
Busana pengantin adat Sunda adalah salah satu pakaian adat yang paling digemari untuk pernikahan. Nggak cuma terkenal di kalangan masyarakat yang memang berasal dari Tanah Parahyangan–Jawa Barat, pesona busana pengantin adat Sunda juga memikat banyak pengantin di luar Pulau Jawa, bahkan di kalangan selebriti dan publik figur di tanah air.
Namun, bila berbicara tentang baju pengantin Sunda yang memesona ini, umumnya yang pertama kali diasosiasikan adalah busana pengantin Sunda Siger. Padahal, sebenarnya ada banyak variasi lainnya juga, loh. Khususnya untuk wilayah Parahyangan atau Priangan yang meliputi Kabupaten Bandung, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Sumedang dan Ciamis.
Jika kita mengkaji lebih dalam tentang sejarahnya, perkembangan desain dan elemen-elemen pada busana pengantin ala masyarakat Sunda ini tak lepas dari pengaruh budaya dan politik Kerajaan Mataram yang masuk ke wilayah Parahyangan di masa lampau. Itulah sebabnya terdapat variasi pada busana pengantin adat Sunda ini, khususnya pada tampilan mahkota yang dikenakan, atau secara umum disebut mahkota priangan.
Nah, berdasarkan tampilannya, secara umum ada tiga variasi mencolok yang dapat diklasifikasikan pada busana pengantin adat Sunda Priangan, yaitu Sunda Putri, Sunda Sukapura dan Sunda Siger. Agar lebih paham, ayo kita kupas satu per satu!
Pengantin Sunda Putri
Tata rias pengantin Sunda Putri dapat dikatakan sebagai riasan yang paling sederhana dibandingkan dengan riasan pengantin Sunda Siger dan Sukapura. Ciri-cirinya, pada tampilan pengantin wanita tidak mengenakan siger. Selain itu, secara umum atribut-atribut pakem lainnya hampir sama. Contohnya seperti yang dipakai oleh artis Susan Sameh di momen akad nikahnya.
Adapun untuk busana pengantin yang dikenakan biasanya adalah kebaya putih untuk pengantin wanita dan beskap putih yang senada untuk pengantin pria dipadukan dengan kain batik. Warna putih ini memiliki filosofi sebagai simbol kesucian, ketulusan dan kesederhanaan yang diharapkan untuk selalu dipegang oleh sang pengantin dalam kehidupannya.
Pengantin Sunda Siger
Pakaian pengantin Sunda Siger ini pasti sudah tidak asing lagi kamu lihat, bukan? Yup, ini adalah salah satu busana adat pernikahan yang paling populer dipakai oleh banyak pengantin. Sederet artis dan figur publik pun tak ragu mengenakannya untuk momen istimewa mereka, diantaranya adalah Raisa, Adinda Azani, Rizky Febian dan Mahalini, hingga yang terbaru Salshabilla Adriani dan Ibrahim Risyad.
Perbedaan yang paling mencolok terlihat pada penggunaan mahkota siger oleh pengantin wanita. Siger adalah mahkota indah yang dipasang di kening melingkari kepala sang pengantin wanita, fungsinya sama seperti mahkota. Mahkota siger beratnya bisa mencapai 2 kg, karena terbuat dari campuran bahan logam. Khusus untuk Siger Sunda, biasanya berwarna putih keperakkan atau emas.
Mahkota Siger ini melambangkan status terhormat (menak) yang dahulu hanya wanita dari kalangan kerajaan saja yang memakainya. Namun di era modern ini, siapa pun dapat menggunakan siger Sunda yang menawan.
Dari segi tata busana, pakaian pengantin Sunda Siger juga tak jauh berbeda dengan baju pengantin Sunda Putri atau Sunda Sukapura. Di mana pengantin wanita mengenakan kebaya brokat yang biasanya berwarna putih, atau dimodifikasi sesuai keinginan pengantin di masa kini. Sementara untuk pengantin pria mengenakan beskap pengantin Sunda yang senada. Untuk bawahannya, dipadukan dengan kain batik bermotif sidomukti atau lereng eneng.
