditempatkan di atas pola batik "Dodotan" pada lantai yang menambah kedalaman estetika, memberikan nuansa tradisional yang kental namun tetap elegan.
Wedding decorator, Stupa Caspea bersama Make a Scene Bali berhasil memadukan elemen tradisional dan alami dalam keindahan klasik dengan desain modern yang memikat. Menjadikan pernikahan ini lebih unik, autentik dan bermakna.
Sentuhan Budaya dan Estetika dalam Busana Pengantin Adat Yogyakarta yang Dikenakan
Pernikahan Luna dan Maxime mencerminkan perpaduan budaya yang harmonis. Luna, yang berasal dari Indonesia, mengenakan busana adat Jawa, sementara Maxime, yang memiliki latar belakang Prancis, menyesuaikan diri dengan tradisi tersebut. Kombinasi ini menciptakan suasana yang unik dan penuh makna, mencerminkan perjalanan cinta mereka yang melintasi budaya dan negara.
Luna Maya Tampil dalam Balutan Kebaya dan Paes Yogyakarta
Mengenakan paes Yogyakarta, Luna Maya tampil cantik dan anggun dalam balutan kebaya pengantin klasik berwarna putih karya desainer ternama, Eddy Betty. Melengkapi kebaya putih klasik tersebut, Luna memadukannya dengan kain batik dari Iwan Tirta Batik.
Kebaya brokat yang dikenakan Luna Maya dalam momen akad nikahnya tampil begitu anggun dan penuh detail yang memikat. Model kerah sweetheart pada kebaya tersebut melengkung simetris menyerupai bentuk hati di bagian dada—bukan hanya mempermanis tampilan, tetapi juga menonjolkan sisi feminin dan romantis dari busana pengantin. Model kerah ini sering menjadi pilihan utama dalam kebaya pernikahan karena dapat menciptakan siluet leher dan bahu yang lebih anggun dan elegan.
Menambah kesan klasik dan berwibawa, kebaya itu dilengkapi dengan bustier kokoh yang menyangga tubuh Luna secara proporsional, menciptakan postur tubuh yang tegap namun tetap anggun. Tak kalah menarik, terdapat detail kancing kecil berjajar di bagian depan kebaya, mengingatkan pada gaya kebaya klasik yang sarat nuansa tradisional.
Kombinasi antara desain tradisional dan potongan yang disesuaikan dengan bentuk tubuh modern ini menjadikan penampilan Luna tak hanya menawan, tetapi juga mencerminkan warisan budaya yang dihormati dan dirayakan dalam suasana sakral pernikahan.
Menambah kesan dramatis sekaligus anggun, Luna Maya melengkapi penampilannya saat prosesi ijab kabul dengan veil pengantin panjang yang menyapu lantai, menciptakan siluet memikat ketika ia melangkah perlahan menuju altar pernikahan. Sentuhan ini memberi nuansa elegan namun tetap sederhana pada aktris yang dikenal lewat perannya dalam film Suzzana: Bernapas dalam Kubur.
Desainer Eddy Betty, sosok di balik kebaya tersebut, sengaja merancang busana pernikahan Luna dengan pendekatan yang ringan dan minim ornamen. Ia ingin pancaran aura alami Luna tetap menjadi pusat perhatian, tanpa tertutup oleh gemerlap payet maupun kristal.
Desain kebaya yang timeless, elegan, simpel, dan klasik ini pun sepenuhnya sejalan dengan keinginan pribadi Luna, yang memang mendambakan tampilan pengantin yang bersahaja namun tetap berkelas. Proses pembuatannya sendiri memakan waktu sekitar empat bulan, sebagai bentuk dedikasi untuk menciptakan busana yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga sarat makna personal.
Sementara itu, perpaduan warna cokelat dan putih pada motif batik “Retno Luhur Mukti” yang dikenakan Luna menyiratkan filosofi perjalanan hidup yang baru—penuh harapan, keharmonisan, dan keanggunan. Kain batik eksklusif ini tidak hanya menyempurnakan tampilan kebaya, tetapi juga memperkuat nilai tradisi dan makna mendalam dalam setiap langkahnya menuju kehidupan pernikahan.
Makeup dan Aksesoris Akad Nikah Luna Maya
Dalam balutan adat yang penuh makna, Luna Maya melengkapi penampilannya dengan sentuhan aksesori dan tata rias yang memperkuat nuansa tradisional sekaligus elegan. Untuk mempercantik tata rambutnya, Luna mempercayakan pilihan aksesori kepada desainer perhiasan ternama Rinaldy Yunardi, yang dikenal akan kemampuannya menghadirkan detail artistik tinggi dalam setiap karyanya. Ia mengenakan lima cunduk mentul—hiasan rambut tradisional khas Jawa—yang disusun rapi dan berkilau, mempertegas kemegahan gaya paes khas keraton Yogyakarta.
Tata rambut dan paesnya sendiri dipercayakan kepada Arnold Dominggus dan Mamie Hardo, yang menata dengan presisi dan keanggunan tinggi, menghadirkan kesan bangsawan Jawa yang klasik namun tetap relevan di masa kini. Sementara itu, untuk tata rias wajah, Luna berada di tangan makeup artist Andy Chun, yang membingkai wajahnya dengan gaya natural glam.
