Mempersiapkan pernikahan menjadi tantangan tersendiri bagi banyak calon pengantin. Pada masa ini, mereka harus melakukan komunikasi dengan banyak pihak, ke sana-ke mari untuk melakukan meeting dan mencoba ini-itu, serta membuat keputusan-keputusan yang sering kali tidak mudah. Makanya, kehadiran support system akan menjadi hal yang sangat penting di masa-masa ini. Salah satu support system yang seharusnya bisa diandalkan adalah pasangan sendiri.
Di waktu yang berat seperti saat persiapan pernikahan, kamu dan pasangan harus tetap merasa saling mencintai. Untuk bisa membuatnya merasa dicintai secara tepat, kamu bisa memahami caranya sesuai dengan love language yang ia miliki. Berikut ini adalah beberapa contohnya. Simak sampai habis, ya!
1. Words of affirmation
Bagi pasangan dengan love language ini, kata-kata yang menenangkan, memotivasi, dan penuh kasih sangatlah penting. Saat menghadapi persiapan pernikahan yang penuh tekanan, mungkin akan sering muncul perbedaan pendapat, rasa lelah, bahkan keraguan. Untuk membuat cinta kalian tetap hangat, kamu dan pasangan bisa saling menguatkan dengan ucapan positif seperti, “Kamu sudah bekerja sangat keras, aku bangga sama kamu” atau “Apapun yang terjadi, yang terpenting tujuan kita adalah menikah dan bahagia bersama.”
Komunikasi semacam ini membuat pasangan merasa dihargai meskipun situasi sedang rumit. Kata-kata sederhana bisa menjadi sumber semangat baru yang membuat hubungan kalian bertahan setiap ada badai dan semakin erat karena masing-masing merasa saling dimengerti dan disayangi.
Contoh nyata:
Setelah seharian memilih undangan yang melelahkan, calon istri terlihat stres karena desain tidak sesuai harapan. Calon suami bisa berkata, “Aku tahu ini capek banget, tapi aku kagum sama kesabaranmu. Aku yakin hasil akhirnya akan indah karena kamu yang memilih.” Kalimat ini membuat pasangan merasa dihargai dan semangatnya bisa kembali bangkit. Contoh lain, misalnya ketika calon suami lembur untuk tambahan biaya pernikahan, calon istri bisa mengucapkan, “Aku terharu kamu berusaha keras demi kita, aku bangga banget punya pasangan sekuat kamu.”
2. Act of service
Pasangan dengan love language ini merasa dicintai ketika ada aksi nyata, bukan sekadar kata-kata. Saat persiapan pernikahan, hal-hal kecil seperti ikut membantu mengecek vendor, mengatur daftar tamu, atau menyiapkan dokumen bisa menjadi bentuk cinta yang sangat berarti. Misalnya, ketika salah satu pasangan sibuk bekerja, yang lain bisa menawarkan diri untuk mengurus detail dekorasi atau fitting baju pengantin.
Tindakan sederhana ini menunjukkan bahwa cinta tidak hanya diucapkan, tetapi juga diwujudkan melalui aksi nyata. Selain meringankan beban, hal ini juga memperkuat kerjasama tim dalam hubungan karena pasangan merasa tidak sendirian dalam menghadapi proses yang penuh tekanan ini.
Contoh nyata:
Ketika calon istri harus fitting baju pengantin, calon suami bisa ikut menemani, bahkan tanpa diminta bisa membantu membawakan tas atau menyiapkan camilan kecil setelah fitting. Begitu pula sebaliknya, ketika calon suami sibuk mencari vendor sound system, calon istri bisa membantu dengan mencari review vendor di internet agar lebih cepat. Tindakan-tindakan ini menunjukkan bahwa kalian berdua tidak hanya memikirkan diri sendiri dan benar-benar ingin meringankan beban pasangan.
3. Receiving gifts
Hadiah kecil bukan sekadar benda bagi pasangan dengan love language ini, tapi simbol perhatian dan cinta. Persiapan pernikahan biasanya akan membuat keduanya terfokus pada hal-hal besar seperti biaya, vendor, atau konsep acara, hingga lupa memberi kejutan-kejutan kecil.
