Pilih Kategori Artikel

Mengenal Tradisi Tingjing (Kalungan), Prosesi Lamaran Adat Tionghoa
Diskon dan Penawaran Eksklusif Menantimu!
Kunjungi WeddingMarket Fair 26-27 Oktober 2024
di Balai Kartini (Exhibition & Covention Center)

Pasangan YouTuber muda, Jess No Limit dan Sisca Kohl sempat membagikan potret momen tingjing atau kalungan yang dilakoni oleh keduanya. Dalam potret yang diunggah di akun Instagram @jessnolimit itu, terlihat acara intim tersebut hanya dihadiri oleh anggota keluarga keduanya.

Bersamaan dengan unggahan tersebut, pemilik nama asli Tobias Justin itu hanya menuliskan caption singkat, "Kalungan/Tingjing Mr. & Mrs. No Limit 10 Agustus 2022." Dalam foto itu, Sisca Kohl nampak anggun dalam balutan gaun cheongsam modern  berwarna dusty rose keperakan, senada dengan busana yang dikenakan oleh Jess dan juga keluarganya. 

Lantas, apa itu tradisi Tingjing atau Kalungan? Berikut penjelasan selengkapnya.

Pengertian Tradisi Tingjing/Dingqin (Kalungan) dalam Budaya Adat Tionghoa

wm_article_img
Foto: Jess No Limit from Instagram

Dalam tradisi budaya Tiongkok, ada dua tradisi pra-nikah yang lazim dilaksanakan oleh calon pengantin yaitu dingqin (tingjing) dan dinghun (tinghun). Kedua tradisi tersebut merupakan bagian dari rangkaian prosesi pra-nikah dalam adat Tionghoa yang mendahului sebelum dilaksanakan prosesi sangjit (seserahan).

Tradisi dingqin disebut tingjing dalam bahasa Hokkian atau dalam bahasa Indonesia disebut 'kalungan' pada dasarnya merupakan prosesi lamaran pernikahan adat Tionghoa. Selain dilakukan lamaran dari keluarga pihak mempelai pria, pada prosesi tingjing ini juga dilakukan penetapan tanggal pernikahan. Biasanya tradisi tingjing ini dilaksanakan jauh-jauh hari sebelum prosesi pernikahan.

Sementara itu, tradisi dinghun (tinghun) bagi masyarakat Tionghoa diartikan sebagai prosesi pertunangan, ditandai dengan tukar cincin antara kedua calon mempelai. Pelaksanaannya biasanya dilakukan mendekati hari H pernikahan.   

wm_article_img
Foto: Jess No Limit from Instagram

Urutan Tahapan Pada Prosesi Tingjing

Umumnya, tradisi tingjing dilaksanakan di kediaman calon pengantin wanita. Namun, ada pula sebagian orang yang memilih mengadakan tingjing di ballroom hotel atau venue lainnya demi kepraktisan. Prosesi ini diawali dengan kedatangan calon mempelai pria beserta keluarganya ke tempat mempelai wanita.

Sebagai tuan rumah, pihak mempelai wanita pun menyambut kedatangan calon pengantin pria beserta keluarganya. Setelah itu barulah pihak pria menyampaikan maksud lamaran/pinangannya. Secara lebih terperinci urutan tahapan pada prosesi tingjing sebagai berikut: 

1. Sesi Penyambutan

wm_article_img
Foto via Boost Hampers from Instagram

Acara diawali dengan kedatangan keluarga besar dari pihak mempelai pria ke kediaman mempelai wanita. Biasanya, pihak mempelai pria ini juga membawa hampers atau baki seserahan untuk diberikan kepada pihak mempelai wanita. Sebagai tuan rumah, pihak mempelai wanita pun melakukan penyambutan di depan rumah atau ruang tamu. 

2. Sesi Pembukaan 

wm_article_img
Foto via instagram/ferdinandbenny28

Seusai penyambutan, pihak perwakilan mempelai wanita kemudian membuka acara dengan menyampaikan kata sambutan. Kemudian, dilanjutkan dengan pihak pria yang menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan mereka untuk meminang calon mempelai wanita. Barulah kemudian dari pihak keluarga mempelai wanita akan memberikan jawaban persetujuan atas pinangan tersebut untuk selanjutnya menuju ke jenjang pernikahan.

3. Sesi Pinangan

wm_article_img
Foto: Jess No Limit from Instagram

Setelah lamaran tersebut disetujui oleh pihak mempelai wanita dengan memberikan tanda, selanjutnya calon mempelai pria dan ibunya akan memasangkan perhiasan pada calon mempelai wanita sebagai tanda pengikat hubungan. Biasanya, perhiasan yang dikenakan adalah kalung. Oleh karena itulah tradisi tingjing sering disebut juga dengan 'kalungan'.

4. Penentuan Tanggal Pernikahan

Setelah pemasangan kalung, tahap selanjutnya adalah penentuan tanggal pernikahan. Adapun penetapan hari H pernikahan ini atas dasar persetujuan kedua belah pihak. Dalam tradisi masyarakat Tionghoa, biasanya kedua belah pihak telah menyiapkan Bazi (semacam weton/tanggal baik) untuk menjadi opsi hari pernikahan.

