Pilih Kategori Artikel

Panduan Pemberkatan Pernikahan Katolik: Dari Syarat hingga Prosesnya
Diskon dan Penawaran Eksklusif Menantimu!
Kunjungi WeddingMarket Fair 26-27 Oktober 2024
di Balai Kartini (Exhibition & Covention Center)

Pemberkatan pernikahan dalam agama Katolik adalah momen sakral di mana pasangan berikrar di hadapan Tuhan untuk bersama-sama dalam suka dan duka, tak terpisahkan hingga kematian memisahkan. Karena hal ini lah pernikahan Katolik dianggap pernikahan monogami dan tidak dapat diceraikan, mengikat satu laki-laki dengan satu perempuan dalam ikatan yang tak tergoyahkan. 

Meskipun prosesnya mungkin panjang, namun dengan cinta sebagai pendorong, kamu dan pasangan dapat melaluinya dengan mantap. Pernikahan Katolik akan sah ketika sudah diratum atau dibaptis dan disempurnakan oleh persetubuhan. Hal menjadikannya ikatan yang kuat dan abadi. Dengan memahami prosesi pemberkatan nikah Katolik, kamu dan pasangan akan semakin siap dan mantap untuk melangkah ke jenjang pernikahan yang sakral dan tak tergoyahkan.

Tata Cara Pemberkatan Pernikahan

Sebelum masuk ke dalam pembahasan mengenai prosesi pemberkatan pernikahan pada ajaran agama Katolik, kamu harus memahami dulu mengenai tata cara untuk melakukan pernikahan di dalam agama Katolik. 

Pendaftaran Pernikahan

wm_article_img

Pendaftaran untuk pemberkatan pernikahan dalam gereja Katolik membutuhkan waktu yang cukup panjang. Pertama, kamu beserta pasangan harus mengurus pendaftaran di sekretariat paroki minimal lima bulan sebelum acara. Setelah itu, kamu perlu berbicara langsung dengan pastor yang akan memberkati untuk menentukan jadwal. 

Baru kemudian, formulir pendaftaran harus diserahkan minimal empat bulan sebelum tanggal pemberkatan, dengan semua detail terisi lengkap. Proses ini menggarisbawahi pentingnya perencanaan yang matang dan keterlibatan aktif dari kamu dan pasangan sebagai calon pengantin dalam mengatur segala sesuatunya untuk memastikan kelancaran pemberkatan pernikahan di gereja.

Kursus  Pra Pernikahan

Sebelum melangkah pada tahap acara pelaksanaan pemberkatan pernikahan Katolik, kamu juga harus menempuh langkah awal yang penting, yaitu mengikuti kursus persiapan pernikahan atau pre cana. Kursus ini merupakan bagian dalam persiapan menuju pemberkatan pernikahan, biasanya dilaksanakan selama akhir pekan dengan intensitas yang tinggi. 

Selama kursus tersebut, kamu bersama pasangan akan diberikan pengetahuan yang meliputi berbagai aspek kehidupan berumah tangga, mulai dari spiritualitas hingga hal-hal praktis seperti kesehatan reproduksi, perencanaan keuangan, dan pola asuh anak. 

Tujuan dari kursus pra nikah ini adalah untuk mempersiapkan kehidupan pernikahan secara holistik, baik secara materi, rohani, maupun fisik, sehingga ketika menghadapi pemberkatan pernikahan, mereka dapat menghadapinya dengan pemahaman yang realistis dan keseriusan yang memadai. Kursus ini penting sebagai persyaratan bagi kamu sebagai calon pengantin yang akan melangsungkan pemberkatan pernikahan, karena membantu memastikan bahwa komitmen pernikahan dijalani dengan sungguh-sungguh dan sesuai dengan ajaran agama Katolik.

Proses Kanonik

wm_article_img

Sebelum mengikat janji pernikahan, selanjutnya kamu dan pasangan harus menjalani proses kanonik yang melibatkan wawancara dengan seorang pastor. Tujuannya adalah untuk menilai kesiapan secara emosional, spiritual, dan finansial. Pertanyaan-pertanyaan akan mencakup riwayat hubungan, asal mula pertemuan, dan bahkan status keuangan serta latar belakang keluarga. 

Jika terdapat ketidaksesuaian atau kecurigaan, pastor berhak untuk menunda pemberkatan tersebut. Hal ini karena gereja bertanggung jawab untuk memastikan bahwa tidak ada keterikatan dengan pernikahan sebelumnya yang belum berakhir dengan pembatalan resmi. Namun, jika semua pertanyaan dijawab dengan jujur dan sesuai fakta, proses kamu dan pasangan menuju pemberkatan pernikahan akan berjalan lancar.