Riasan ini tidak hanya menonjolkan kecantikan alami Luna, tetapi juga memperkuat aura tenang dan karismatik yang ia pancarkan sepanjang prosesi sakral tersebut. Kombinasi dari aksesori, tatanan rambut, dan riasan ini menciptakan tampilan pengantin yang anggun, berkelas, dan tetap setia pada akar budaya.
Maxime Mengenakan Beskap Jawa Klasik
Di sisi lain, Maxime Bouttier tampil begitu gagah dan berwibawa dalam balutan busana adat Jawa yang menyatu harmonis dengan tampilan sang mempelai wanita. Ia mengenakan beskap hitam klasik, simbol ketegasan dan kehormatan dalam budaya Jawa, yang dipadukan dengan kain batik bermotif cokelat dan putih, senada dengan kain yang dikenakan Luna. Keselarasan keduanya tidak hanya menciptakan harmoni visual, tetapi juga menunjukkan keterpaduan nilai dan rasa hormat terhadap akar budaya yang mereka junjung tinggi dalam prosesi sakral ini.
Melengkapi penampilannya, Maxime mengenakan blangkon Jawa yang menyatu serasi dengan motif batiknya, memperkuat nuansa tradisional yang kental. Lehernya dihiasi dengan ronce melati, bunga yang melambangkan kesucian dan ketulusan cinta dalam tradisi pernikahan Jawa.
Setiap detail dalam busana Maxime mencerminkan dedikasi dan penghormatan terhadap adat, sekaligus memperlihatkan sisi romantis yang mendalam. Ketika berdiri berdampingan, Luna dan Maxime benar-benar mencuri perhatian—menjadi sosok pengantin yang tak hanya memukau secara estetika, tapi juga menghidupkan kembali kekayaan budaya Jawa dengan cara yang elegan dan penuh makna.
Bridesmaid dan Groomsmen yang Serasi
Pada momen sakral pernikahan Luna Maya dan Maxime Bouttier, harmoni visual tak hanya tercermin dari penampilan kedua mempelai, tetapi juga dari kehadiran para bridesmaid dan groomsmen yang tampil begitu serasi. Para bridesmaid memancarkan keanggunan lewat kebaya brokat bernuansa hijau olive yang lembut, dipadukan dengan kain batik dan selendang berwarna hijau olive terang. Palet warna yang dipilih memberikan kesan elegan namun tetap membumi, seolah menyatu sempurna dengan suasana alam tropis di sekitar lokasi pernikahan.
Di sisi lain, para groomsmen tampil tak kalah memikat dalam balutan beskap berwarna hijau yang dipadukan dengan kain batik senada. Pilihan warna dan motif ini menciptakan kesan formal yang tetap hangat dan bersahaja, memperkuat nuansa tradisional yang diusung dalam prosesi akad nikah. Keselarasan antara busana para pendamping pengantin dengan tema acara bukan hanya menambah estetika visual, tetapi juga menghadirkan suasana yang sakral, terkoordinasi, dan penuh makna dalam setiap detailnya.
Setiap detail busana, dari kebaya hingga aksesori, dirancang untuk menciptakan harmoni visual yang menyatu dengan suasana alam dan budaya yang diusung, menjadikan pernikahan ini tidak hanya sebagai seremonial, tetapi juga sebagai perayaan cinta yang mendalam dan penuh makna.
Pernikahan Luna Maya dan Maxime Bouttier menunjukkan bahwa pernikahan yang penuh makna dapat tercipta dengan menggabungkan berbagai elemen budaya, tradisi, dan nilai-nilai pribadi. Dari upacara akad nikah yang sarat makna, hingga dekorasi yang mempesona dan suasana yang romantis, pernikahan ini adalah contoh indah tentang bagaimana perayaan cinta bisa dijalani dengan keanggunan, kesederhanaan, dan keharmonisan.
Nah, bagi pasangan yang ingin memiliki pernikahan yang tak hanya indah namun juga bermakna, pernikahan Luna dan Maxime adalah inspirasi yang sempurna. WeddingMarket siap membantu dalam mewujudkan wedding dream kamu dan pasangan! Dengan berbagai pilihan vendor terbaik yang ada di platform kami, mari wujudkan hari bahagiamu dengan lebih mudah dan menyenangkan!
Fotografi dan Videografi: Iluminen, Derai Studio, Ign Raditya Bramantya | Wedding Planner: Paper Diamonds | Show Management: Innaz Communique | Venue: COMO Shambhala Estate | Decoration: Stupa Caspea | Akad & Stage Installation: Make a Scene Bali | Sound & Lighting: Focus Production | Content Creation: by Avera, MV Behind The Wed | Styled: Bimo Permadi &Vannie Astecat | Akad Kebaya: Eddy Betty | Headpiece: Rinaldy Yunardi | Akad Beskap: Kraton World | Batik: Iwan Tirta Batik | Luna's make-up : Andy Chun Makeup | Luna's hair: Arnold Dominggus | Luna's Paes: Mamie Hardo | Maxime Makeup: Bubah Alfian | Maxime hairdo: Kiefer Lippens