Your Smart Wedding Platform

Strategi Ketemu Jodoh Lewat “Dating App”, Jauh Dari Scammer!

02 Aug 2025 | By Afifah Lania Wedding Market | 14
cara aman pakai dating app

Di era serba digital seperti sekarang, hampir semua hal bisa dilakukan lewat layar – termasuk urusan hati. Khusus bagi Gen Z, cari pasangan lewat aplikasi kencan bukan lagi hal aneh atau memalukan karena sudah terbiasa hidup berdampingan bersama teknologi.

Justru, banyak mereka merasa lebih nyaman memulai obrolan lewat chat daripada harus small talk canggung di dunia nyata. Apalagi bagi mereka diluar Gen Z, mencari jodoh lewat Dating ”App” juga menjadi salah satu cara terbaik dan tidak lagi tabu. Benar, kan?

Namun, dibalik kemudahan swipe dan chat lucu pakai emoji, ada tantangan dan risiko yang nggak bisa dianggap remeh. Karena kenyataannya, tidak semua dari mereka punya niat sama. Sebagian hanya mencari teman ngobrol, sekadar iseng, bahkan ada juga yang punya niat buruk – mulai dari ghosting sampai penipuan.

Jangan khawatir, langkah-langkah ini bisa kamu lakukan jika ingin serius mencari pasangan lewat aplikasi dating online. Mulai dari tips bikin profil sampai red flags yang harus diwaspadai. Jadi, buat kamu yang sudah terlanjur ketemu situationship tanpa arah dan baru mau nyemplung di dunia aplikasi kencan online ini, yuk belajar jadi pengguna yang cerdas.

Dan, siapkan hati untuk bertemu cinta yang serius – tanpa drama dan tipu-tipu!

Mulai dari profil: Cara tampil apa adanya dan tetap menarik

Profil kamu adalah first impression bagi orang lain. Disinilah kamu atau calon jodohmu melakukan filter awal untuk menemukan pasangan sefrekuensi. Jadi, kalau kamu serius cari jodoh, profilmu juga harus menarik dan menyenangkan.

1. Bikin bio seru – mereka pun segan mau skip kamu

Foto: Pexels/cottonbro studio

Kamu memang serius cari jodoh, tetapi bukan berarti profilmu harus kelihatan tegang, kaku, atau terdengar seperti deskripsi resume lamaran pekerjaan. Ya, bagus, sih. Mana tahu tiba-tiba kamu diberikan tawaran kerja. Namun, kamu kan, carinya jodoh bukan pekerjaan. 

Jadi, buat bio kamu terasa ringan, fun, dan punya sentuhan personal untuk menarik perhatian orang yang juga serius tetapi tetap ingin berkenalan dengan nyaman. Salah satu cara biar bio kamu nggak boring adalah pakai trip 3C: kasih warna/color (personality), konteks/context (cinta), dan karakter/character (keunikanmu).

Warna itu tentang kepribadian kamu–misalnya ceria, easy going, introvert, pecinta matcha, atau penyayang hewan. Konteks tentang bagaimana kamu menjalani keseharian, seperti kalau weekend suka pergi memancing, baca buku di pinggir pantai, atau lari sore keliling komplek untuk olahraga.

Berikan keunikan kamu–misalnya kamu suka koleksi jepit rambut atau kaos polos putih satu lemari. Manfaatkan juga fitur prompt berbentuk beberapa pertanyaan yang disediakan, ini bisa membantu kamu memberi gambaran siapa kamu tanpa harus pusing mikirin caption panjang.

Biar lebih lucu, bisa juga buat teka-teki seperti ”dua fakta, satu bohong”. Jadi, dia juga ada bahan obrolan sama kamu. Kalau kira-kira kamu susah ketemu kata-kata yang bagus untuk membuat profilmu menarik, jangan ragu menggunakan AI seperti Chat GPT. Tenang aja, menggunakan AI bukan berarti isi profilmu tidak dari hati kamu, masih sah-sah saja, kok.

AI ini hanya membantu kamu eksplor ide dan merangkai kata dengan gaya bahasa yang sesuai sama kepribadian kamu. Kalau isi dari profilnya tetap tentang kamu semua, ya!

2. Dilarang pakai 'anti' di profilmu

Foto: unsplash/nik

Semua orang pasti punya gambaran soal pasangannya di masa depan – terutama untuk menemani sisa hidup bersama. Mungkin kamu suka pasangan dengan hobi lari, makanan favoritnya bakso, dan lebih memilih tinggal di pinggir kota. Namun, semua kriteria seperti itu nggak harus ditulis di bio kamu.

