Your Smart Wedding Platform

Serba-Serbi Paes Solo Basahan yang Khas dengan Warna Hijaunya

10 Jun 2025 | By Intan Vandini Wedding Market | 46

Paes Solo Basahan adalah salah satu riasan pengantin tradisional yang berasal dari Surakarta, Jawa Tengah. Riasan ini dikenal karena tampilannya yang anggun dan penuh makna, dengan ciri khas berupa warna hijau yang menghiasi dahi pengantin wanita. Tidak hanya sekadar mempercantik, paes juga mengandung filosofi mendalam tentang harapan, kesucian, dan kesiapan memulai kehidupan baru bersama pasangan.

Dalam setiap pernikahan adat Solo, kehadiran paes menjadi simbol penting yang tidak bisa dilewatkan. Warna hijau yang digunakan dipercaya membawa kesejukan dan ketenangan, serta menjadi lambang kesuburan dan harapan baik. Dengan balutan busana Basahan yang kental akan nilai budaya, riasan ini tak hanya memperlihatkan keindahan pengantin secara tampilan luar saja, tapi juga memperkuat jati diri sebagai bagian dari warisan leluhur. Yuk, cari tau tentang jenis Paes Solo yang satu ini!

Ragam Paes Solo yang Harus Kamu Ketahui

Makeup & paes: latifamua_

Dalam adat pernikahan Solo, paes adalah salah satu bagian penting dari tata rias pengantin wanita yang bukan hanya mempercantik penampilan, tapi juga sebagai lambang budaya adat Jawa. Secara umum, ada dua macam paes dalam adat Solo yang dikenal luas, yaitu Paes Solo Puteri dan Paes Solo Basahan.

Keduanya memiliki perbedaan mencolok dalam bentuk, busana, serta suasana yang ingin ditampilkan, meskipun keduanya sama-sama menonjolkan keanggunan dan kehormatan seorang pengantin. Berikut perbedaan dari dua macam paes Solo yang perlu kamu ketahui:

Pertama, Paes Solo Puteri, yang memiliki tampilan yang lebih sederhana dan lembut. Ciri khas utama dari paes ini terletak pada bentuk paes yang lebih kecil dan ramping, dengan lekukan yang membingkai dahi secara halus. Biasanya, paes ini digunakan dalam prosesi yang bersifat lebih formal atau sakral, seperti akad nikah atau panggih.

Busana yang dikenakan berupa kebaya beludru hitam dengan kain batik bermotif klasik seperti Sido Asih dan Sido Mukti. Riasan wajah pun dibuat lebih natural, mencerminkan kelembutan dan keanggunan seorang puteri keraton. Paes Solo Puteri sangat cocok bagi pengantin yang ingin tampil elegan dan anggun dalam suasana yang khidmat.

Yang kedua adalah Paes Solo Basahan, yang menampilkan kesan yang lebih megah dan tradisional. Bentuk paes-nya dibuat lebih besar dan tegas, dengan tambahan warna hijau pada dahi yang menjadi ciri khas kuat dari riasan ini. Busana Basahan yang dikenakan pengantin biasanya berupa kain kemben, dodot atau kampuh panjang, dan berbagai aksesori khas keraton seperti centhung, cunduk mentul, serta kalung dan gelang emas.

Dalam artikel ini, akan dibahas lebih detail tentang Paes Solo Basahan, dan kalau kamu ingin lebih tau banyak tentang paes ini, baca terus artikel berikut, ya!

Karakteristik Paes Solo Basahan

Makeup & Paes: Teadatu Bachtiar

Paes Solo Basahan memiliki kemiripan dengan gaya riasan Solo Puteri, karena keduanya berasal dari tradisi Jawa yang sama dan menampilkan keanggunan khas pengantin perempuan Jawa. Tapi yang membedakan Paes Solo Basahan dari jenis paes lainnya adalah pada penggunaan pidih, yaitu semacam garis atau lengkungan berwarna gelap yang dilukis di dahi bagian atas. Berikut penjelasan lebih detail tentang karakteristik sanggul, tata rias dan busana dari Paes Solo Puteri.

Sanggul dan Aksesoris Pelengkap Paes Solo Basahan

Sanggul Bokor Mengkurep adalah sanggul khas dari riasan Paes Solo Basahan yang melambangkan bahwa seorang wanita adalah pribadi yang mandiri dan kuat. Ia tidak bergantung sepenuhnya pada orang lain, tapi mampu berdiri sendiri dan menjalani hidup dengan kekuatannya sendiri.

Selain itu, sanggul ini juga menggambarkan sikap "nrimo ing pandum," yaitu kemampuan untuk menerima segala hal yang sudah ditakdirkan dalam hidup dengan hati yang ikhlas dan lapang. Baik suka maupun duka, semuanya diterima sebagai bagian dari perjalanan hidup yang harus dijalani dengan penuh ketabahan.

