Sebelum memutuskan untuk membina rumah tangga, setiap pasangan tentu berharap pernikahannya kelak akan berjalan dengan baik, bukan? Namun, banyak mereka yang baru menemukan berbagai macam perbedaan dan ketidakcocokan yang dapat memicu terjadinya konflik justru setelah menjalani pernikahan. Tak jarang hal tersebut berujung kepada perceraian.
Padahal, hal ini dapat kamu antisipasi jauh sebelum menikah, loh. Ada yang namanya konseling pra nikah, yaitu bimbingan yang diberikan sebagai bekal kepada calon pengantin untuk mengarungi bahtera rumah tangga bersama. Bimbingan pernikahan ini biasanya diberikan oleh seorang konselor ahli atau penasihat pernikahan. Jadi, seberapa pentingkah konseling pranikah bagi pasangan yang akan menikah? Cari tahu, yuk!
Tujuan Konseling Pranikah Untuk Apa?
Dalam sebuah pernikahan sangat rentan munculnya perbedaan pendapat dan konflik layaknya yang terjadi ketika dua orang manusia berinteraksi satu sama lain. Berbeda halnya dengan saat pacaran, dimana kamu dan pasangan hanya menghabiskan waktu beberapa jam saja bersama-sama. Setelah menikah, waktu bertemu dan berinteraksi semakin intens, berbagai situasi dapat terjadi saat itu, termasuk pula hal-hal yang tak diinginkan seperti sebuah pertentangan.
Oleh sebab itu, dengan mengikuti konseling pernikahan, dapat membantu kamu dan pasangan untuk mengidentifikasi berbagai potensi masalah yang bisa timbul dalam rumah tangga kelak sedari dini. Sehingga, pernikahanmu memiliki pondasi yang kuat ketika menghadapi berbagai ujian. Tentunya, tujuannya adalah rumah tangga yang bahagia, damai, dan sejahtera.
Dilansir dari sehatq.com, ada lima manfaat positif yang bisa kamu dapatkan dari konseling pranikah, antara lain:
Meningkatkan komunikasi yang efektif antar pasangan
Belajar lebih baik dalam menyelesaikan suatu masalah
Meningkatkan kualitas hubungan dengan belajar saling memahami satu sama lain
Belajar menerima perbedaan pasangan sekaligus mengembangkan keterampilan untuk bisa berkompromi,dan bekerja sama secara efektif dalam menjalani pernikahan nantinya
Belajar saling menyesuaikan diri satu sama lainnya dengan lebih baik.
Apa Saja Topik yang Dibahas Dalam Konseling Pranikah?
Dari drduegertherapy.com disebutkan, paling tidak ada tujuh topik yang harus dibahas saat kamu dan pasangan menjalani konseling pranikah bersama konselor ahli, diantaranya:
1. Arti dari komitmen pernikahan
Mengapa kamu dan pasanganmu ingin menikah satu sama lain? Pertanyaan ini ditanyakan untuk menggali alasan mengapa kamu berkomitmen menikah dengan pasanganmu. Seringkali ditemukan bahwa pasangan tersebut tak menyadari tujuan sebenarnya mereka menikah, visi serta misinya membangun rumah tangga. Terutama bagi masyarakat Indonesia yang masih sangat dipengaruhi oleh persepsi di masyarakat yang ‘menuntut’ menikah di usia tertentu.
Kamu bisa mengekspresikan apa yang diyakini tentang pernikahan dan bagaimana menurutmu pernikahan itu akan bermanfaat bagi kehidupanmu. Ceritakan harapanmu pada pernikahan tersebut serta apa saja yang tak diharapkan untuk terjadi. Dalam kesempatan ini juga kamu perlu mendiskusikan bagaimana caramu melindungi dan menghormati komitmen yang telah dibuat. Topik pembuka ini akan mengarahkan kamu dan pasangan untuk lebih mengenal satu sama lainnya.