Pengantin Sunda Sukapura
Ciri khas pada busana pengantin Sunda Sukapura umumnya didominasi dengan warna hijau dan mahkota siger Sukapura berwarna emas. Warna hijau menurut masyarakat Sunda melambangkan kasih sayang, sehingga harapannya kedua pengantin akan saling menyayangi hingga maut memisahkan.
Kebaya ini kemudian dipadukan dengan kain batik bermotif sidomukti atau lereng eneng, dengan ciri khas tepian kain yang dilipat kecil menyerupai kipas. Di bagian dalam kebaya, pengantin memakai langtorso, semacam pakaian dalam wanita. Penampilan pengantin wanita Sunda disempurnakan dengan alas kaki berupa selop bertumit tinggi yang bersulam emas, dengan pilihan warna hitam atau putih gading.
Pakem tata rias pengantin Sunda Putri, Sunda Siger dan Sunda Sukapura
Untuk gambaran yang lebih detail, berikut pakem tata rias pengantin Sunda selengkapnya:
1. Amis cau dan Kembang Turi
Hal pertama yang dilakukan dalam tata rias pengantin Sunda adalah merapikan rambut-rambut halus di area kening atau disebut amis cau. Rambut-rambut halus yang panjangnya sekitar 2 cm ini dirapikan disesuaikan dengan lebar kening pengantin. Selanjutnya, rambut halus di pelipis diambil sedikit dan dibentuk menjadi setengah lingkaran dengan ujung menghadap ke luar, disebut kembang turi karena bentuknya mirip kembang turi.
2. Sanggul
Untuk riasan pengantin Sunda Putri dan Sunda Siger, jenis sanggul yang dipakai adalah sanggul Puspasari. Ini adalah sanggul yang dibuat dari rambut asli sang pengantin. Bentuknya ditata sedemikian rupa sehingga menyerupai pola pohon cemara dengan kedua sisinya simetris.
Bentuk sanggul Puspasari ini memiliki filosofi bahwa sanga pengantin diharapkan dapat menjalankan perannya dengan seimbang setelah berumah tangga nanti, yakni menjadi seorang istri dan ibu yang baik.
Sementara itu, untuk riasan pengantin Sunda Sukapura dipakai sanggul Ciwidey. Sesuai dengan namanya, sanggul ini berasal dari daerah Ciwidey di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Ciri sanggul ciwidey yaitu penataan gelungnya diletakkan tepat di tengah kepala bagian belakang, dengan bagian depan dibentuk sanggaran atau sasakan rambut berbentuk bulat yang dinamakan jabing.
Jabing ini adalah hasil sasakan rambut di atas telinga, yang ditata membulat sehingga tampak bervolume. Pada pengantin Sunda, jabing dibuat menutupi dua per tiga telinga, berbeda dengan sanggul Jawa yang posisinya di atas telinga.
3. Turih Wajik atau Ngeningan
Ini adalah potongan daun sirih yang dibentuk menjadi belah ketupat (sido), kemudian ditempelkan di tengah kening di antara kedua alis. Potongan daun sirih ini memiliki filosofi sebagai “sirih tumbal” yang digunakan sebagai penolak bala. Harapannya agar kelak tidak ada hal-hal buruk yang tak diinginkan dalam kehidupan rumah tangga si pengantin.
4. Ronce Bunga Melati
Menghiasi sanggul pengantin Sunda, selalu ada untai ronce bunga melati, bunga sedap malam, bunga tanjung hingga bunga kantil sebagai pelengkapnya. Roncean melati ini pun banyak jenisnya dan panjangnya sekitar 20-30 cm hingga bisa mencapai pinggang.
