Pernikahan adalah salah satu momen paling penting dalam hidup, dan memilih waktu yang tepat untuk melangsungkannya bisa membuatnya semakin berkesan. Bagi banyak pasangan, khususnya yang menganut tradisi Jawa, memilih tanggal pernikahan tidak bisa sembarangan. Penanggalan Jawa, yang sudah digunakan sejak dulu, mempercayai bahwa setiap bulan memiliki keberuntungan dan keberkahan tertentu untuk pasangan yang menikah di bulan tersebut. Dengan mengetahui bulan yang dianggap baik, kamu bisa memulai kehidupan pernikahan dengan penuh berkah.
Ingin tahu bulan apa saja yang dianggap baik untuk menikah di tahun 2025 menurut penanggalan Jawa? Berikut ulasan lengkapnya!
1. Bulan Jumadilakir (Bulan Keenam)
Bulan Jumadilakir dipercaya membawa keberuntungan bagi pasangan yang menikah di bulan ini, terutama dalam hal rezeki dan kekayaan. Banyak yang percaya bahwa pernikahan di bulan ini akan mendatangkan kebahagiaan dan kelimpahan.
Namun, ada beberapa waktu yang sebaiknya dihindari, seperti:
Hari tidak baik: Jumat
Hari sangar/angker: Rabu dan Kamis
Hari taliwangke: Selasa Legi
Tanggal nahas: 10 dan 14
Tanggal sangar: 18
Tanggal bangas padewan: 10 dan 14
Pilih tanggal yang tepat di bulan Jumadilakir agar kehidupan baru yang dimulai penuh berkah dan kebahagiaan!
2. Bulan Rejeb (Bulan Ketujuh)
Jika kamu ingin memulai kehidupan berkeluarga yang harmonis, bulan Rejeb adalah pilihan yang tepat. Menikah di bulan ini dipercaya akan membawa keselamatan dan keberkahan berupa banyak keturunan.
Namun, ada beberapa waktu yang sebaiknya dihindari selama bulan Rejeb:
Hari tidak baik: Jumat
Hari sangar/angker: Rabu dan Kamis
Hari taliwangke: Rabu Pahing
Tanggal nahas: 2 dan 14
Tanggal sangar: 18
Tanggal bangas padewan: 13 dan 27
Dengan memilih tanggal yang tepat, kamu dan pasangan bisa menikmati perjalanan hidup bersama yang penuh berkah.
3. Bulan Ruwah (Bulan Kedelapan)
Bulan Ruwah dikenal sebagai bulan yang membawa kedamaian dan ketenangan. Menikah di bulan ini diyakini akan memberikan kebahagiaan dan kedamaian yang berkelanjutan dalam kehidupan pernikahan.
Namun, perlu diperhatikan juga hari-hari berikut yang sebaiknya dihindari:
Hari tidak baik: Jumat
Hari sangar/angker: Rabu dan Kamis
Hari taliwangke: Kamis Pon
Tanggal nahas: 12 dan 13
Tanggal sangar: 26
Tanggal bangas padewan: 4 dan 28
Dengan memperhatikan tanggal yang baik, kamu bisa memulai hidup berumah tangga dengan penuh harapan.
4. Bulan Besar (Bulan Kedua Belas)
Sebagai bulan terakhir dalam penanggalan Jawa, bulan Besar dipercaya membawa kekayaan dan kebahagiaan bagi pasangan yang menikah di bulan ini. Menikah di bulan ini diyakini memberikan keberuntungan besar dalam kehidupan berkeluarga.
Namun, ada beberapa waktu yang perlu dihindari:
Hari tidak baik: Senin dan Selasa
Hari sangar/angker: Sabtu dan Minggu
Hari taliwangke: Selasa Legi
Tanggal tidak baik: 25
Tanggal bangas padewan: 6 dan 20
Pilih tanggal yang tepat di bulan Besar agar perjalanan pernikahanmu penuh kebahagiaan dan keberuntungan.