Makeup & Paes: Hanung Kusuma

Selain sanggul, ada juga aksesoris lain yang melengkapi riasan Paes Solo Basahan, yang juga memiliki arti dan nilai-nilai tertentu, diantaranya:

1. Sunggar:

Aksesori sanggul yang dipasang untuk melengkapi tata rambut pengantin di bagian dahi. Sunggar melambangkan kesiapan batin dari seorang pengantin wanita dalam menerima berbagai nasihat, petunjuk, dan wejangan yang baik. 

2. Cunduk mentul alas-alasan (9 buah):

Cunduk mentul berjumlah sembilan buah ini disusun dengan pola alas-alasan, yaitu motif yang menyerupai tumbuh-tumbuhan. Aksesoris ini mengandung makna tentang kekuatan dan kebijaksanaan dalam menghadapi kehidupan. Jumlahnya yang ganjil dan motifnya yang hidup melambangkan bahwa pengantin wanita diharapkan bisa bertumbuh menjadi pribadi yang kuat, mampu berpikir jernih, dan bijak dalam setiap pengambilan keputusan di dalam rumah tangga.

3. Tunjungan (6 buah):

Hiasan rambut ini berjumlah enam buah, dan pemasangannya memiliki makna simbol kewaspadaan. Dalam pernikahan, pasangan akan dihadapkan pada berbagai tantangan dan persoalan, baik yang besar maupun kecil. Kehadiran tunjungan sebagai simbol menunjukkan bahwa pengantin wanita harus senantiasa waspada, berhati-hati, dan siap menghadapi segala kemungkinan dengan ketenangan serta kecermatan.

4. Cunduk Jungkat dan Centung:

Kedua aksesori ini melambangkan pentingnya menjaga kesucian diri sebagai seorang wanita, yang mencakup perilaku, hati, dan kehormatan diri. Sebagai seorang istri, menjaga kesucian berarti menjaga komitmen dan kejujuran dalam hubungan suami istri. Hal ini menjadi landasan utama dalam membina kehidupan rumah tangga yang penuh rasa hormat.

5. Rajut Melati Motif Truntum:

Rangkaian bunga melati yang disusun dalam motif truntum menggambarkan harapan bahwa sang pengantin akan selalu berada dalam naungan pertolongan dan keberkahan dari Allah ta’ala. Truntum yang berarti "tumbuh kembali" juga menyimbolkan cinta dan kasih sayang yang terus bertumbuh dan tak pernah pudar sepanjang kehidupan pernikahan.

6. Tibo Dodo Pager Timun:

Hiasan melati yang dipasang di bagian dada dengan bentuk seperti pagar timun ini memiliki makna tentang kejujuran dan tanggung jawab. Bentuk pagar menggambarkan perlindungan terhadap hati dan diri. Simbol ini mengingatkan bahwa menjaga kepercayaan dan memenuhi kewajiban adalah bagian dari komitmen suci dalam rumah tangga.

7. Sisir atau Keketan:

Aksesori terakhir yang tak kalah bermakna adalah sisir atau keketan. Hiasan ini disematkan pada sanggul dan memiliki filosofi tentang kesetiaan serta keteguhan hati seorang istri. Seorang istri diharapkan tetap setia kepada suaminya dalam segala situasi, baik ketika senang maupun dalam kesulitan. Keteguhan hati ini mencerminkan kekuatan cinta dan komitmen yang mampu menopang pernikahan agar selalu harmonis dan langgeng.

Riasan Pengantin Paes Solo Basahan

Makeup & paes: Teadatu Bachtiar

Dalam riasan pengantin Solo Basahan, bagian dahi diberi hiasan khusus yang disebut paes, berwarna hijau tua yang berasal dari bahan alami bernama lotha. Warna hijau tua ini memberi kesan tenang dan kuat. Di tengah paes, ditempelkan juga hiasan kecil dari daun sirih berbentuk wajik, yang dinamakan laler menclok, yang melambangkan keteguhan hati dan fokus pada kebenaran dalam hidup.

Paes juga memiliki bagian dan maknanya masing-masing, seperti salah satunya, gajahan, yang melambangkan bahwa seorang istri harus memiliki kebijaksanaan dalam menjalani kehidupan. Ada juga pengapit, yang menunjukkan kemampuan pengantin dalam membedakan mana yang benar dan mana yang salah, sementara penitis menandakan kemampuan dalam mengambil keputusan secara tepat. Dan yang terakhir, godek, yang membawa harapan supaya pengantin bisa memiliki keturunan dan mampu meneruskan pendidikan yang baik bagi anak-anaknya.

Warna hijau pada paes mencerminkan pentingnya berpikir positif dan memiliki banyak ide yang bermanfaat. Di bagian tengah paes, terdapat laler menclok, hiasan kecil dari daun sirih berbentuk wajik, yang melambangkan keteguhan hati dan fokus pada kebenaran dalam menjalani kehidupan.

