Pilih Kategori Artikel

7 Kesalahan Umum Para Pengantin Baru, Tanpa Disadari Sering Terjadi!
Sedang mencari vendor pernikahan?,
Kunjungi WeddingMarket Fair 2024 dan
temukan ratusan vendor pernikahan terbaik

Pernikahan adalah impian banyak pasangan. Bukankah, menjalani kehidupan bersama sebagai pasangan suami istri yang bisa saling mendukung satu sama lain, berbagi dalam suka dan duka, memiliki anak-anak yang lucu dan menggemaskan, dan hidup bahagia menua bersama, merupakan beberapa goals pernikahan yang ingin dicapai pada akhirnya? 

Namun, sejatinya perjalanan di fase pernikahan tidaklah semulus itu, dears! Apalagi di awal-awal menikah. Karena masih baru, banyak penyesuaian yang harus kamu lakukan satu sama lainnya. Tak hanya itu, para pengantin baru terkadang tanpa disadari juga melakukan beberapa kesalahan umum yang bisa berdampak tidak baik bagi hubungan rumah tangganya. 

Nah, untuk mengantisipasi kejadian buruk yang bisa berakibat fatal untuk pernikahanmu kelak, berikut WeddingMarket beberkan beberapa kesalahan umum yang kerap dialami pengantin baru. Sebisa mungkin harus dihindari, ya!

1. Berekspektasi pasangan bisa berubah setelah menikah

wm_article_img

Kesalahan umum yang kerap dialami oleh para pengantin baru yakni berharap pasangannya dapat berubah setelah resmi menikah. Sayangnya tidak demikian, dears. Jika pasanganmu memiliki sifat buruk dan kamu terlanjur berekspektasi tinggi bahwa ia akan berubah setelah menikah, maka bersiap-siaplah untuk menelan pahitnya patah hati. 

Faktanya, sifat atau kebiasaan seseorang tak akan bisa berubah hanya dalam waktu singkat. Sebab, untuk mengubah sifat atau suatu kebiasaan yang sudah mengakar di diri seseorang, diperlukan kesungguhan dan kemauan yang kuat dari dalam diri orang tersebut. Pernikahan tak akan serta merta bisa merubah seseorang, apabila ia tidak benar-benar ingin berubah. Tentu ada pengecualian dalam beberapa kasus, tetapi hal tersebut sangatlah jarang dan juga tidak terjadi secara instan. 

Maka dari itu, sebaiknya sebelum menikah pastikan terlebih dahulu bahwa kamu benar-benar sanggup menjalani bahtera rumah tangga bersama orang yang kamu pilih. Dalam artian, kamu menerima dirinya apa adanya, termasuk segala sifat dan kekurangannya, tanpa menuntut ia untuk berubah mengikuti kemauanmu. 

2. Tak membuat batasan yang jelas dengan keluarga dan teman

wm_article_img

Kesalahan selanjutnya yang kadang tak disadari oleh pengantin baru yakni lupa menciptakan batasan yang jelas, baik dengan keluarga ataupun teman. Di masa transisi dari status lajang menjadi menikah, hal ini seringkali terjadi. Pengantin baru masih suka terbawa kebiasaan ketika ia masih lajang, sehingga terkadang melupakan bahwa sekarang pasanganlah yang harus diprioritaskan terlebih dahulu. Setelah itu, barulah keluarga dan teman-teman.   

Kamu perlu memberi garis batas yang jelas, sejauh mana pihak-pihak luar boleh memasuki kehidupan rumah tangga kamu dan pasangan. Sekalipun itu keluarga atau teman-teman sendiri, sikap tegas diperlukan apabila mereka mulai melewati batas dan ikut mengintervensi kehidupan rumah tanggamu. Tindakan ini diperlukan agar kamu dan pasangan bisa tetap memiliki ruang pribadi untuk kalian berdua, karena hanya kamu dan pasangan yang benar-benar tahu tentang rumah tangga kalian.  

