Indonesia begitu kaya akan budaya, mulai dari Sabang hingga Merauke berbagai tradis memberi warna pada pernikahan adat di negeri ini. Kali ini WeddingMarket akan membahas berbagai hiasan kepala atau mahkota pengantin mewah yang dikenakan oleh mempelai wanita dalam pernikahan adat dari berbagai daerah di Indonesia. Mahkota menjadi simbol kebudayaan ini menjadi salah satu atribut penting yang wajib dikenakan dalam pernikahan tradisional adat, tetapi kini bisa pula berpadu harmonis dengan unsur-unsur modern.
Mahkota dari setiap daerah memiliki namanya masing-masing. Apabila dahulu, mahkota tradisional hanya digunakan oleh pengantin yang tidak berhijab, sekarang dengan berbagai modifikasi mahkota pengantin hijab pun menjadi aksesoris indah untuk dipadukan dengan kerudung. Ada mahkota dari pernikahan adat apa saja yang bisa dipakai oleh pengantin hijab modern? Berikut ulasannya.
Mahkota Pernikahan Adat Aceh
Mahkota Pengantin Adat Aceh | Vienna Galery
Mahkota untuk mempelai pengantin wanita Aceh disebut dengan patam dhoe, yakni hiasan kepala dengan ukiran berupa daun sulur pada bagian tengah mahkota. Patam dhoe sejatinya terbuat dari emas, serta memiliki motif bunga-bunga dan bulatan yang dinamakan boengong. Corak pada mahkota pengantin nan indah dari Aceh ini menandakan bahwa sang mempelai perempuan telah resmi menjadi seorang istri dan menjadi tanggung jawab suami sepenuhnya. Patam Dhoe biasanya dikenakan pada bagian dahi sang pengantin wanita.
Mahkota Pernikahan Adat Sunda
Mahkota pernikahan adat Sunda disebut dengan Siger. Umumnya berwarna silver, dengan memiliki banyak lekukan dan menutupi dahi sang pengantin. Mahkota ini melambangkan kebijaksanaan, kehormatan, dan martabat seorang perempuan. Selain itu, mahkota siger Sunda juga dihiasi tujuh buah kembang goyang yang ditusukkan pada sanggul pengantin. Uniknya, kembang goyang ini tak hanya menghadap ke depan, tapi juga ke belakang yang mana menjadi simbol kecantikan seorang pengantin perempuan, baik dari sisi depan maupun belakang. Sementara itu, roncean bunga melati yang berada di sekitar mahkota Siger memiliki makna kesucian dari seorang pengantin. Dengan berbagai modifikasi, mahkota Siger Sunda tak hanya bisa dipakai oleh para pengantin yang tak berhijab, tapi juga sangat cocok digunakan oleh pengantin hijab dengan menggunakan kerudung berwarna senada dengan kebaya pengantin yang dikenakan.
Mahkota Pernikahan Adat Jawa
Paes Solo Putri Hijab | sarahnusrat_mua_hairdo
Cunduk mentul merupakan nama mahkota pernikahan adat dari suku Jawa. Cunduk mentul sebenarnya merupakan kembang goyang yang ditusukkan pada sanggul penganti. Terdapat tujuh buah cunduk mentul yang memiliki makna pertolongan dari Yang Maha Kuasa. Dalam sejarahnya, cunduk mentul menerapkan filosofi dari agama Hindu yang kemudian beralih ke agama Islam. Pada awalnya cunduk mentul berjumlah satu yang berarti keesaan Tuhan. Lalu, berubah menjadi tiga yang melambangkan Trimurti dalam agama Hindu, kemudian menjadi lima yang memiliki makna sebagai rukun Islam. Kemudian berubah menjadi sembilan yang melambangkan Walisongo. Jumlahnya yang ganjil dipercaya dapat menolak bala. Untuk pengantin berhijab pun mahkota adat pengantin Jawa yang satu ini juga bisa dimodifikasi. Dimana cunduk mentul bisa dipasang pada bagian hijab yang dibentuk menyerupai sanggul.
Mahkota Pernikahan Adat Yogyakarta
Paes Ageng Yogyakarta | arda_prafasta
Mahkota pernikahan adat Yogyakarta memiliki kesamaan dengan mahkota pernikahan adat Jawa. Kedua suku ini memiliki mahkota pernikahan adat bernama cunduk mentul. Hanya saja, perbedaan antara cunduk mentul adat Jawa dengan adat Yogyakarta terletak pada jumlahnya. Jika pada adat Jawa berjumlah tujuh, maka pada adat Yogyakarta cunduk mentul berjumlah lima buah. Jumlah lima pada cunduk mentul adat Yogyakarta melambangkan rukun Islam yang berjumlah lima. Cunduk mentul pada pernikahan adat Yogyakarta berbentuk bunga seruni, biasanya dipakai beserta riasan paes ageng sanggul pandan. Karena cukup rumit, untuk pengantin berhijab adat Yogyakarta diperbolehkan hanya menggunakan cunduk mentul tanpa riasan paes.