Dengan riasan yang indah dan penuh makna ini, pengantin dengan Paes Solo Basahan tidak hanya akan tampil anggun, tapi juga membawa pesan kehidupan tentang cinta, keteguhan hati, kebijaksanaan, dan harapan baik di masa depan.

Busana Pengantin Solo Basahan

Makeup & Paes: Hanung Kusuma

Busana adat Solo Basahan biasanya berupa dodot atau kampuh, yaitu kain panjang lebar yang dililit dan dibalutkan di tubuh. Kain ini menggunakan motif batik berwarna gelap, umumnya bermotif alas-alasan, yaitu gambar-gambar binatang dan tumbuhan hutan. Motif ini menggambarkan kehidupan alam yang penuh makna dan dinamika.

Seiring berjalannya waktu, pilihan warna dan motif kain dodot memang mengalami perkembangan. Meski ada banyak variasi, tetap saja filosofi yang dipegang teguh tidak berubah, yakni bahwa kain batik dengan motif tersebut melambangkan derajat yang tinggi dan mulia, sehingga hanya pantas dikenakan oleh pasangan pengantin yang akan memulai babak baru dalam hidup mereka.

Secara keseluruhan, busana Solo Basahan melambangkan sikap berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pakaian ini menjadi simbol bahwa pengantin siap menjalani perjalanan hidup rumah tangga dengan segala ketetapan dan rencana dari Tuhan, baik suka maupun duka.

Busana Mempelai Wanita

Makeup & Paes: Hanung Kusuma

Pengantin perempuan dalam adat Solo Basahan biasanya memakai beberapa komponen pakaian tradisional, yaitu:

1. Kemben: Kain yang dililitkan untuk menutup bagian dada, memperlihatkan kesederhanaan dan keanggunan.

2. Kain dodot atau kampuh: Ini adalah kain yang digunakan sebagai pakaian utama, dililit dan disematkan dengan cara tertentu, menampilkan wibawa dan keindahan.

3. Sampur atau selendang cinde: Selendang ini dikenakan di pundak dan memiliki makna sebagai pengikat, pertanda kesiapan dalam membangun kehidupan rumah tangga.

4. Sekar abrit (bunga merah): Biasanya digunakan sebagai hiasan, mencerminkan keberanian dan semangat.

5. Kain jarik bermotif bunga: Motif ini dipercaya memiliki makna sebagai penolak bala, yaitu menjaga keselamatan dan menghindari marabahaya bagi pengantin perempuan.

Busana Mempelai Pria

Makeup & Paes: Hanung Kusuma

Sedangkan untuk pengantin pria, busana yang dikenakan juga tak kalah sarat makna. Komponen pakaiannya antara lain:

1. Kain jarik bermotif alas-alasan: Kain ini melambangkan kekuatan dan kesiapan untuk menghadapi segala tantangan dalam kehidupan.

2. Sabuk besar dan gesper: Aksesoris pinggang yang digunakan untuk mengikat kain, simbol dari tanggung jawab dan tekad kuat seorang suami.

3. Sabuk miji jagung: Aksesoris pinggang yang melambangkan harapan akan keturunan dan rezeki yang melimpah.

4. Kuluk mathak: sebuah penutup kepala yang bentuknya memanjang ke atas, menandakan keagungan, kebijaksanaan, dan pengharapan kepada Yang Maha Kuasa.

5. Perhiasan: menunjukkan keanggunan dan status.

6. Buntal udan emas: Ini adalah hiasan khusus yang melambangkan kemakmuran dan kebahagiaan yang diharapkan menyertai rumah tangga mereka.

Busana Solo Basahan bukan sekadar pakaian adat untuk pernikahan, tapi juga menjadi simbol spiritual, budaya, dan sosial. Setiap kain, warna, dan aksesori memiliki arti yang mendalam, menggambarkan kesiapan lahir dan batin dalam menjalani kehidupan pernikahan dengan penuh tanggung jawab, keyakinan, dan ketulusan hati.

Sebagai salah satu warisan budaya, Paes Solo Basahan bukan hanya mempercantik pengantin, tapi juga menyimpan filosofi tentang kehidupan dan pernikahan. Warna hijau yang khas menjadi simbol kesuburan, harapan, dan ketenangan, seolah menyatu dengan doa-doa baik yang mengiringi hari bahagia pasangan pengantin.

Dengan memahami serba-serbi Paes Solo Basahan, kamu tak hanya melestarikan tradisi, tapi juga menghargai keindahan nilai-nilai luhur yang diwariskan dari generasi ke generasi. Sudah siap menggunakan paes ini di hari bahagiamu? Untuk inspirasi tampilan paes adat Jawa, kamu bisa baca artikelnya di sini!


Cover | Makeup & Paes: Hanung Kusuma | Fotografi: Wicimage


Artikel Terkait



Artikel Terbaru