Termasuk pula dalam hal pembagian waktu. Perlu diingat bahwa kini kamu memiliki tanggung jawab kepada pasanganmu. Oleh sebab itu, jangan sampai keasyikan menghabiskan waktu dengan teman-teman sehingga kehilangan quality time dengan pasangan. Itulah pentingnya untuk menciptakan batasan, sehingga kamu bisa mengetahui prioritas yang harus didahulukan. 

3. Melupakan keluarga dan pertemanan

wm_article_img

Apabila poin sebelumnya tentang tak adanya batasan sehingga keluarga atau teman-teman bisa mengintervensi atau menyita waktumu untuk pasangan. Sebaliknya, kesalahan yang juga sering terjadi adalah melupakan sepenuhnya keluarga dan pertemanan, karena terlalu fokus dengan kehidupan baru setelah menikah. Hal ini tentu tidak baik, sebab silaturrahmi dengan keluarga dan teman-teman seharusnya tetap dijaga. 

Dalam hal ini, kuncinya adalah keseimbangan. Dengan kata lain, kamu harus bisa membagi waktu dengan baik serta menempatkan skala prioritas dengan benar. Tentunya, pasangan tetap menjadi prioritas utama, setelah itu ada keluarga, dan teman-teman. Setelah menikah, meski tak bisa berjumpa dengan keluarga atau teman-teman sesering saat masih lajang, tetapi silaturrahmi tetap harus dijaga, ya! Apabila tinggal berjauhan, sempatkan waktu untuk berkunjung sesekali atau rutin tanyakan kabarnya, misalnya melalui telepon ataupun videocall. Begitupun kalau sudah hangout dengan teman-teman, harus tetap ingat batasannya, jangan sampai lupa waktu.

4. Tak Terbuka Soal Keuangan

wm_article_img

Masalah ekonomi seringkali menjadi isu dalam kehidupan rumah tangga pasangan. Bukan hanya menjadi masalah untuk pasangan pengantin baru, bahkan suami istri yang sudah lama menikah pun kerap cekcok karena hal ini. Urusan keuangan ini mungkin merupakan hal yang sensitif dibicarakan ketika sedang berpacaran, akan tetapi tidak lagi setelah menikah. Sebab, setelah mengetahui bagaimana money habit pasangan, kemudian ternyata tidak sesuai dengan caramu, justru hal inilah akan menjadi sumber masalah.

Namun, pasangan baru kadang tak menyadari hal tersebut, bahwa betapa pentingnya untuk membicarakan perihal pengaturan pengelolaan keuangan dalam rumah tangga menjelang pernikahan. Termasuk untuk mengetahui kebiasaan dalam menabung, membelanjakan uang, rencana investasi masa depan, hingga toleransi terhadap utang. Dengan begitu, kamu dan pasangan bisa merencanakan keuangan dengan matang, baik tujuan jangka pendek dan jangka panjang bersama-sama.

5. Terburu-buru tanpa perencanaan matang

wm_article_img

Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, terkadang pasangan pengantin baru bersikap terburu-buru untuk melangkah ke tahap selanjutnya setelah resmi menikah, tanpa perencanaan yang matang. Misalnya, setelah menikah ingin langsung punya momongan. Sebenarnya tak salah, karena normalnya fase tersebut akan dihadapi setiap pasangan. Namun, alangkah baiknya sebelum melangkah lebih jauh, kamu dan pasangan memiliki bekal atau persiapan terlebih dahulu. Baik itu secara mental maupun material. 

Ketika pasangan baru memasuki kehidupan pernikahan, tidak serta merta semua hal sudah siap sedia. Terutama, perlu adaptasi terlebih dahulu satu sama lainnya. Dua individu dari latar belakang berbeda, dengan karakter berbeda, tentunya perlu menyelami satu sama lain lebih dalam. Makanya, dianjurkan untuk beradaptasi dengan keadaan terlebih dahulu.