Ornamen yang satu ini tidak hanya memberikan aroma harum untuk meningkatkan mood sang pengantin, tetapi di balik itu ada filosofinya sebagai simbol kemurnian dan kesucian si pengantin wanita. Untaian bunga khas pengantin adat yang satu ini memiliki makna sebagai harapan agar kedua mempelai dianugerahi keharmonisan dan kemudahan dalam menjalani rumah tangganya kelak.
Ada 6 jenis roncean bunga melati yang dipakai dalam tata rias pengantin Sunda, loh! Tiap-tiap jenis roncean bunga melati tersebut punya makna yang berbeda-beda, berikut rinciannya:
Mayang sari dan mangle susun
Mayang sari adalah rangkaian bunga melati yang diletakkan di belakang telinga kiri pengantin. Pesan dari pemasangan bunga mayang sari ini adalah harapan agar tidak terjadi perselisihan dalam kehidupan kedua mempelai di masa depan. Sementara itu, roncean bunga panjang yang terletak di belakang telinga kanan dan menjuntai hingga pinggang disebut mangle susun, yang melambangkan bahwa semua rencana rumah tangga telah tersusun dengan rapi.
Ronce bawang sebungkul
Ada juga ronce bawang sebungkul, yakni rangkaian bunga melati yang ditempatkan di belakang kedua telinga dengan panjang yang sama. Ronce bawang sebungkul ini menyimbolkan keseimbangan dalam hidup.
Mangle sisir bintang
Mangle sisir bintang, yaitu untaian bunga berbentuk bintang yang terletak di kanan dan kiri sanggul, melambangkan harapan agar kehidupan rumah tangga kedua mempelai seindah cahaya bintang di kegelapan.
Mangle pasung dan pinti
Ada lagi mangle pasung, rangkaian bunga yang berbentuk setengah lingkaran atau seperti bando, ditempatkan dari belakang telinga kiri ke telinga kanan, dengan jumlah lima atau tujuh buah. Di dasarnya terdapat pinti, yang melambangkan kesucian seorang gadis.
Tutup sanggul rambang melati
Jika kamu melihat rangkaian bunga melati yang menyerupai jala menutupi sanggul pengantin, ini disebut tutup sanggul rambang melati. Ornamen ini melambangkan harapan agar pengantin wanita pandai menabung untuk masa depan.
Taburan melati
Terakhir, taburan bunga melati di atas kepala pengantin yang berjumlah antara 5 hingga 17 kuntum. Lima kuntum melambangkan sholat 5 waktu, sedangkan 17 kuntum melambangkan jumlah seluruh rakaat sholat wajib yang harus ditunaikan dalam sehari.
Pemasangan atribut pengantin Sunda Putri:
Mangle sisir: posisinya di sebelah kiri dan kanan sanggul, biasanya dipakai sebelum harnet yang dipasang pada sanggul
Mangle pasung: berjumlah tujuh buah, posisinya dipakaikan di atas sanggul
Mayang sari: berjumlah dua untai, dikenakan di sebelah kiri sanggul
Mangle susun: dipasang di sebelah kanan, jumlahnya tiga untai yang disatukan pada pangkal ronce. Panjang mangle susun ini hingga sepinggang.
Panetep: posisinya dipasang di bawah mangle pasung di tengah sanggul
Bunga tanjung: dipasang di bawah panetep, berjumlah tiga pasang atau enam buah
Kembang goyang: berjumlah tujuh buah, lima buah posisinya menghadap ke depan dan dua buah lagi menghadap ke kebelakang.