Dokumen Pendukung Pernikahan 

Selayaknya pernikahan pada agama lain, kamu juga harus melampirkan beberapa dokumen pendukung. Persyaratan dokumen untuk pemberkatan pernikahan di gereja tidaklah rumit, tetapi membutuhkan ketelitian terhadap detail-detailnya. Dokumen pendukung ini terdiri dari salinan surat baptis terbaru, sertifikat kursus perkawinan, formulir pendaftaran yang ditandatangani oleh ketua lingkungan, dan salinan KTP calon mempelai serta saksi. Selain itu, foto berwarna berdampingan dan dokumen tambahan seperti surat izin dari TNI/POLRI mungkin diperlukan tergantung pada kasusnya. 

Di Catatan Sipil, persyaratan meliputi dokumen identitas, surat nikah gereja, serta formulir keterangan menikah dari kelurahan. Penyerahan dokumen harus dilakukan paling lambat satu bulan sebelum acara, namun jika mendekati waktu pelaksanaan, surat dispensasi dari camat dapat dibutuhkan. Meskipun persyaratan mungkin sedikit berbeda antar keuskupan dan paroki, keseluruhan proses dapat berjalan lancar dengan komunikasi jujur antara pasangan dan pihak gereja. Pastikan untuk memenuhi semua persyaratan dengan cermat untuk menjamin kelancaran pemberkatan pernikahan.

Prosesi Pemberkatan Pernikahan Katolik

wm_article_img

Pemberkatan pernikahan dalam agama Katolik adalah suatu perjanjian antara seorang pria dan seorang wanita untuk berbagi hidup bersama, sebagaimana diuraikan oleh Keuskupan Agung Jakarta. Dalam konteks Gereja Katolik, pernikahan dilangsungkan sesuai dengan ajaran dan tata cara yang telah ditetapkan oleh Gereja. Ada dua jenis pernikahan: "ratum" dan "non ratum". Pernikahan ratum adalah ketika kedua pasangan telah dibaptis dalam Gereja Katolik, sedangkan pernikahan non ratum terjadi ketika hanya salah satu dari mereka yang dibaptis dalam Gereja tersebut.

Proses pemberkatan pernikahan Katolik memiliki susunan yang telah ditetapkan, yang melibatkan serangkaian ritus dan doa yang dipimpin oleh seorang imam. Ini mencerminkan penghormatan terhadap sakramen pernikahan dan komitmen yang dijalankan oleh kedua pasangan. Pasangan berikrar untuk saling mencintai, menghormati, dan mendukung satu sama lain dalam perjalanan hidup mereka yang baru bersama.

1. Ritus Pembukaan

wm_article_img

Ketika momen penting ritus pembukaan sebuah pemberkatan pernikahan tiba, suasana di gereja terasa hening namun penuh kehangatan. Kamu dan pasangan sebagai mempelai pernikahan berjalan memasuki gereja dengan langkah tegap, disertai oleh kedua orang tua. Langkah tersebut akan diiringi oleh nyanyian pujian yang merdu, mengisi ruang gereja dengan keharuan dan kegembiraan yang tak terungkapkan.

Di altar, kamu akan disambut oleh Imam dan putra-putri altar. Hal ini merupakan  sebuah tanda penyambutan atas kedatangan dua mempelai dalam perjalanan menuju kehidupan baru yang akan dimulai bersama. Tak lama setelah itu, Imam memulai ritual pembersihan dengan memercikkan air suci kepada kedua mempelai dan kerabat terdekat yang hadir. Ini adalah momen sakral, di mana doa-doa terucap untuk memohon rahmat dan berkat Allah atas pernikahan yang akan dijalani.

Imam, sebagai pemimpin spiritual, menyampaikan doa dengan khidmat, menyebutkan harapan agar kedua mempelai dapat menghadapi kehidupan baru mereka dengan hati yang suci dan terbuka. Kata-kata yang diucapkannya memenuhi ruang gereja dengan kehangatan spiritual, mengingatkan semua yang hadir akan keagungan pernikahan sebagai ikatan suci yang dilakukan di hadapan Tuhan.

Kemudian, dalam momen yang penuh harap, Imam memberikan salam selamat datang kepada kedua mempelai dan seluruh jemaat yang hadir. Salam itu membawa pesan kegembiraan atas kehadiran kedua mempelai dan mengajak semua yang hadir untuk bersama-sama menyaksikan momen indah ini.