Ya, kalau kamu tulis semua, mereka yang awalnya tertarik jadi mundur duluan karena tidak sesuai dengan kriteria tersebut. Seakan-akan kamu ’anti’ berkenalan dengan orang-orang diluar kriteria itu. Padahal, di beberapa kriteria mungkin masih bisa ditoleransi jika memang dia tidak memilikinya. 

Ya, kalau dia tidak suka makan bakso, mungkin dengan menikmatinya bersama kamu dia bisa jadi lahap. Dia tidak suka tinggal di pinggir kota? Coba diajak nonton film Ghibli agar dia tahu bagaimana indahnya daerah yang jauh dari kota. Sederhana, bukan?Kembali ke tujuan awal, profil kamu dibuat agar orang lain mau kenalan terlebih dahulu. Perlu ada seleksi alam memang, tetapi bisa dilakukan perlahan bukan buru-buru dan terlalu ketat seperti saat kamu ujian masuk perguruan tinggi.

Sebagai gantinya, kamu bisa menambahkan gambaran tentang siapa kamu dan apa kesukaanmu. Ceritakan tentang hal-hal yang bikin kamu bahagia, kegiatan favorit, dan sebagainya. Intinya, jangan terlalu buru-buru bilang, ”Ah, nggak cocok!”, sebelum sempat bilang, ”Halo!”

3. Tunjukin di bio kalau kamu cari hubungan serius

Foto: Unsplash/Alexander Sinn

Sangat lumrah kalau kamu langsung memberi sinyal bahwa tujuan bermain aplikasi dating online ini adalah untuk cari pasangan serius, bukan hanya seru-seruan saja. Namun, ini perlu diperhatikan, jangan langsung secara gamblang mengisi bio dengan kalimat, ”Aku mau nikah tahun depan”, bisa-bisa mereka langsung kabur begitu baca itu.

Tentang pernikahan bisa dibahas nanti saat kamu sudah ngobrol lebih dalam dan saling klik setelah beberapa kali pertemuan. Kamu tidak perlu pura-pura santai hanya agar dianggap terlalu bawa perasaan. Nggak perlu takut ditolak sampai kamu menahan diri untuk bilang apa yang sebenarnya kamu cari. Jadi, langsung centang opsi ”long term relationship” di profil kamu. Dan, kamu bisa menambahkan kalimat seperti, “Mau kenal lebih dalam – nggak buru-buru nikah dan bukan cari yang main-main.”

4. Mindful choosing: Pilih foto terbaik, tidak harus banyak

Foto: Freepik

Selain isi bio, foto itu termasuk salah satu first impression orang lain atas kamu. Maka dari itu, penting banget memilih foto bukan hanya sekadar bagus secara teknis, tetapi juga bisa menunjukkan siapa diri kamu sebenarnya. 

Prioritaskan foto yang memberikan gambaran bagaimana kepribadian kamu dan bikin kamu kelihatan nyaman jadi diri sendiri. Idealnya, foto pertama bisa berupa gambar berwarna, menghadap kamera, dan tersenyum lepas yang membuat kamu terlihat ramah.

Lalu, kamu bisa pilih satu foto full body agar orang lain bisa melihat postur dan gaya kamu secara keseluruhan. Setelah itu, bisa pilih foto apa saja yang menunjukkan kegiatan atau hobi favorit kamu.

Tunjukkan kalau kamu itu aktif dan punya kehidupan nyata di luar layar. Ada beberapa kesalahan umum dalam memilih foto dan seringkali terjadi. Misalnya, kamu memasukkan terlalu banyak foto dengan teman lawan jenis. Mungkin kamu mau menunjukkan kalau kamu itu punya inner circle dan jiwa sosial, tetapi tidak jarang orang bingung atau bahkan merasa ada saingan.

Kemudian, hindari juga foto formal ala pas photo saat melamar kerja. Itu tentu bikin kamu terlihat kaku dan kurang hangat. Foto apa saja boleh, asal membuat kamu tampil natural, ramah, dan aktif di kehidupan nyata. Pastikan foto tersebut bisa menjadi pintu pertama yang membuat first impression ke kamu nggak flat dan terlalu template.

Begitu kamu buat profil, berarti kamu siap menghadapi siapa saja yang nantinya akan berkomunikasi denganmu. Namun, kamu bisa buat persiapan agar terhindari dari scammers dengan tips-tips berikut ini!