Pemasangan atribut Pengantin Sunda Siger
Mangle sisir: dipasang di sebelah kanan dan kiri sanggul, sebelum menggunakan harnet
Panetep atau gugunungan: dipasang di tengah sanggul
Mangle pasung: dipakaikan di bawah panetep berjumlah tiga pasang atau enam buah
Pinti: dipakaikan di atas sanggul memanjang antara telinga kiri dan kanan
Pasung bunga: berjumlah lima buah, dipasang di atas pinti
Bunga tabur: berjumlah 5 buah melati kuncup
Siger Sunda atau Siger Sekar Suhun, dipasang di dahi melingkar di kepala
Mayang sari: dipasang di kiri sanggul, di luar siger
Mangle susun: mangle lima dara dipasang di sebelah kanan
Garuda mungkur: dipasang di atas panetep (panetep mas)
Kembang goyang: berjumlah tujuh buah, lima buah menghadap ke depan dan dua buah menghadap ke belakang
Kilat bahu: berjumlah dua buah dipakai di lengan atas pengantin.
Kalung panjang
Benten
Pemasangan atribut Pengantin Sunda Sukapura
Mangle susun: dipasang di sebelah kanan sanggul, terdiri dari tujuh cengkehan dan tiga dara
Pengasih: dipasang di kiri sanggul, terdiri dari lima untai cengkehan dan tiga dara pengasih (lima gandul tiap untai)
Rambang: dipasang untuk menutupi dua pertiga sanggul, dengan rumbai usus-ususan ditutup bunga kantil sepanjang 15 cm sesuai jumlah untaian
Muncang sari: pinti muncang sari sepuluh untai tiga dara
Ceplok melati
Siger Sukapura: memiliki dua bentuk yaitu, Srikandi (dengan palang) dan Sumbadra (tanpa palang)
Kembang goyang: berjumlah tujuh buah, lima menghadap ke depan, dan dua menghadap ke belakang
Kalung panjang
Kipas bulu
5. Ronce Bunga untuk Pengantin Pria
Meskipun tidak sebanyak atribut yang dikenakan oleh mempelai wanita, pengantin Sunda pria pun juga memakai ornamen ronce bunga sebagai berikut:
Kalung bunga: rangkaian bunga berbentuk usus-ususan (peupeujitan) yang menghiasi di bagian leher pengantin
Omyok keris: roncean bunga pada keris
Cincin bunga: roncean bunga berbentuk gelang untuk di masukkan ke leher sarung penutup keris
Panetep keris: Susunan bunga yang di sematkan di cincin bunga, berbentuk bulat dengan bunga mawar di tengahnya
Rumbe: rangkaian bunga untuk keris yang menjuntai ke bawah dengan panjang kurang lebih 20 cm
Aturan Pakem Tata Busana Pengantin Sunda
Setelah membahas perbedaan dan persamaan pakem tata rias pengantin Sunda di atas, selanjutnya mari kita bahas pula pakem tata busana pengantin Sunda secara lebih menyeluruh, baik untuk pengantin wanita dan juga pengantin pria.
1. Sunda Putri
Busana Pengantin Wanita Sunda Putri
Selop: Sebelum mengenakan kain, sebaiknya mengenakan selop terlebih dahulu agar terlihat panjang atau pendeknya kain, panjangnya kain sebatas mata kaki.
Kain: pilihan coraknya ada tiga macam yaitu sidomukti tanpa buket, lereng eneng dan lereng pamor (ketiga macam corak itu tanpa prada atau polos). Kain yang dipakai juga harus di-wiru dengan jumlah wiru tiga, lima atau tujuh tergantung panjang atau pendeknya kain, lebarnya kira-kira tiga jari, dan letak wiru kira-kira tiga jari dari pusar ke kanan, menghadap ke kanan.
Kebaya: berbahan brokat warna putih, berhiaskan payet berwarna putih atau emas. Pilihannya bisa menggunakan kebaya pendek dengan panjang sepinggul, atau kebaya panjang hingga 15 cm di atas lutut. Adapun modelnya sama, yaitu memakai lidah tanpa bef.
Perhiasan pengantin wanita Sunda Putri:
Mahkota: dikenakan di atas kepala kira-kira tiga jari dari batas rambut (ubun ubun)
Tujuh buah kembang goyang: dipasang di atas sanggul, lima menghadap ke depan dan dua menghadap ke belakang.
