Pilih Kategori Artikel

Padu Padan Elegan Kebaya Modern dan Berbagai Mahkota Pengantin Adat
Diskon dan Penawaran Eksklusif Menantimu!
Kunjungi WeddingMarket Fair 10-12 Januari 2025
di Balai Kartini (Exhibition & Covention Center)

Sebagai orang Indonesia, menikah dengan menggunakan adat merupakan suatu bentuk kebangaan tersendiri. Apalagi saat ini ada berbagai pilihan modifikasi yang dapat digunakan demi kenyamanan para pengantin. Elemen-elemen pernikahan tak jarang disederhanakan dengan tujuan demi kepraktisan. Misalnya, dari rangkaian prosesi adat yang begitu panjang, pengantin bisa memilih untuk melaksanakan seluruh detailnya atau mengambil beberapa bagian saja. Ada pula yang mengombinasikan konsep tradisional dan internasional sehingga menjadi gaya pernikahan kontemporer yang lebih segar. 

Begitu pula untuk busana pernikahan yang dikenakan oleh pengantin. Pada pernikahan berkonsep kontemporer, baju pengantin adat pun sudah banyak mengalami modifikasi dari berbagai sisi, sehingga menciptakan berbagai kreasi dan opsi bagi para calon pengantin. Baik warna, bentuk, hingga padu padannya. Biasanya, yang paling sering dimodifikasi pada busana pernikahan adalah padu padannya, seperti penggunaan mahkota pengantin adat dari berbagai daerah dengan kebaya modern atau gaun internasional.

Gaya busana pengantin kontemporer ini berhasil mengawinkan konsep tradisional dan internasional, sehingga memberi warna baru dalam pernikahan menjadi suatu konsep yang elegan, pun banyak diminati oleh berbagai kalangan. Mungkin kamu juga? Nah, jika kamu membutuhkan ide-ide busana pengantin untuk konsep pernikahan bergaya kontemporer atau kekinian, maka ulasan WeddingMarket kali ini bisa jadi referensi untukmu.

Berikut inspirasi padu padan elegan kebaya pengantin modern dengan berbagai mahkota adat dari daerah-daerah di Indonesia: 

PALEMBANG

wm_article_imgwm_article_img

Baju adat yang dikenakan oleh pengantin Palembang bernama aesan paksangko dan aesan gede, biasanya didominasi  warna merah dan emas. Kedua baju adat Palembang tersebut melambangkan kebesaran dan keagungan. Seiring berjalannya waktu, busana pernikahan ini  kini telah dimodifikasi dengan berbagai warna, seperti putih, biru dan silver. Berbagai aksesoris pendukung seperti beringin, pasangko, gandik, teratai, ayun ayun, tanjak, selempang, kalung, sapu tangan, pending dan gelang juga digunakan untuk menyempurnakan penampilan sang pengantin.

wm_article_img

Namun, pada pernikahan bergaya kontemporer, pengantin wanita Palembang bisa memadupadankan aksesoris pernikahan adat Palembang dengan kebaya modern atau gaun pengantin internasional. Baju kebaya modern dengan berbagai potongan siluet bisa dikombinasikan dengan beringin atau mahkota pengantin untuk tetap mendapatkan sentuhan etnik yang khas Palembang. Seperti baju kebaya putih bermodel off shoulder, dengan bawahan kain songket, serta mahkota yang disematkan di atas kepala. Agar semakin anggun, aksesoris ayun ayun (juntai/jurai) juga bisa ditambahkan untuk semakin memancarkan pesona kecantikan sang pengantin wanita. 

wm_article_imgwm_article_img

Untuk acara yang lebih berkesan internasional, mempelai wanita mengenakan gaun pengantin yang lebih modern. Supaya tetap mendapat sentuhan tradisionalnya, mahkota pengantin adat Palembang bisa menggantikan posisi crown layaknya pada pernikahan modern. Paksangko maupun aksesoris adat lainnya tak perlu digunakan supaya look pengantin tetap terlihat clean dan elegan, karena gaun yang dikenakan sudah cukup memberi penegasan. Gaya busana kontemporer seperti ini bisa kamu kenakan untuk acara resepsi pernikahan. Lihatlah, meski tampil dalam balutan konsep internasional, pengantin wanita bergaya kontemporer ini tetap terlihat cantik dan anggun memeluk akar budaya yang dimilikinya. 

BUGIS MAKASSAR

wm_article_img

Provinsi Sulawesi Selatan memiliki beragam suku, antara lain Suku Bugis, Suku Makassar, Suku Mandar, Suku Toraja dan beberapa suku lainnya. Salah satu busana adat yang berasal dari provinsi ini adalah baju bodo, yakni pakaian adat suku Bugis-Makassar atau disebut pula waju ponco dalam bahasa Bugis. Bentuk baju bodo tradisional tampak seperti persegi yang bagian atasnya menggelembung seperti balon, umumnya berlengan pendek atau hanya setengah siku. Model baju ini sesuai dengan namanya baju bodo yang berarti baju pendek dalam bahasa Makassar.