Mahkota Pernikahan Adat Bali
Mahkota pengantin adat Bali Payas Agung | isnadewimakeup
Busana pengantin Bali terbuat dari kain prada bernama Bali Payas Agung. Ciri khasnya berwarna cerah dan dilengkapi mahkota emas dengan berat kurang lebih 3-3,5 kg. Busana dan mahkota adat Bali mendapatkan inspirasi dari budaya Kerajaan Badung, yang mana mahkota pengantin tersebut terbuat dari hiasan bunga sandat berwarna emas dalam jumlah yang banyak. Bentuk mahkota pengantin adat Bali ini mengerucut ke atas seperti sebuah pagoda. Pada tradisi pernikahan adat Bali, mahkota pengantin nan indah ini dipakai selama dua hari berturut-turut. Dengan keindahannya, tentu bisa membuat siapa saja yang memakainya tampak semakin anggun dan menawan.
Mahkota Pernikahan Adat Betawi
Mahkota Pengantin adat Betawi Siangko | beautybysafira
Mahkota Pengantin Betawi | Puti Sarah Wedding
Mahkota adat Betawi merupakan campuran dari pengaruh Tionghoa, Arab dan Belanda. Bermula saat Kota Jakarta masih dijuluki Batavia pada masa itu. Hiasan kepala sang pengantin wanita Betawi terdiri dari mahkota siangko kecil atau sisir galu yang dipasangkan oleh jepit berbentuk burung hong yang kental dengan nuansa adat Tionghoa. Sementara itu, hiasan kepala yang menutupi dahi serta wajah sang pengantin disebut siangko besar, yang identik dengan cadar khas Arab. Untuk memperindah tampilannya, roncean bunga melati juga disematkan di sisi kanan dan kiri mahkota. Dengan modifikasi menggunakan hijab, mahkota Siangko pun juga bisa dipakai oleh pengantin wanita adat Betawi muslimah yang berhijab.
Mahkota Pernikahan Adat Minang
Siapa tak kenal dengan suntiang Minang?! Mahkota pernikahan adat Minang yang sangat terkenal dan populer di kalangan pengantin berdarah Padang, Sumatera Barat. Mahkota pengantin Minang suntiang terbilang paling berat diantara mahkota adat lainnya, Berat mahkota pernikahan adat Minang bisa mencapai 5 sampai 6 kg. Mahkota suntiang terdiri dari 11 lapisan bunga, emas, dan aluminium. Namun, saat ini suntiang modern sudah dimodifikasi, tak lagi terbuat dari logam emas ataupun perak, melainkan kuningan singgah sehingga lebih ringan untuk dikenakan sang pengantin. Suntiang Minang pun bisa dipakai oleh berbagai kalangan, termasuk pula pengantin wanita Minang yang mengenakan hijab.
Mahkota Pernikahan Adat Palembang
Dari Bumi Sriwijaya, Sumatera Selatan, terdapat dua jenis mahkota pernikahan adat Palembang, yaitu aesan paksangko dan aesan gede. Aesan gede digunakan pada busana pengantin Palembang dengan pakaian dodot, kain ini berwarna merah muda dengan aksesoris emas yang melambangkan Kerajaan Sriwijaya. Sementara itu, mahkota aesan paksangko digunakan dengan baju kurung berwarna merah yang sudah mendapat pengaruh dari peradaban Islam yang masuk ke Palembang. Mahkota pernikahan adat Palembang ini memiliki bobot sekitar 3,5 kg.
Mahkota Pernikahan Adat Jambi
Mahkota Pernikahan Adat Jambi | eni_enza
Mahkota pengantin wanita adat Jambi dikenal dengan sebutan Korono Mulyo. Mahkota ini dipakai bersama dengan sanggul lipat pandan yang berfungsi untuk menusukkan hiasan kepala kembang cempako dan kembang goyang dari perak. Selain itu, ada pula kembang jurai dan rampai tiga yang disematkan di belakang sanggul lipat pandan. Mahkota pengantin ini memperindah busana pernikahan adat Jambi. Baju kurung tanggung di atas lutut, terbuat dari bahan beludru, saten atau santung dengan warna merah, emas, biru dan warna lainnya, yang memakai sulaman benang emas. Motifnya bermacam-macam yaitu bunga tanjung, bunga teratai, bunga kangkung, bunga pucuk paku atau pakis, dan bunga pucuk rebung.