Untuk menjaga kehangatan cinta, pasangan bisa saling memberikan hadiah sederhana, seperti bunga setelah meeting vendor, makanan favorit ketika pasangan lelah, atau bahkan catatan kecil berisi harapan indah tentang kehidupan setelah menikah. Hadiah-hadiah kecil ini akan menjadi penyemangat sekaligus pengingat bahwa cinta mereka tetap lebih penting dari semua kesibukan. Dengan begitu, cinta tetap terasa spesial meski di tengah padatnya persiapan.
Contoh nyata:
Di tengah padatnya jadwal rapat dengan wedding organizer, calon suami tiba-tiba membawakan bubble tea favorit calon istri dengan catatan kecil bertuliskan, “Semangat ya sayang, sebentar lagi kita sah jadi suami-istri.” Hal kecil ini bisa membuat hati pasangan langsung hangat. Begitu juga sebaliknya, calon istri bisa memberikan hadiah kecil seperti gantungan kunci berbentuk cincin atau miniatur pengantin sebagai simbol perjalanan kalian. Walaupun sederhana, hadiah ini terasa spesial karena diberikan dengan penuh cinta.
4. Quality time
Pasangan yang memiliki love language ini akan menganggap bahwa kehadiran dan kebersamaan jauh lebih berharga dibanding hal lainnya. Persiapan pernikahan akan menyita waktu dan energi sehingga pasangan bisa lupa meluangkan waktu khusus hanya untuk berdua. Untuk tetap saling mencintai, buatlah jadwal "quality time" di sela-sela persiapan, misalnya makan malam berdua tanpa membicarakan vendor atau menonton film favorit bersama di akhir pekan.
Momen-momen ini penting sebagai pengingat bahwa hubungan tidak boleh hanya dipenuhi obrolan tentang persiapan, tetapi harus ada juga tentang kebahagiaan kalian sebagai pasangan. Waktu-waktu saat bersama ini akan menjaga koneksi emosional supaya tetap kuat.
Contoh nyata:
Setelah seharian membicarakan konsep dekorasi dengan vendor, kalian bisa sepakat untuk berhenti membicarakan hal teknis dan makan malam berdua sambil membicarakan impian setelah menikah, misalnya rencana honeymoon atau rumah impian. Kalian bisa juga mengambil satu hari libur dari semua urusan pernikahan hanya untuk menonton film favorit di rumah, jalan santai, atau karaoke bersama. Dengan begitu, hubungan tetap berwarna dan tidak melulu berputar pada persiapan pernikahan.
5. Physical touch
Love language ini mengutamakan pentingnya sentuhan fisik sebagai bentuk cinta. Saat persiapan pernikahan yang penuh tekanan, sentuhan kecil bisa menjadi penguat yang luar biasa. Hal sederhana seperti menggenggam tangan ketika pasangan terlihat cemas, memeluk saat lelah pulang dari meeting vendor, atau sekadar menepuk bahu dengan penuh kasih bisa memberi rasa aman dan nyaman.
Selain sebagai simbol kasih sayang, sentuhan fisik juga bisa menjadi sarana komunikasi non-verbal bahwa pasangan tidak sendirian. Di tengah kepenatan, sentuhan mampu meredakan stres sekaligus memperkuat ikatan cinta karena tubuh dan hati sama-sama merasa lebih dekat.
Contoh nyata:
Saat calon istri terlihat panik karena dress yang dijahit tidak sesuai rencana, calon suami bisa langsung merangkul pundaknya sambil berkata, “Tenang, aku ada di sini. Kita bisa cari solusinya bareng-bareng.” Ketika calon suami terlihat lelah menghitung budget, calon istri bisa mengusap punggung atau menggenggam tangannya dengan lembut. Sentuhan kecil seperti itu akan membuat pasangan merasa lebih kuat dan tidak sendiri.
Walaupun persiapan pernikahan terasa berat dan melelahkan, ingatlah bahwa kalian selalu memiliki satu sama lain untuk saling bersandar. Dengan mengetahui love language masing-masing, kalian bisa mencintai dengan lebih tepat.
Untuk tips seputar persiapan pernikahan lainnya, jangan lupa untuk mengecek berbagai artikel bermanfaat di WeddingMarket, ya!
Cover | Foto: pexels/Priscilla Du Preez