Your Smart Wedding Platform

Awali Kehidupan Setelah Nikah dengan Pindah Rumah, Ini Tips Penting untuk Pengantin Baru!

07 Jun 2025 | By Nurma Arum Wedding Market | 48

Salah satu hal yang harus dipikirkan setelah memutuskan untuk menikah adalah tempat tinggal. Apakah kamu dan pasangan akan tetap tinggal dengan orang tua, mengontrak rumah, tinggal di kos, atau justru membeli rumah baru? Jika kamu memutuskan untuk memulai hidup mandiri dengan tinggal berdua saja dengan pasangan, ada berbagai faktor, mulai dari pertimbangan praktis, emosional, hingga pertimbangan jangka panjang yang harus kamu pikirkan.

Untuk membantumu mendapatkan hunian pertama yang nyaman, baik mengontrak maupun membeli rumah baru, berikut ini beberapa tips yang mungkin akan berguna untukmu. Simak sampai habis, ya!

Alasan tinggal terpisah dari orang tua

Foto: pexels/ Blue Bird

Jika kamu masih ragu-ragu apakah harus tinggal berpisah dengan orang tua atau pindah ke rumah baru, berikut ini adalah beberapa alasan yang mungkin bisa membantumu mempertimbangkannya.

1. Membangun kemandirian sebagai pasangan baru

Ketika memutuskan berpisah dari orang tua, kamu dan pasangan bisa mengambil keputusan sendiri tanpa adanya intervensi dari orang tua. Kalian juga bisa belajar untuk menyelesaikan permasalahan rumah tangga secara mandiri. Pola hidup, rutinitas, hingga kebiasaan sebagai keluarga baru bisa terbentuk di rumah ini. Hal ini penting mengingat rumah tangga tak hanya dibangun dari rasa cinta saja, tapi juga dari tanggung jawab bersama.

2. Menghindari konflik karena perbedaan gaya hidup

Tinggal bersama dengan orang tua mungkin akan memicu gesekan karena adanya perbedaan jam tidur dan aktivitas harian, cara memasak, mengatur rumah, atau cara berbicara, hingga batasan privasi.  Bahkan, kelak saat punya anak, cara mendidik antara kalian dan orang tua juga bisa saja berbeda. Meskipun niat awal tinggal bersama untuk saling membantu, tetapi sering kali gesekan kecil bisa menumpuk dan mengganggu keharmonisan rumah tangga.

3. Adanya ruang untuk lebih intim dengan pasangan

Tinggal di rumah sendiri akan memberikan ruang untuk mengenal pasangan lebih dalam secara pribadi, membangun keintiman tanpa canggung, dan belajar menyesuaikan diri satu sama lain dalam ruang yang lebih privat. Saat tinggal dengan orang tua atau mertua, pasangan mungkin akan merasa terawasi, kurang bebas, dan tidak bisa sepenuhnya bersikap natural.

4. Menghindari campur tangan secara berlebihan

Orang tua biasanya memiliki niat baik untuk membantu anak-anaknya, tapi ada kalanya mereka akan sering memberikan nasihat atau komentar ketika tidak diminta. Saat ada konflik, orang tua cenderung akan membela anak kandung daripada menantu. Bahkan, dalam keseharian mereka bisa saja ikut campur hal-hal kecil, seperti cara mencuci, belanja, bahkan cara mendidik anak.

5. Menghindari ketergantungan jangka panjang

Jika terbiasa tinggal dengan orang tua, kamu bisa saja merasa terlalu nyaman sehingga tidak berusaha mandiri, sulit keluar dari zona nyaman bahkan jika keuangan sudah cukup, kamu akan menunda pembelian rumah sendiri karena tidak merasa perlu. Padahal, pisah rumah adalah langkah awal menuju keluarga yang benar-benar mandiri dan dewasa.

Tips memilih rumah untuk ditinggali

Foto: pexels/RDNE Stock project

Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk memilih rumah pertama dengan pasangan.

1. Tentukan prioritas

Sebagai pasangan baru, penting untuk menyamakan visi dan ekspektasi soal rumah yang ingin ditinggali. Bicarakan hal-hal seperti:

  • Apakah lebih suka rumah tapak, apartemen, atau rumah susun?
  • Apakah butuh rumah yang dekat kantor atau kampus?
  • Apakah ingin tinggal di kota besar, pinggiran kota, atau pedesaan?
  • Seperti apa gaya rumah impian, minimalis, industrial, klasik, atau rumah dengan halaman?

Diskusi ini penting agar keputusan pembelian atau sewa rumah tidak didominasi oleh satu pihak saja. Menyusun prioritas bersama juga bisa mencegah konflik di masa depan.

2. Pertimbangkan budget secara realistis

Setelah menikah, keuangan akan menjadi tanggung jawab bersama. Maka dari itu, pemilihan rumah harus disesuaikan dengan kondisi keuangan aktual, bukan keinginan semata. Hal yang perlu diperhatikan:

  • Harga rumah atau sewa bulanan.
  • Cicilan KPR atau kredit lain (idealnya tidak lebih dari 30% dari total penghasilan bulanan bersama).
  • Biaya tambahan: listrik, air, keamanan, parkir, iuran warga, internet.
  • Biaya perabot jika rumah belum terisi.

Jangan memaksakan membeli rumah besar jika dana belum cukup. Mulailah dengan tempat tinggal yang sederhana namun nyaman, sambil perlahan menabung untuk mewujudkan rumah impian di masa depan.