Mahkota Pernikahan Adat Bugis
Mahkota Adat Bugis | trimakeupwedding | tienkhadijah.mua
Pada pengantin Bugis terdapat mahkota pernikahan adat yang berbentuk hiasan bunga pinang goyang, terbuat dari bahan logam. Mahkota pengantin wanita Bugis ini disebut mahkota Saloko, bersanding dengan sanggul yang sangat terkenal dari pengantin wanita adat Bugis yang dipakai di bagian depan yang disebut dengan dadasa. Untuk pengantin hijab Bugis modern, riasan pengantin adat ini bisa dimodifikasi dengan tidak memakai dadasa. Bisa juga mengganti sanggul rambut asli dengan dadasa rambut palsu.
Mahkota Pernikahan Adat Lampung
Mahkota pernikahan adat Lampung memiliki sebutan yang sama dengan mahkota pernikahan adat Sunda yaitu Siger atau Sigor. Hanya saja perbedaan Siger Sunda dengan siger Lampung terletak pada ukurannya. Ukuran siger Lampung jauh lebih besar daripada Siger Sunda dengan berat mencapai 4 kg. Mahkota khas pernikahan adat Lampung ini tak hanya dijadikan sebagai mahkota pengantin saja, melainkan sebagai simbol budaya masyarakat Lampung yang melambangkan kekuatan seorang wanita. Uniknya, jika kamu mampir ke Kota Lampung, kamu bisa menemukan hampir di setiap arsitektur bangunannya menggunakan ornamen seperti Siger.
Mahkota Pernikahan Adat Mandailing
Mahkota pernikahan adat Mandailing salah satu etnis di Sumatera Utara, yakni bulang. Mahkota ini berbentuk seperti tanduk kerbau bertingkat. Aslinya mahkota pengantin adat Mandailing ini buat dari emas murni, tetapi kini sudah mengalami modifikasi dengan bahan atau material lain yang lebih ringan. Tulisan pada mahkota bulang melambangkan strata sosial yang dimiliki oleh pengantin adat Mandailing. Umumnya masyarakat Mandailing menganut agama Islam sehingga mahkota pengantin wanita adat Mandailing juga sering digunakan dengan hijab.
Mahkota Pernikahan Adat Gorontalo
Mahkota Pengantin Adat Gorontalo | abdie.suryawans
Busana pernikahan adat Gorontalo untuk wanita disebut dengan Biliu. Sementara itu, hiasan kepala atau mahkota yang dikenakan sang pengantin disebut dengan Baya Lo Boute. Mahkota pengantin wanita Gorontalo ini memiliki simbol jika mempelai perempuan dalam waktu dekat akan diikat atau memiliki hak dan kewajiban sebagai seorang istri. Sebenarnya mahkota pernikahan adat Gorontalo merupakan mahkota yang cukup ringan dipakai. Namun dalam cara pemakaiannya cukup rumit. Ada hiasan yang disebut tuhi-tuhi berjumlah tujuh buah yang dipasang berpencar, melambangkan tujuh kerajaan besar yang bersahabat dengan suku Gorontalo. Kemudian, ada pula lai-lai yaitu bulu burung berwarna putih yang diletakkan di bagian ubun-ubun kepala. Lai-lai sebagai simbol budi luhur, keberanian, dan kesucian.
Selain dari 13 mahkota pernikahan adat di atas, masih banyak lagi mahkota pengantin tradisional lainnya di Indonesia. Busana pernikahan adat di Indonesia memang memiliki keragaman yang indah apalagi pada mahkotanya. Tak terkecuali digunakan oleh pengantin mahkota hijab modern. Hijab pengantin ternyata tak kalah cantik dipadukan dengan sentuhan tradisional berupa mahkota pernikahan adat, bukan?! Beruntungnya Indonesia memiliki keragaman suku dan budaya sehingga menjadi ciri khas untuk masing-masing pernikahan adat yang ada di negeri ini.
Tentu, jika kamu ingin menggunakan salah satu busana pernikahan adat, WeddingMarket bisa menjadi penghubung kamu dan berbagai vendor penyewaan baju pengantin adat di Indonesia. Memasukan sentuhan adat dalam pernikahan modern, bukan hal mustahil lagi! Justru menambah kesan mewah dengan mahkota-mahkota indah yang dikenakan sang pengantin wanita. Nah, dari 12 mahkota pengantin adat yang sudah dibahas di atas manakah yang paling menarik perhatianmu?