Bulan yang Kurang Baik untuk Menikah
Tentu, ada beberapa bulan dalam penanggalan Jawa yang dianggap kurang cocok untuk melangsungkan pernikahan. Bulan-bulan ini dipercaya dapat membawa kesulitan dalam kehidupan pernikahan. Berikut adalah bulan yang sebaiknya dihindari untuk melangsungkan pernikahan:
Sura – Sebagai bulan pertama, dianggap membawa pertengkaran dan hal-hal negatif.
Sapar – Bulan kedua, diyakini membawa kehidupan penuh kekurangan dan hutang.
Mulud – Bulan ketiga, dipercaya membawa kematian bagi salah satu pengantin.
Rabingulakir – Bulan keempat, diyakini menjadi bulan yang penuh gosip dan cacian.
Jumadilawal – Bulan kelima, dipercaya membawa penipuan dan musuh.
Pasa – Bulan kesembilan, diyakini membawa kecelakaan dan musibah.
Sawal – Bulan kesepuluh, diyakini membawa kekurangan dan hutang.
Sela – Bulan kesebelas, diyakini membawa penyakit dan ketidakbahagiaan.
Penting untuk memilih waktu yang baik agar pernikahan kamu berjalan lancar dan penuh kebahagiaan.
Mengapa Hari Baik Pernikahan Menurut Primbon Jawa Itu Penting?
"Kenapa sih harus menentukan hari baik untuk menikah?" Ternyata, ini bukan cuma soal mengikuti tradisi atau kepercayaan yang sudah dilakukan sejak dahulu. Ada filosofi yang lebih dalam di baliknya. Pemilihan hari baik bukan hanya untuk memastikan pernikahan berjalan lancar, tetapi juga diyakini dapat memberikan keberuntungan dan keberkahan untuk kehidupan rumah tangga yang akan dijalani.
Di masyarakat Jawa, setiap langkah dalam kehidupan dianggap saling terkait dengan alam semesta, dan setiap peristiwa besar, termasuk pernikahan, memiliki pengaruh besar terhadap perjalanan hidup pasangan. Oleh karena itu, memilih hari yang tepat untuk pernikahan dianggap sebagai langkah penting untuk membuka jalan menuju kehidupan rumah tangga yang penuh berkah.
Berikut beberapa alasan mengapa penting untuk memperhatikan hari baik berdasarkan Primbon Jawa:
1. Kepercayaan pada Energi Alam dan Alam Semesta
Masyarakat Jawa meyakini bahwa alam semesta memiliki energi yang memengaruhi kehidupan manusia. Ini mencakup posisi bintang, planet, dan perhitungan waktu yang digunakan untuk menentukan keberuntungan. Setiap hari, bulan, dan tahun diyakini memiliki karakteristik atau energi tertentu yang dapat memengaruhi kelancaran atau kesulitan dalam hidup. Oleh karena itu, memilih hari yang sesuai dengan prinsip primbon Jawa dianggap penting untuk memastikan pernikahan mendapat restu dari alam semesta.
2. Memulai Kehidupan Baru dengan Restu dari Leluhur
Pernikahan dalam budaya Jawa bukan hanya menyatukan dua individu, tetapi juga penyatuan kedua keluarga. Oleh karena itu, proses pemilihan hari baik dalam pernikahan juga bertujuan untuk mendapat restu dari leluhur dan keluarga besar. Dalam tradisi Jawa, menjaga hubungan yang harmonis dengan leluhur dianggap penting, dan salah satu caranya adalah dengan memilih waktu yang dianggap membawa keberkahan. Jika pernikahan dilakukan pada hari yang dianggap baik, diyakini bahwa pasangan akan diberkahi dengan kebahagiaan, kesehatan, serta kemudahan dalam membangun kehidupan rumah tangga.
3. Hari Baik untuk Keharmonisan Rumah Tangga
Menurut kepercayaan Jawa, setiap hari baik atau buruk tidak hanya terkait dengan keberuntungan material, tetapi juga dengan keharmonisan dalam kehidupan rumah tangga. Misalnya, memilih hari baik yang sesuai dengan perhitungan weton (hari lahir), neptu (nilai hari lahir), dan wuku (sistem kalender Jawa) dipercaya akan membantu pasangan menghindari konflik dan kesulitan dalam perjalanan hidup mereka. Sebaliknya, pernikahan yang dilakukan pada hari yang dianggap kurang baik bisa membawa ketegangan, masalah, atau bahkan perpisahan dalam hubungan rumah tangga.