Sepasang Subang
Bros yang serasi, jumlahnya satu, dua, atau tiga.
Seuntai kalung
Sepasang Gelang
Dua buah cincin
Seuntai kalung panjang dipakai untuk kebaya panjang
Kembang tanjung berjumlah enam buah, dipasang di belahan tengah sanggul.
Busana pengantin pria Sunda Putri:
Menyesuaikan dengan motif kain pengantin wanita, bisa corak sidomukti tanpa buket, lereng eneng atau lereng pamor. Kain pengantin pria juga harus di-wiru tiga, lima atau tujuh tergantung panjang atau pendeknya kain, lebarnya sekitar tiga jari, dan letak wiru sekitar tiga jari dari pusar ke kiri, menghadap kiri.
Kemeja putih berlengan panjang dengan dasi kupu kupu warna hitam
Stagen, Kewer dan Katimang dari bahan beludru.
Rompi.
Jas Prangwedana, di pinggang bagian kiri depan diletakkan keris.
Bendo, motif dan warna bisa disesuaikan dengan kain yang dipakai
Selop tertutup berwarna hitam polos (tanpa bordiran)
Jas tutup panjang berwarna hitam, berkancing logam dan berwarna putih dengan bordiran pada lengan bagian bawah.
Perhiasan pengantin pria Sunda Putri:
Sebuah bros yang dipasang di bendo.
Seuntai tali bandang dengan bros yang dipasang sebagai pengait, diletakkan di bagian dada.
Sebuah bros yang menyatu dengan tali bandang, letaknya di depan ukurannya satu kilan ditambah tiga jari ke bawah (di atas kalung bunga).
2. Sunda Siger
Busana Pengantin Wanita Sunda Siger
Selop: Sebelum mengenakan kain, sebaiknya mengenakan selop terlebih dahulu agar terlihat panjang atau pendeknya kain, panjangnya kain sebatas mata kaki.
Kain: Corak kain ada tiga macam yaitu Sido mukti, lereng eneng dan lereng garutan (ketiga macam corak itu tanpa prada atau polos), Kain harus di wiru, jumlah wiru tergantung panjang atau pendeknya kain, jumlahnya tiga, lima atau tujuh, lebarnya kira-kira dua jari, dan letak wiru kira-kira tiga jari dari pusar ke kanan, menghadap ke kanan.
Kebaya: Kebaya brokat putih yang panjangnya sepinggul, memakai lidah tanpa bef dan memakai payet berwarna putih/emas.
Perhiasan pengantin wanita Sunda Siger
Siger (sekar suhun)
Sepasang kilat bahu
Benten/pending
Tujuh buah kembang goyang, lima menghadap ke depan dan dua menghadap ke belakang
Panetep emas (Garuda mungkur)
Giwang
1-2 bros
Kalung
Kalung panjang
Sepasang gelang ( kiri dan kanan )
Cincin di kiri dan kanan
Busana pengantin pria Sunda Siger
Kain motif sidomukti, lereng eneng, atau lereng garutan, harus di wiru, jumlah wiru tergantung panjang atau pendeknya kain yaitu tiga, lima atau tujuh. Lebarnya sekitar tiga jari, letak wiru sekitar tiga jari dari pusar ke kiri, menghadap ke kiri.
Jas tutup, pilihannya bisa jas tutup pendek atau panjang, baju takwa pendek atau panjang. Jika memakai jas tutup pendek harus memakai kemeja putih tangan panjang. Jas tutup panjang, kancing logam emas atau kancing biasa, bordiran emas sesuai dengan perhiasan. Sementara jas tutup pendek, bordiran, bahan bisa juga dari beludru.
Stagen/pelangi dan pending/sabuk timang beludru bordiran emas.