Ghosting, love bombing, tipu-tipu:  Ini cara mengeceknya!

Main aplikasi dating memang bisa jadi cara seru buat ketemu orang baru sampai jodoh terbaik, tetapi bukan berarti kamu boleh lengah. Di balik chat manis dan profil menarik, ada saja jebakan yang siap bikin kamu baper sendirian atau malah kecewa berat. 

Penting banget buat tahu tanda-tanda awal dari interaksi wajar sampai menjurus ke scam. Siap-siap catat, karena sinyal-sinyal kecil ini sering luput tetapi dampaknya besar.

1. Profil sulit ditemukan di Internet? Waspada!

Foto: Unsplash/ Frimbee.com

Salah satu tanda paling mencurigakan dari scammer di dating app adalah mereka seolah olah tidak ada jejak hidupnya di internet. Padahal, di zaman sekarang, hampir semua orang punya ”jejak digital” entah itu di media sosial, Linkedin, situs kampus, kantor atau minimal pernah muncul di tag foto teman. 

Bahkan, jika kamu punya sahabat dan namamu masuk ke dalam skripsinya, itu akan langsung muncul di pencarian Google. Tentu saja, minimnya informasi tentang dia di Google menjadi salah satu pertanda red flag!

Karena para scammer biasanya menggunakan identitas palsu–foto orang lain, nama fiktif, bahkan gabungan informasi dari akun-akun hasil curian. Nah, ini saatnya kamu jadi detektif kecil-kecilan. Kamu bisa mencoba beberapa langkah ini:

  • Cari nama lengkapnya di Google, gabungkan info lain yang dia berikan ke kamu, misalnya: ”Andi pilot Jakarta.” Lihat hasilnya – apakah orang itu muncul di pencarian? Jika memang dia ada di dunia nyata, setidaknya dia akan muncul satu kali di pencarian, entah itu nama media sosialnya, judul jurnal, hingga sidang putusan cerai–pasti akan cukup mengejutkanmu. Namun, seluas itulah internet dan cukup mencurigakan jika namanya tidak keluar satupun.
  • Gunakan fitur reverse image search, untuk mengecek apakah foto profilnya original. Terkadang, hasilnya bisa masuk ke tautan akun orang lain, situs stok foto, atau bahkan media sosial berbeda. 
  • Tes lokasi secara halus, kamu bisa tanya hal sederhana soal daerah tempat tinggal mereka, misalnya: ”Kamu biasa nongkrong dimana waktu weekend?” atau ”Tempat makan favorit kamu di mana?”
  • Gunakan aplikasi pencari nomor telepon, ini mudah banget melacaknya walaupun terkadang hasilnya kurang valid, tetapi wajib dicoba. Hati-hati kalau ada nama ”penipu”, ”scam”, atau bahkan ”cintaku”, kamu bisa langsung pasang alarm.

2. Too good, to be true

Foto: Unsplash/ Zanyar Ibrahim

Pernah dengar kalimat itu? Nah, ini harus banget kamu pahami maksudnya. Karena, tidak ada kehidupan seindah drama Korea atau se-dreamy negeri dongeng. Setiap orang pasti punya kelebihan dan kekurangan.

Kalau kamu ketemu dengan seseorang di dating app dan dia terlihat perfect banget? Foto seperti model, hobi mirip denganmu, pekerjaannya mentereng (misalnya: engineering, dokter, atau pilot), cara ngobrolnya manis, dan nyambung teruspokoknya idaman banget. Hati-hati, lho, bisa jadi itu hanya umpan dari scammer buat bikin kamu cepat percaya.

Salah satu trik mereka adalah menggunakan foto-foto menarik. Bahkan, terkadang kamu akan menemukan mereka menggunakan foto yang sama persis di profil dating dan media sosial. Itu bisa jadi tanda kuat kamu sedang di-catfish. Jadi, kamu harus apa?

Perhatikan detail foto, kalau semuanya terlihat terlalu profesional, seperti hasil pemotretan majalah dan tidak ada foto natural, kamu harus curiga. Namun, cara paling efektifnya adalah bertemu langsung dengannya. Pastikan pertemuan dilakukan di tempat umum, aman, dan kamu bisa membawa orang terdekatmu. Ingat! Meskipun kamu sangat ingin memastikannya nyata atau tidak, jangan pernah mau jika kamu diminta membiayai semua pertemuan!