3. Lokasi adalah hal terpenting

Lokasi rumah akan sangat memengaruhi kenyamanan dan pengeluaran harian. Pertimbangkan faktor berikut:

  • Dekat tempat kerja: mengurangi biaya transportasi dan waktu tempuh.
  • Dekat fasilitas umum: rumah sakit, minimarket, tempat ibadah, sekolah untuk rencana masa depan punya anak.
  • Aksesibilitas: mudah dijangkau kendaraan umum atau dekat dengan tol.
  • Keamanan lingkungan: survei lingkungan sekitar, cek apakah rawan kriminalitas, banjir, atau bencana lainnya.
  • Suasana: cocokkan dengan gaya hidup, misalnya tenang di pinggiran kota atau dinamis di pusat kota.

4. Perhatikan kondisi fisik rumah

Kalau memilih rumah second atau bekas, pastikan mengecek kondisi rumah dengan detail agar tidak muncul biaya tambahan tersembunyi. Periksa:

  • Atap dan langit-langit: apakah ada kebocoran?
  • Dinding dan cat: apakah lembap, retak, atau mengelupas?
  • Listrik dan air: pastikan aliran berfungsi dengan baik.
  • Kamar mandi dan saluran pembuangan.
  • Ventilasi dan pencahayaan alami.

Kalau kamu berencana membeli rumah baru dari developer, pastikan dulu reputasinya terpercaya dan kualitas material bangunannya terjamin agar hunianmu aman dan nyaman dalam jangka panjang.

5. Sesuaikan ukuran rumah dengan kebutuhan

Sebagai pengantin baru, kalian tidak perlu langsung memiliki rumah besar. Pertimbangkan:

  • Jumlah kamar: cukup 1 sampai 2 kamar tidur untuk awal pernikahan.
  • Luas rumah: pertimbangkan apakah ingin ruang kerja, ruang tamu, atau taman kecil.
  • Potensi pengembangan: apakah bisa direnovasi atau diperluas suatu saat nanti saat memiliki anak?

Memilih rumah yang terlalu besar bisa membebani secara keuangan dan perawatan. Rumah kecil, tapi fungsional lebih efisien untuk tahap awal kehidupan rumah tangga.

6. Legalitas dan kelengkapan dokumen

Pastikan status hukum rumah jelas dan aman secara legal:

  • Pastikan Sertifikat Hak Milik (SHM) atau Hak Guna Bangunan (HGB) sudah jelas dan legal.
  • Tidak dalam sengketa.
  • IMB (Izin Mendirikan Bangunan) tersedia.
  • PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) dibayar rutin.
  • Jika membeli dari developer, pastikan akad dan surat-surat legal diurus secara profesional.
  • Kalau perlu, konsultasikan dengan notaris atau pengacara properti.

7. Pertimbangkan lingkungan sosial sekitar

Lingkungan rumah bukan hanya soal fisik, tapi juga dinamika sosial di sekitarnya:

  • Apakah tetangganya ramah?
  • Apakah ada aturan komunitas atau iuran rutin?
  • Apakah lingkungan cocok untuk pasangan muda? Terlalu sepi atau terlalu ramai?
  • Adakah potensi konflik antarwarga?

Lingkungan yang positif bisa sangat berpengaruh pada keharmonisan rumah tangga.

8. Pikirkan jangka panjang

Foto: Pexels/ Kindel Media

Banyak orang yang memilih rumah untuk jangka waktu lama, tapi dengan pertimbangan seolah akan tinggal di sana sementara waktu saja. Jika tidak ingin repot nantinya, kamu bisa memikirkan hal-hal ini.

  • Apakah ini rumah sementara, seperti hanya sampai 5 tahun ke depan atau rumah permanen?
  • Apakah rumah ini bisa ditinggali saat punya anak?
  • Pertimbangkan nilai investasinya. Bisakah disewakan atau dijual kembali dengan harga baik?
  • Apakah lokasi berkembang atau tidak?

Memilih rumah dengan potensi investasi juga bisa menjadi bekal keuangan di masa depan.

9. Lakukan survei langsung dan bandingkan beberapa pilihan

Jangan terpaku pada satu pilihan saja. Lakukan survei fisik langsung ke beberapa rumah, bukan hanya lewat foto atau video. Bandingkan berdasarkan:

  • Harga vs kualitas
  • Lokasi vs kenyamanan
  • Fasilitas pendukung
  • Potensi pengembangan daerah

Catat semua kelebihan dan kekurangannya agar kamu bisa membuat keputusan rasional, bukan emosional.

10. Cari tahu kapan waktu terbaik untuk membeli atau menyewa

Bagi pengantin baru, waktu pembelian rumah penting untuk dipertimbangkan:

  • Jika kondisi finansial belum stabil, menyewa rumah terlebih dulu bisa menjadi opsi
  • Kamu dan pasangan bisa fokus untuk membangun dana darurat dan dana rumah dulu
  • Jika ingin langsung membeli rumah, usahakan sudah punya dana darurat, DP yang cukup, dan tidak memiliki utang lain

Membeli rumah terlalu terburu-buru bisa berisiko keuangan dan memicu stres dalam rumah tangga baru.

Untuk memulai kehidupan baru setelah menikah, tak ada salahnya jika kamu ingin tinggal di rumah sendiri bersama pasangan. Baik mengontrak maupun membeli rumah baru, beberapa tips tersebut bisa kamu pertimbangkan untuk mendapatkan hunian yang nyaman.

Sudah siap mulai petualangan baru bareng pasangan di rumah baru? Yuk, rencanakan semuanya dengan matang—dari urusan rumah sampai detail pernikahan impian kamu. Jelajahi weddingmarket.com untuk mendapatkan inspirasi serta pilihan vendor terbaik demi pernikahan yang tak terlupakan dan awal rumah tangga yang penuh kebahagiaan.


Cover | Foto: pexels/Ketut Subiyanto


Artikel Terkait



Artikel Terbaru