Jangan terpancing dengan omongan orang yang menyuruh untuk buru-buru memiliki momongan, padahal kamu dan pasangan masih ingin menikmati quality time berdua sebagai suami istri. Atau, kalian masih punya target lainnya, seperti mempersiapkan tabungan dan rumah terlebih dahulu. Apapun itu, rencanakan dengan matang, dan temukan momen yang pas dengan kondisi kamu dan pasangan. Bukan mengikuti timeline orang lain ya, dears

6. Bertengkar di depan umum

wm_article_img

Pasangan pengantin baru terkadang juga tak sadar melakukan kesalahan yang cukup beresiko, yakni bertengkar di tempat umum dan disaksikan oleh orang lain. Hal ini big no, ya! Sekesal atau semarah apapun kamu dengan pasangan, usahakan jangan sampai melampiaskannya di muka umum, apalagi di hadapan keluarga dan teman-teman yang mengenal kalian.

Hal itu tidak baik, karena bisa menimbulkan opini negatif orang-orang terhadap hubunganmu dan pasangan. Parahnya, pandangan negatif tersebut bisa menjadi bibit-bibit penolakan terhadap pernikahan kalian berdua. Orang yang tidak paham titik permasalahannya bisa menduga bahwa rumah tangga kamu dan pasangan sedang tidak baik-baik saja.

Sekalipun kamu dan pasangan bukan tipe orang yang peduli dengan omongan orang lain. Namun, tetap saja hal tersebut dapat menjadi pemicu timbulnya masalah di kemudian hari. Oleh karena itu, alangkah baiknya apabila kamu dan pasangan bisa menahan emosi, dan selesaikan masalahnya baik-baik di tempat yang tidak ada gangguan dari pihak luar.

7. Memaksakan Tradisi Keluarga

wm_article_img

Keinginan menerapkan tradisi keluarga masing-masing kepada pasangan juga kerap menjadi kesalahan umum yang kadang tak disadari pasangan baru menikah. Tak hanya terbatas pada tradisi yang menyangkut kebudayaan atau adat istiadat, tapi termasuk juga cara berpikir dan pola pandang dalam suatu keluarga. Karena sudah menjadi tradisi atau kebiasaan dalam keluarga masing-masing, tanpa disadari jadi terbawa dalam pernikahan yang baru kalian bina dari perbedaan latar belakang yang signifikan.

Oleh karena itu, diperlukan sikap toleransi dalam membangun rumah tangga. Kamu tidak bisa menyamakan kondisi di rumahmu dengan pernikahan yang sekarang. Sebab, situasinya sudah berbeda. Cobalah saling memahami dan menghormati satu sama lain. Sembari ikut mempelajari kebiasaan yang diterapkan oleh keluarga masing-masing dan mengambil jalan tengah melalui kesepakatan bersama untuk menerapkannya sesuai dengan kondisi yang baru.

Meskipun tak sepenuhnya kesalahan-kesalahan umum pengantin baru di atas dapat dihindari, kamu dan pasangan bisa bekerjasama melakukan berbagai antisipasi pencegahan. Dengan demikian, berbagai ujian pernikahan yang berat pun akan bisa dihadapi dengan lebih baik, kelak ketika kamu dan dia sudah resmi mengikat janji suci. Yang terpenting, jangan pernah berhenti berusaha untuk menjadi pasangan yang baik untuk satu sama lain.

Baca juga ulasan-ulasan lainnya seputar tips pernikahan, relationship goals, hingga cara mewujudkan pernikahan impian dalam artikel WeddingMarket. Semoga kehidupan rumah tangga yang baru kamu bina bisa langgeng dan terus harmonis!

Sedang mencari vendor pernikahan?,
Kunjungi WeddingMarket Fair 2024 dan
temukan ratusan vendor pernikahan terbaik

Article Terkait

Loading...

Article Terbaru

Loading...

Media Sosial

Temukan inspirasi dan vendor pernikahan terbaik di Sosial Media Kami

Loading...