Bazi terdiri dari 8 angka, yakni 2 angka tanggal, 2 angka bulan, 2 angka tahun, dan 2 angka jam lahir. Kemudian angka tersebut dikombinasikan dengan shio atau unsur-unsur lain yang menentukan fengshui. Namun, dalam pernikahan yang lebih modern, banyak pula pasangan keturunan Tionghoa yang menetapkan tanggal pernikahannya berdasarkan angka cantik atau tanggal bagus yang jatuh pada akhir pekan.

wm_article_img
Foto via Boost Hampers from Instagram

Masyarakat Tionghoa pada umumnya juga suka mengadakan pernikahan pada bulan ke-8 atau bulan ke-9 Imlek, dimana di Tiongkok sana biasanya berlangsung mid autumn festival (festival kue bulan). Pada saat tersebut diyakini bulan bersinar paling terang. Sementara itu, pada bulan 7 Imlek sangat dihindari, karena dianggap sebagai bulan hantu.

Jarak antara prosesi tingjing menuju ke pernikahan umumnya 6 sampai 1 tahun. Durasi yang dianggap cukup bagi kedua calon pengantin melakukan pendekatan dengan keluarga pasangan nya, serta waktu yang cukup mempersiapkan pernikahan dengan matang.

5. Ramah Tamah

wm_article_img
Foto via Boost Hampers from Instagram

Apabila tanggal pernikahan sudah disepakati, acara dapat dilanjutkan dengan ramah-tamah, makan bersama. Apabila acara diadakan di restoran atau ballroom hotel, sebagai tuan rumah, pihak wanitalah yang menanggung biaya makan bersama ini. Dalam tahap ini, terkadang ada juga yang menyelipkan sesi sembahyang untuk mendoakan kelancaran jalannya proses persiapan pernikahan. 

6. Penutup

Ada sesi singkat yang dilakukan sebelum keluarga mempelai pria pulang. Dimana, pihak wanita akan mengembalikan sebagian isi seserahan yang diberikan oleh pihak pria untuk dibawa kembali sebelum mereka pulang. Beserta, ditambah dengan beberapa cinderamata (bisa berupa handuk atau angpao) yang diberikan kepada para pembawa baki. Hal tersebut dimaksudkan sebagai simbol bahwa keluarga pihak wanita tidak 'menjual' anaknya kepada pihak mempelai pria.

Isi Baki Hantaran Tingjing 

wm_article_img
Foto hantaran tangjing: Lannys Cake

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pada tradisi tingjing ini juga terdapat seserahan atau hantaran yang dibawa oleh pihak mempelai pria. Akan tetapi, isi hampers atau baki hantaran tingjing ini berbeda dengan seserahan yang dibawa pada prosesi sangjit. 

Apabila pada tradisi sangjit seserahan yang dibawa memiliki aturan dan makna khusus, pada hantaran tingjing tidak demikian. Barang-barang yang dibawa pada prosesi tingjing hanya bersifat sebagai oleh-oleh atau buah tangan. Meskipun, bisa juga beberapa diantaranya memiliki kesamaan dengan isi baki sangjit.

wm_article_img
Foto hampers tangjing: Lannys Cake

Yang perlu menjadi catatan, jumlah baki atau kotak hantaran yang dibawa harus genap dan tidak boleh berjumlah 4, karena angka 4 memiliki makna 'kematian' dan dianggap sebagai sial oleh masyarakat Tionghoa. Jumlah baki hantaran bisa berjumlah 6 sampai 12. Isinya bisa berupa buah-buahan, kue kering dan kue basah, aneka makanan dan minuman kaleng, permen, misoa, anggur atau wine dan lain sebagainya. 

Di zaman sekarang, banyak juga pasangan keturunan Tionghoa yang tidak melakukan tingjing maupun tinghun, alih-alih langsung meringkasnya pada ritual sangjit saja. Dalam beberapa kasus mungkin akan ada perbedaan dalam tata cara pelaksanaannya, hal ini disesuaikan dengan kondisi dan kebiasaan dari keluarga masing-masing mempelai.

wm_article_img
Foto: Jess No Limit from Instagram

Tradisi tingjing sendiri lebih populer dikalangan perantau Hokkian yang umumnya tinggal di Malaysia dan sekitarnya (wilayah semenanjung Peninsula). Meskipun demikian, tak sedikit pula masyarakat keturunan Tionghoa Indonesia yang melaksanakan tradisi ini, seperti pasangan Jess No Limit dan Sisca Kohl. 

Nah, itulah serba-serbi tradisi tingjing (kalungan) yang merupakan bagian dari rangkaian prosesi pernikahan adat Tionghoa. Simak juga ulasan mengenai serba-serbi Sangjit: tata cara, prosesi, dan seserahan yang harus dibawa, sebagai tambahan referensi buat kamu yang hendak melangsungkan pernikahan dengan adat Tionghoa. Semoga bermanfaat, ya!

Diskon dan Penawaran Eksklusif Menantimu!
Kunjungi WeddingMarket Fair 26-27 Oktober 2024
di Balai Kartini (Exhibition & Covention Center)

Article Terkait

Loading...

Article Terbaru

Loading...

Media Sosial

Temukan inspirasi dan vendor pernikahan terbaik di Sosial Media Kami

Loading...