Kewer/boro, untuk baju pendek dipakai di sebelah kanan depan, untuk jas tutup panjang sabuk/pending dipakai di luar jas, sedangkan keris dipakai di depan sebelah kiri (dijadikan satu dengan sabuk)
Bendo (motif dan coraknya sama dengan kain)
Selop tutup hitam/ emas, sesuai dengan baju.
Keris lengkap dengan kerangkanya.
Perhiasan pengantin pria Sunda Siger
Bros yang dipasang pada bendo bagian depang (di atas congcorong)
Seutas tali bandang dengan brosnya sebagai kalung
Saputangan fantasi
3. Sunda Sukapura
Busana Pengantin Wanita Sunda Sukapura
Selop: Sebelum mengenakan kain, sebaiknya mengenakan selop terlebih dahulu agar terlihat panjang atau pendeknya kain, panjangnya kain sebatas mata kaki.
Kain: Corak Sidomukti, lereng (Garutan, Tasik, Ciamis). Kain harus di wiru, jumlah wiru tergantung panjang atau pendeknya kain yaitu tiga, lima atau tujuh. Lebarnya kira-kira dua jari, letak wiru kira-kira tiga jari dari pusar ke kanan, menghadap ke kanan.
Kebaya: dari bahan lame yang panjangnya sepinggul, memakai lidah tanpa bef, dengan pasmen (terbuat dari benang emas atau manik manik mutiara)
Perhiasan pengantin wanita Sunda Sukapura
Siger Sukapura mempunyai dua bentuk yaitu: Srikandi (dengan palang) Sumbadra (tanpa palang)
Tujuh buah kembang goyang, lima menghadap ke depan dan dua menghadap ke belakang
Sepasang giwang, gelang dan cincin.
Kalung permata.
Pending emas dipasang di kebaya, perhiasannya berbentuk bunga atau kupu-kupu.
Kalung panjang dilengkapi dengan kipas bulu.
Busana pengantin pria Sunda Sukapura
Busana Santana
Kain sunda (garutan, tasik, ciamis).
Jas tutup panjang dengan pasmen, tanpa bunga tabur di badan jas.
Bendo/udeng, makuta mirip kresna.
Busana Bangsawan (Menak)
Celana panjang dengan bahan sama dengan jas.
Jas tutup panjang warna hitam.
Kain atau dodotan (Garutan, Tasik, Ciamis).
Boro serangka keris.
Keris.
Perhiasan pengantin pria Sunda Sukapura
Kalung badang dengan bros dipakaikan sebagai pengait, dipasang di bagian dada.
Bros emas atau bros bunga dipasang di baju sebelah kiri.
Bros untuk bendo.
Itulah dia ragam variasi dalam pakaian pengantin Jawa Barat–khususnya di wilayah Parahyangan, diantaranya yaitu Sunda Putri, Sunda Siger dan Sunda Sukapura. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa variasi busana pernikahan adat Sunda yang menawan tersebut sedikit banyak telah mencerminkan keragaman budaya dan tradisi yang begitu kaya di negeri ini.
Setelah mengulasnya secara lebih mendalam, semoga sekarang kamu sudah bisa mengenali dengan lebih baik keindahan dan makna yang tersimpan di balik pakaian pengantin adat Sunda yang begitu memesona. Sentuhan tradisi yang terus tetap eksis, bahkan kian hari semakin populer di kalangan anak muda, meskipun dengan berbagai modifikasi dan penambahan sentuhan modern.
Dengan mengenakan pakaian adat untuk pernikahan kamu, itu berarti kamu turut melestarikan budaya dan tradisi yang dimiliki. Nah, sekarang sudah tau mau pilih yang mana? Sunda Putri, Sunda Siger atau Sunda Sukapura? Yuk, tentukan pilihanmu dan temukan vendor terbaiknya di WeddingMarket. Happy wedding, dears!
Sumber bacaan: Tirasenna Wedding | Jurnal Unikom