2. Tujuan pribadi dan tujuan bersama pasangan
Dalam diskusi selama bimbingan pranikah, kamu juga akan diminta mengemukakan tujuan hidup yang paling berarti bagimu, begitu pun pasanganmu. Baik tujuan hidup jangka pendek maupun jangka panjang serta bagaimana strategi untuk mewujudkannya. Apa tujuan untuk keluarga, karir dan masyarakat yang paling berarti bagimu? Kamu dan pasangan juga perlu mempertimbangkan apa yang menurut kalian berdua perlu dalam perencanaan tujuan tersebut dan pengorbanan untuk mencapainya.
3. Harapan untuk hubunganmu
Terkadang, suatu pasangan tidak menyadari betapa berbedanya persepsi dan harapan mereka berdua untuk kepuasan pernikahan secara keseluruhan. Maka dari itu, saat konseling pranikah ini merupakan saat yang tepat untuk membicarakan tentang bagaimana kamu berharap untuk ‘mendukung’ dan ‘didukung’ dalam menjalani hubunganmu bersama pasangan kelak.
Kamu perlu tahu, seberapa banyak kebersamaan dan waktu sendirian yang bisa membuatmu nyaman? Apakah kamu dan pasangan bersedia untuk saling menghormati kesepakatan mengenai waktu yang dialokasikan untuk bekerja, rekreasi, dan keintiman berdua? Seberapa penting hobi pribadi, persahabatan, dan waktu untuk keluarga dalam kehidupan sehari-hari kalian? Pertanyaan-pertanyaan tersebut mungkin tak terpikirkan di saat biasa, bukan?
4. Ide-ide tentang keluarga berencana
Sebelum menikah, kamu dan pasangan juga perlu mendiskusikan hal-hal penting terkait bagaimana dan kapan kalian akan memulai sebuah keluarga, dalam hal ini juga harus menjawab pertanyaan apakah pernikahan ini ingin memiliki anak atau tidak?
Pastikan kamu dan pasangan memiliki pandangan yang sama mengenai kesediaan untuk memiliki dan membesarkan anak kelak, atau bagi pasangan tertentu mungkin memilih childfree. Berapa banyak anak yang ingin dimiliki? Bagaimana cara untuk menangani apabila ada tantangan/kendala dalam mewujudkannya? Bagaimana kalian akan menangani anak-anak (jika ada anak dari hubungan sebelumnya)?
Berbagai pertanyaan tersebut sangat perlu ditanyakan sebelum kamu melangkah bersama dalam ikatan pernikahan. Diskusikan secara terbuka filosofi, nilai, dan tindakan disiplin membesarkan anak yang penting bagimu dengan pasangan agar kalian sama-sama mengetahui ekspektasi masing-masing. Selain itu, kamu dan pasangan juga perlu mempertimbangkan kesiapan secara fisik, psikis dan finansial demi menciptakan rumah tangga yang sehat bersama anak-anak kalian nanti.
5. Persepsi dan harapanmu tentang keuangan dalam rumah tangga
Uang merupakan salah satu topik yang sensitif, tak jarang pasangan enggan untuk memulai pembicaraan mengenai hal ini. Namun, sangat penting untuk dibicarakan sebelum pernikahan. Dengan bantuan konselor, kamu dan pasangan akan dibimbing untuk bisa terbuka membahas perihal terkait sistem pengelolaan keuangan dalam rumah tangga kalian nantinya.
Kamu dan pasangan diharapkan mampu menyusun sistem keuangan dan akuntabilitas. Saat konseling pranikah, bicaralah tentang keuangan secara jujur dan terbuka. Kamu perlu meninjau dari berbagai aspek termasuk melihat perbedaan gaji antara kalian, kemudian harapanmu tentang peran siapa yang mencari nafkah, gaya hidup, serta tanggungan yang dimiliki oleh masing-masing? Lihatlah bagaimana tanggapan satu sama lain.