Tanggapan hangat dari wakil keluarga mengisyaratkan dukungan penuh dari mereka terhadap pernikahan kamu dan pasangan. Mereka mengungkapkan harapan agar pernikahan ini dikukuhkan dan diberkati dengan ajaran dan tata perayaan Gereja Katolik, memohon perlindungan dan berkat dari Tuhan bagi langkah-langkah mereka ke depan.

Imam, sebagai wakil Tuhan di bumi, menjawab dengan penuh pengabdian, mengajak semua yang hadir untuk masuk ke dalam rumah Tuhan dengan hati yang tulus dan doa-doa yang sungguh-sungguh. Ini adalah momen di mana harapan dan doa-doa bersatu, di mana kedua mempelai dan seluruh jemaat mengalirkan aspirasi mereka kepada Sang Pencipta.

Dalam keseluruhan rangkaian ini, tergambarlah sebuah gambaran indah tentang pemberkatan pernikahan sebagai suatu peristiwa yang sakral dan penuh keagungan. Di dalam gereja yang penuh cahaya suci, kedua mempelai dan seluruh jemaat bersatu dalam doa dan harapan, mengiringi langkah-langkah kedua mempelai menuju kehidupan baru yang penuh berkat.

2. Perarakan

wm_article_img

Setelah Ritus Pembukaan dalam pemberkatan pernikahan, acara selanjutnya adalah Perarakan, di mana para peserta, termasuk putra-putri altar, Imam, kedua mempelai, orang tua, saksi, dan kerabat, bergerak menuju altar. Langkah-langkah mereka disertai dengan nyanyian Antifon Pembuka yang mengalun lembut di latar belakang.

Saat mereka tiba di altar, setiap orang memberikan penghormatan dengan menyatakan penghormatan mereka melalui gestur hormat yang tulus. Ini adalah momen yang sarat makna, di mana kesakralan dan kehormatan diungkapkan melalui langkah-langkah yang diambil menuju ikatan suci dalam pemberkatan pernikahan.

3. Tanda Salib

Selanjutnya, imam bersama dengan umat akan membuat tanda salib di depan dada. Kemudian,  Imam dan jemaat mengucapkan, "Dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Amin." Lalu, Imam memberikan salam, "Semoga Tuhan menyertai dan memberkati langkahmu dalam pemberkatan pernikahan ini."

4. Kata Pembuka

wm_article_img

Pada awal perayaan pemberkatan pernikahan, Imam dengan hangat menyampaikan kata pembuka kepada kedua mempelai, keluarga, dan kerabat yang hadir. Dalam kata pembuka ini, Imam akan membawa perhatian semua orang yang hadir menuju momen sakral pernikahan yang sedang dirayakan.

5. Percikan

Dalam pemberkatan pernikahan, umat yang hadir berdiri saat putra-putri altar memberikan air suci kepada Imam. Air suci tersebut dipercikkan kepada semua yang hadir, termasuk kamu, pasangan, dan keluarga. Ritus ini juga disertai dengan nyanyian pujian yang memperkuat kesan sakral acara tersebut.

6. Doa Pembuka

Sebelum memulai pemberkatan pernikahan, Imam memimpin doa pembuka. Dalam momen hening, jemaat diberi kesempatan untuk menyampaikan doa pribadi mereka. Imam memohon kepada Allah, Sang Pencipta yang penuh kasih, agar memberkati kedua mempelai dengan cinta yang kukuh dan keinginan luhur. 

Doa itu memohon agar Allah melimpahkan rahmat-Nya atas mereka, menjadikan pernikahan mereka suci dan pantas menjadi tanda kehadiran-Nya. Doa diakhiri dengan keyakinan bahwa melalui Yesus Kristus, Allah akan memberkati mereka sepanjang masa. Dengan penuh harapan, jemaat bersama-sama mengucapkan 'Amin'.

7. Liturgi Sabda

wm_article_img

Liturgi Sabda dalam pemberkatan pernikahan melibatkan dua atau tiga bacaan suci. Bacaan pertama berasal dari Perjanjian Lama, sementara bacaan kedua atau ketiga menyoroti ayat-ayat Alkitab yang merujuk langsung pada pernikahan. Ini merupakan tahapan penting di mana pasangan mendengarkan dan merenungkan Firman Tuhan dalam konteks ikatan suci mereka.

8. Homili 

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan prosesi homili yang disampaikan oleh Imam saat umat duduk. Materi homili dipilih dari Kitab Suci atau teks Liturgi yang relevan dengan pemberkatan pernikahan, mengangkat tema martabat cinta dalam hubungan suami-istri serta nilai-nilai kristiani.