Tak hanya itu, baju bodo pun memiliki aturan dalam hal pemilihan warna-warna serta panjang bajunya menunjukkan status penggunanya. Warna-warna yang digunakan umumnya adalah warna cerah, sekaligus menunjukkan identitas, status sosial dan usia wanita yang memakainya. Misalnya, untuk wanita berusia 17-25 tahun menggunakan warna merah, putih untuk wanita dari kelas bawah, hijau untuk kaum bangsawan, serta ungu untuk seorang janda.

wm_article_img

Pada pernikahan modern, ketentuan berdasarkan warna tersebut perlahan-lahan mulai memudar. Sekarang semua orang dapat menggunakan baju bodo dengan warna yang ia sukai sesuai dengan selera.  Pemakaian baju bodo biasanya dipadukan dengan kain sarung khas yang disebut dengan Lipa' Sabbe. Kain tradisional ini juga memiliki warna yang cerah dengan motif kotak-kotak. Selain itu ada pula mahkota atau bando (patteppo), kalung (geno) sepasang anting dan sepasang gelang yang menjadi aksesoris pelengkap untuk tampilan baju bodo pengantin Bugis-Makassar. 

Nah, untuk pernikahan bergaya kontemporer para pengantin bisa menginfus sentuhan modern dengan mengenakan baju kebaya modern. Misalnya kebaya brokat berpotongan V-neck seperti yang dikenakan oleh Eva Celia pada pernikahannya. Dengan aksen slit pada bagian depannya, kebaya ini bisa menyatu dengan kain lipa' sabbe serta mahkota (pattepo) dan aksesoris lainnya untuk menyempurnakan tampilan keseluruhan pengantin Bugis-Makassar kontemporer.

wm_article_img

Pilihan warna baju kebaya yang digunakan pun bisa disesuaikan dengan selera. Menariknya lagi, pada gaya pernikahan kontemporer berbagai modifikasi juga dapat diterapkan pada aksesoris dengan sentuhan unik yang lebih modern. Kamu pun dapat menggunakan perhiasan modern bilamana tak ingin menggunakan aksesoris adat yang umumnya memiliki desain dominan. 

MINANGKABAU

wm_article_img

Pakaian adat pengantin Sumatera Barat biasanya didominasi dengan warna merah menyala serta ornamen-ornamen emas, baik untuk mempelai pria ataupun wanita. Khusus untuk pengantin wanita, hiasan kepala yang sering dikenakan adalah suntiang, yaitu mahkota bertingkat yang beratnya bisa sampai lima kilogram. Busana pernikahan adat Minangkabau ini tak hanya terkesan mewah dan megah, tapi juga memiliki nilai-nilai dan filosofi mendalam.

Misalnya suntiang, beratnya tersebut dianggap melambangkan besarnya kesiapan seorang wanita Minang untuk memikul tanggung jawab sebagai bundo kanduang, seorang istri sekaligus ibu dari anak-anaknya kelak. Oleh karena itu, suntiang identik sebagai simbol kebanggaan, harkat dan martabat bagi wanita Minangkabau. Itulah mengapa para wanita Minang ingin mengenakan aksesoris pengantin adat mewah yang satu ini dalam pernikahannya.

Seiring perkembangan zaman, suntiang pun telah dimodifikasi. Jika dahulu bahan pembuatannya adalah emas atau perak, kini mahkota kebanggaan wanita Minangkabau tersebut bisa dimodifikasi dengan bahan yang lebih ringan, sehingga lebih nyaman untuk dikenakan oleh pengantin. Selain itu, pada pernikahan modern pun warna baju pengantin adat Minang bisa lebih bervariasi, mulai dari biru, abu-abu, pink dan juga warna-warna lainnya.

wm_article_imgwm_article_img

Untuk konsep pernikahan kontemporer, gaya busana pengantin ala Sivia Azizah ini bisa kamu tiru. Mulai dari pemilihan warna silver metalik yang tak biasa, hingga modifikasi baju kurung yang ia gunakan dengan sentuhan modern kontemporer yang edgy. Untuk menggantikan selendang songket, ia memberikan aksen selendang  jacquard berwarna silver. Padu padan gaya busana pernikahan kontemporer ini semakin unik dan menggemaskan tatkala ia memberikan statement pada penggunaan warna-warna kontras untuk melengkapi tampilannya. Sepatu magenta pink serta kuteks berwarna emerald green menambah keunikan tersendiri. 

Cara lain padu padan busana pengantin adat Minang kontemporer yakni dengan menggunakan kebaya modern, alih-alih mengenakan baju kurung. Misalnya seperti kebaya brokat dengan aksen full payet pada pernikahan Sheila Dara. Kebaya Jawa berpotongan panjang hingga mata kaki tersebut tampak begitu memesona dengan hiasan payet floral disekujur tubuhnya, ditambah pula dengan kain songket berwarna senada. Sebuah tampilan mengesankan dari seorang anak daro (pengantin wanita Minang) modern.  

wm_article_imgwm_article_img

Itulah beberapa contoh padu padan elegan kebaya modern dengan mahkota adat dari berbagai adat di Indonesia untuk gaya pernikahan kontemporer. Dengan keleluasaan untuk melakukan berbagai modifikasi tentu opsinya tak terbatas hanya pada contoh-contoh di atas saja. Sebab, kamu bisa mencoba berbagai gaya busana dan menambahkan unsur-unsur etnik di dalamnya. Sebagai referensi tambahan untukmu, cek juga inspirasi padu padan aneka mahkota pengantin adat dengan hijab. Semoga persiapan pernikahanmu berjalan dengan lancar, ya!

Diskon dan Penawaran Eksklusif Menantimu!
Kunjungi WeddingMarket Fair 10-12 Januari 2025
di Balai Kartini (Exhibition & Covention Center)

Article Terkait

Loading...

Article Terbaru

Loading...

Media Sosial

Temukan inspirasi dan vendor pernikahan terbaik di Sosial Media Kami

Loading...