Untuk mengetahui kesiapan secara finansial, kamu dan pasangan juga perlu membahas lebih serius tentang adakah tagihan, utang pribadi dan gabungan kredit, serta pajak yang dimiliki? Hingga bagaimana tabungan masa depan yang akan dikelola nantinya? Bila perlu, mungkin kamu dan pasangan juga akan memikirkan tentang perlu tidaknya membuat perjanjian pra nikah terkait pemisahan harta dan hutang, untuk melindungi hak-hak suami, istri serta anak-anak kelak.
6. Kehidupan rumah tangga dan pengaturan tempat tinggal
Kamu dan pasangan juga perlu mendiskusikan bagaimana kalian membayangkan kehidupan sehari-hari bersama nantinya. Apakah kalian akan tinggal di dekat orangtua atau berharap untuk tinggal di rumah sendiri? Termasuk pula jika kamu dan pasanganmu sama-sama bekerja, bahkan mengenai lokasi tempat tinggal masa depan kalian pun perlu dibicarakan.
Diskusikan juga kemungkinan jika salah satu harus dipindah tugas kerja ke luar kota, apakah yang lain ikut pindah atau tidak? Isu tempat tinggal ini juga salah satu yang rawan memunculkan konflik. Oleh sebab itu, kamu dan pasanganmu perlu membicarakannya sebelum menikah.
7. Rencana untuk menyelesaikan konflik secara produktif
Ketika sepasang kekasih mulai berbagi kehidupan bersama sebagai suami istri, tak heran bila nantinya akan timbul berbagai macam konflik maupun pertentangan. Hal ini merupakan sesuatu yang wajar dalam rumah tangga. Akan tetapi, sebaiknya sebelum menikah kalian sudah belajar bagaimana cara menanganinya dengan baik.
Pada saat konseling pranikah ini, kamu dan pasangan juga perlu berdiskusi mengenai komitmen kalian dalam menyelesaikan perselisihan di kemudian hari, untuk menemukan cara paling produktif agar tak berlama-lama terperangkap dalam konflik tersebut. Konseling akan membantu Anda mengenali dan mengelola titik konflik dan pola komunikasi yang tidak efektif sejak dini. Termasuk pula bagaimana menyikapi jika terjadi masalah perselingkuhan, apakah harus terjadi perceraian? Konselor akan mengarahkanmu dan memberi saran-saran untuk menghindari perceraian dalam pernikahan.
Selain ketujuh topik di atas, hal-hal yang akan dibahas dalam bimbingan pranikah mungkin juga akan berkembang lebih jauh menyangkut masalah-masalah lain dalam kehidupan rumah tangga pasangan, seperti pada konseling pranikah secara agama. Sebagai contoh, konseling pra nikah agama Kristen yang diadakan oleh gereja, bimbingan pranikah agama Buddha dari Vihara atau kursus pranikah Islam yang bisa kamu dapatkan dari KUA maupun secara online.
Dalam konseling tersebut, pertanyaan-pertanyaan terkait peran agama dalam rumah tangga dan cara mengimplementasikannya dalam hubungan suami istri maupun kepada anak-anak juga akan dibahas. Dari hasil diskusi tersebut, kamu dan pasangan jadi bisa mengukur dan menilai satu sama lainnya, serta melakukan pendekatan terbaik. Dengan demikian, harapannya hubunganmu bisa terus langgeng, serta dapat bertumbuh ke arah yang lebih positif dan sehat.
Itulah ulasan terkait konseling pra nikah, tujuan, dan alasan mengapa penting dilakukan oleh pasangan sebelum melangsungkan pernikahan. Semoga informasi ini dapat bermanfaat buat kamu dan pasangan yang akan segera melabuhkan cinta menuju jenjang pernikahan. WeddingMarket doakan semoga semua persiapan pernikahan kamu dapat segera terpenuhi dan prosesnya berjalan dengan lancar!