4. Menghindari Hari yang Tidak Baik atau Sial
Salah satu aspek penting dalam memilih hari baik adalah menghindari hari-hari yang dianggap tidak baik atau sial menurut penanggalan Jawa. Setiap hari dalam kalender Jawa memiliki pengaruh tersendiri terhadap kehidupan pasangan. Misalnya, hari Jumat atau hari Rabu Pahing sering dianggap tidak ideal untuk melangsungkan pernikahan. Hal ini bukan hanya berkaitan dengan pengaruh astrologi, tetapi juga dengan kepercayaan bahwa pada hari-hari tertentu, energi yang ada tidak mendukung kesuksesan atau keharmonisan dalam hubungan.
Memilih hari baik bukan hanya tentang memperhatikan tanggal atau bulan tertentu, tetapi juga tentang memperhatikan kombinasi faktor yang lebih besar yang dapat memengaruhi perjalanan hidup. Seperti yang diajarkan dalam tradisi Jawa, memilih hari yang tepat berarti memberi fondasi yang kuat bagi masa depan pernikahan yang penuh kebahagiaan, keharmonisan, dan kesuksesan.
5. Menghormati Tradisi dan Menciptakan Ketentraman Pikiran
Selain aspek spiritual, memilih hari baik juga memberikan rasa hormat terhadap tradisi yang telah diteruskan dari generasi ke generasi. Dalam masyarakat Jawa, menghormati tradisi bukan hanya bentuk penghargaan terhadap leluhur, tetapi juga sebagai cara untuk menciptakan ketenangan batin. Pasangan yang menikah pada hari yang dianggap baik merasa yakin bahwa mereka telah memulai perjalanan hidup bersama dengan langkah yang benar dan diberkahi.
Dengan memilih hari yang tepat berdasarkan perhitungan primbon, pasangan tidak hanya mengikuti ritual atau tradisi semata, tetapi juga memanfaatkan kebijaksanaan leluhur yang telah terbukti bertahan lama dan memberi pengaruh positif terhadap kehidupan rumah tangga.
6. Bersiap Menghadapi Masa Depan Bersama
Pernikahan merupakan awal dari perjalanan panjang yang penuh tantangan bagi pasangan. Dalam budaya Jawa, memilih hari baik adalah cara untuk memastikan pasangan memiliki energi yang kuat untuk menghadapi segala tantangan dalam hidup. Dengan memulai pernikahan pada hari yang penuh berkah, pasangan diharapkan bisa saling mendukung dalam segala aspek kehidupan—baik itu dalam hal karier, keuangan, maupun hubungan pribadi.
Jadi, dalam budaya Jawa, memilih hari baik untuk menikah bukan hanya sekadar melaksanakan tradisi. Pemilihan waktu yang tepat dilihat sebagai cara untuk memulai kehidupan baru dengan keberkahan, restu dari leluhur, serta energi positif yang mendukung perjalanan rumah tangga. Ini adalah langkah penting untuk memastikan pernikahan berjalan dengan lancar, sukses, dan penuh kebahagiaan. Jika kamu juga ingin mempersiapkan pernikahanmu dengan cara yang membawa keberkahan, pastikan kamu memilih tanggal yang tepat berdasarkan perhitungan primbon Jawa.
Apakah kamu sedang merencanakan pernikahan? Jangan lupa untuk memanfaatkan panduan bulan baik ini agar perjalanan pernikahanmu penuh berkah. Selain itu, untuk mendapatkan lebih banyak tips dan inspirasi seputar pernikahan, kunjungi WeddingMarket atau datang ke pameran WeddingMarket Fair pada tanggal 10-12 Januari 2025 di Balai Kartini Jakarta. Kamu bisa menemukan berbagai informasi bermanfaat, sekaligus melengkapi kebutuhan untuk hari istimewamu, mulai dari ide dekorasi, vendor pernikahan, hingga perencanaan detail acara. Segera cek dan persiapkan pernikahan impianmu!
Cover | Fotografi: Threekur & Co Photography