3. Nggak pernah mau video call? Awas, mungkin itu modus!

Foto: Unsplash/ Hc Digital

Teknologi video call sudah mudah sekali dipakai–tinggal buka kamera, klik, langsung bisa ngobrol tatap muka. Jadi, kalau kamu kenalan dengan seseorang di dating app yang terus menerus menolak video call, atau selalu membatalkan rencana ngobrol via kamera, langsung naikkan insting curiga kamu!

Biasanya alasannya klise banget, kamera rusak, koneksi jelek, malu, lagi di luar kota, dan alasan unik lainnya. Kalau sudah begitu, langsung hentikan komunikasi begitu kamu merasa tidak nyaman dan amankan bukti percakapan.

Jangan terlalu berpikir positif khususnya untuk orang baru. Jika memang dia nyata, seharusnya tidak ada masalah untuk video call, apalagi kalau hubungan sudah intens. Kalau dia menolak terus, sudah pasti mukanya memang bukan milik dia. Tidak ada cinta jika dia selalu sembunyi dari kamera!

4. Jangan buru-buru pindah ke WhatsApp

Foto: Unsplash/ Bret Jordan

Lagi seru-serunya ngobrol sama seseorang, lalu dia tiba tiba bilang, ”Eh, ngobrolnya di WhatsApp aja, yuk. Lebih enak disana, disini ribet notifikasinya nggak masuk di aku,” – hati-hati! Ini salah satu trik umum yang sering digunakan scammer. Tujuan mereka pindah ke platform lain tentu saja agar kamu keluar dari lingkungan aplikasi kencan dan masuk ke cara komunikasi yang lebih aman. Di dating app, terdapat fitur keamanan, seperti blokir, laporan penyalahgunaan, bahkan moderasi otomatis.

Selain itu, jika kamu memberikan informasi pribadi, mereka akan lebih mudah mengetahui semua hal tentangmu. Satu saja, cukup berikan nomor ke mereka, maka semua datamu bisa saja mereka dapatkan. Dan, itu bisa digunakan untuk modus scammer seperti phising, atau pesan mencurigakan. Apalagi kalau mereka sudah memaksa, itu bukan sinyal cinta, tetapi radar bahaya. Kabur!

5. Sering bepergian ke luar negeri

Foto: Unsplash/ Aditya Vyas

Kamu ketemu sama orang yang mengaku sedang traveling, kerja di luar negeri, atau lagi tugas militer? Mereka pasti akan bilang ingin sekali bertemu denganmu. Namun, ”kebetulan” selalu ada saja halangannya. Kedengarannya meyakinkan, tetapi justru itu membuat banyak orang terjebak. Kenapa? Karena itu membuatmu menunggu momen bertemu dengannya padahal itu tidak akan pernah terjadi. 

Padahal, teknologi sudah canggih, kamu dan dia bisa video call dari mana saja, asal ada niat. Oh iya, ada juga dari para scammer ini bersedia diajak berbicara via video, tetapi mereka menggunakan trik video lemot atau sengaja buram. Kalau tiba-tiba dia memutus sambungan video atau kabur karena sinyal jelek, kamu harus waspada. Kalau serius, masa iya mau sembunyi terus. Pasti tidak, kan?

6. Hidup dia penuh drama? Bisa jadi itu modus tipuannya

Foto: Unsplash/ Elimende Inagel

Baru kenal, dia sudah langsung cerita lagi kena musibah besar, dan entah kenapa dari seluruh orang di sekitarnya dan di dunia ini, kamu satu-satunya yang bisa membantu. Lucu, kan? Entah keluarganya masuk rumah sakit, dia sedang tersesat di antah berantah, atau tiba-tiba mengalami kecelakaan. Pokoknya dramatis banget! Ini trik terbaik scammer setelah mereka berhasil membangun kepercayaan bersamamu. 

Seketika kamu akan iba, panik, dan merasa bertanggung jawab, karena sudah terlibat secara emosional. Setelah itu, mereka melancarkan aksinya dan minta ”bantuan darurat” ke kamu. Jika sudah seperti ini, perhatikan detail ceritanya – terkadang ada yang tidak konsisten. 