9. Perayaan Pernikahan dan Mohon Restu

Pada saat pemberkatan pernikahan, kamu dan pasangan akan secara resmi menyatakan niat untuk menikah dan menyetujui perjanjian perkawinan yang sudah dibuat. Setelah itu, kamu diharuskan untuk meminta restu dari kedua orang tua mereka dalam sebuah upacara yang penuh makna serta Diiringi oleh lagu-lagu yang menyentuh hati.

10. Pernyataan Mempelai dan Kesepakatan Perkawinan

Ketika pemberkatan pernikahan dilangsungkan, Imam akan mengajukan pertanyaan kepada mu dan pasangan mengenai kesediaan kamu untuk menjalani pernikahan dengan kesetiaan, kesediaan mendidik anak, dan kehendak bebas. Setelah kamu dan pasangan memberikan jawaban, Imam akan mengundang kamu untuk menyatakan Kesepakatan Perkawinan sambil saling berjabat tangan sebagai simbol kesepakatan.

11. Penerimaan Kesepakatan Perkawinan

Ketika Imam menerima Kesepakatan Perkawinan kedua, ia mengutarakan doa, "Semoga berkat Tuhan mengokohkan janji yang kalian ikrarkan di hadapan gereja dan mengalirkan pemberkatan-Nya atas kalian berdua. Ingatlah, apa yang telah dipersatukan oleh Allah, tidak boleh dipisahkan oleh manusia." 

12. Pemberkatan dan Pengenaan Cincin

wm_article_img

Pada saat pemberkatan pernikahan, Imam akan melaksanakan ritual pengenaan cincin bagi kamu dan pasangan. Dengan hati dan penuh doa, Imam memercikkan air suci ke arah cincin yang dipegangnya, sebagai tanda berkat dan kesucian. Setelah itu, dengan penuh kerendahan hati, kamu dan pasangan berdiri di hadapan satu sama lain, siap menerima cincin sebagai lambang ikatan tak terputus yang akan mereka jalani bersama. 

Dengan lembut, mereka bergantian mengambil cincin dan menggesekkannya di jari kelingking pasangan mereka, melambangkan persatuan dan komitmen yang mereka bagikan. Dalam momen ini, kehadiran Imam serta simbolisasi air suci menambah makna dalam upacara sakral ini, memperkuat ikatan spiritual yang mereka jalin sebagai pasangan yang akan membina kehidupan bersama dalam pemberkatan pernikahan.

13. Pembukaan Kerudung

Setelah pemasangan cincin, tahap berikutnya dalam pemberkatan pernikahan adalah saat mempelai pria membuka kerudung istrinya. Saat Imam mengucapkan doa, "Semoga kalian selalu memandang dengan wajah penuh cinta," mempelai pria dengan lembut merenggangkan kerudung yang menutupi wajah sang mempelai wanita. Gestur itu menjadi momen penuh makna yang melambangkan awal dari ikatan yang kuat antara dua jiwa yang bersatu dalam cinta dan kesetiaan. 

14. Penyerahan Kitab Suci, Salib, dan Rosario

Dalam rangkaian pemberkatan pernikahan Katolik, Imam mempersembahkan kitab suci, salib, dan rosario. Tiga benda sakral itu kemudian diserahkan kepada kedua orang tua mempelai untuk diteruskan kepada kedua mempelai. Orang tua dengan penuh kasih menyerahkan benda-benda itu kepada anak-anak terkasih mereka sebagai simbol perjalanan rohani yang akan mereka jalani bersama.

15. Doa Umat

wm_article_img

Setelah upacara pemberkatan pernikahan pada hari Minggu atau saat Hari Raya, umat akan bersama-sama menyatakan Pengakuan Iman atau Syahadat sebelum berdoa bersama. Ini menjadi langkah terakhir sebelum seluruh hadirin bersatu dalam doa.

Itulah syarat dan panduan prosesi pemberkatan pernikahan di dalam ajaran agama Katolik. Dengan informasi ini, semoga kamu dan pasangan bisa mempersiapkan diri secara lebih baik untuk menghadapi sakramen suci tersebut. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan pastor atau tokoh agama Katolik yang berwenang untuk mendapatkan bimbingan lebih lanjut. Semoga informasi ini bermanfaat untukmu, ya!

Diskon dan Penawaran Eksklusif Menantimu!
Kunjungi WeddingMarket Fair 26-27 Oktober 2024
di Balai Kartini (Exhibition & Covention Center)

Article Terkait

Loading...

Article Terbaru

Loading...

Media Sosial

Temukan inspirasi dan vendor pernikahan terbaik di Sosial Media Kami

Loading...