Kalau kamu ragu setelah mendengar ceritanya berkali-kali, cukup arahkan dia ke lembaga resmi untuk membantu. Ada banyak cara membantu tanpa memberi uang. Jika setelah itu dia tiba-tiba nge-ghosting kamu, selamat kamu sudah bebas dari seorang scammer

7. Meminta data pribadi

Foto: Unsplash/ Claudio Schwarz

Dia bilang, untuk membuktikan kalau kamu dan dia serius, harus saling memberikan data pribadi–berhenti dulu, tarik napas, dan pikir dua kali. Itu bukan bukti cinta, tetapi modus penipuan! Jangan kira scammer hanya mencari uang,  mereka juga mengincar informasi pribadi seperti tanggal lahir, nama ibu kandung, alamat, dan pertanyaan-pertanyaan lain yang biasa kamu gunakan untuk keamanan akun.

Mereka akan memakai informasi ini untuk mengambil alih akun kamu, menyamar menjadi kamu hanya untuk seru-seruan, atau bahkan menggunakan identitasmu dan melakukan hal ilegal. Modus lain yang cukup sering terjadi juga, mereka meminta foto sensitif atau informasi sangat pribadi, lalu dijadikan ancaman atau pemerasan. Butuh kode OTP baru dibilang cinta sejati? Please, jangan percaya!

8. Say no to ”Love Bombing”!

Foto via Glamour

Kamu memang menarik, tetapi tidak secepat itu membuat orang lain jatuh cinta. Baru sebulan kenal dan dia langsung bilang, ”Kamu, tuh, beda. Aku nggak pernah ngerasa sedekat ini sama siapapun.” Romantis, kan? Namun, kemungkinan besar itu love bombing.

Love bombing ini awal mula penipuan. Mereka menggunakan taktik manipulasi emosional–bikin kamu merasa sangat spesial dalam waktu super singkat. Supaya kamu cepat lengah, percaya, dan mulai buka dompet. Salah, buka hati! Ups, benar, buka hati dan terutama dompet–incaran mereka.

Biasanya, dia modus mau langsung datang ke kotamu, panggilan sayang padahal baru kenal, ngomongin nikah, dan chat terus-menerus. Tenang saja, kamu tidak perlu buru-buru merasakan cinta, semuanya butuh proses. Pelan-pelan saja untuk melihat pembuktiannya lewat sikap dan waktu, bukan pujian instan.

9. Langsung kabur begitu dia minta uang dalam bentuk apapun

Foto: Unsplash/ Markus Winkler

Siapa, sih, yang mudah percaya begitu saja dan memberikan uang kepada orang asing? Banyak! Kamu perlu menyelam ke aplikasi X untuk melihat seberapa banyak korban scammers dari aplikasi dating online

Ini dia modus klasik sekaligus paling berbahaya di dunia dating app, minta bantuan uang. Sekarang scammer sudah semakin kreatif – nggak hanya minta transfer buat ”tiket pesawat” atau ”bayar tagihan rumah sakit”, tetapi juga mengajak kamu ikut investasi palsu. 

Ada juga scammer yang modusnya memberikan hadiah. Ini biasa terjadi jika kamu bertemu scammer dari luar negeri. Dia akan bilang, dia pergi ke Jepang dan ingin memberikanmu oleh-oleh terbaik. 

Kamu memberi alamat dan dia mengirimkannya melalui jasa kirim bodong. Nanti, dia akan memintamu membayar sejumlah uang untuk menebus pajak bea cukai barang tersebut. Dan, BOOM! Disaat itulah kamu terkena modusnya.

Lebih seram lagi, ada juga modus money mule. Di sini, mereka malah transfer uang ke kamu dulu (yang katanya dari ”bisnis mereka”), lalu minta kamu teruskan ke orang lain. Kamu sedang dijadikan bagian dari skema pencucian uang mereka! Kalau cinta harus dibayar duluan, itu bukan pasangan. Stay smart, stay safe, guys!

Online dating sekarang bukan hal memalukan lagi, ini sudah menjadi jalan seru untuk bertemu dengan jodohmu. Namun, jangan sampai niat baik kamu dimanfaatkan para scammers tidak bertanggung jawab itu. Karena mereka ahli memainkan emosi – manis di awal, jadi kamu harus tetap buka mata dan pakai logika. Cinta sejati itu tidak akan memaksa, meminta uang, atau data pribadi untuk sekadar bukti sayang.

Sekarang, kamu sudah tahu red flags-nya, peluangmu untuk bertemu orang yang benar-benar tulus juga semakin besar. Swipe boleh, baper bukan masalah besar, asal tetap waras dan waspada. Kalau jodohnya sudah ketemu, langsung hubungi WeddingMarket untuk persiapan pernikahannya, ya!


Cover | Foto: Pexels/cottonbro studio


Artikel Terkait



Artikel Terbaru