Ragam makanan tradisional tidak terlepas dari fakta bahwa Indonesia memiliki banyak sekali adat dan budaya. Banyaknya makanan-makanan tradisional ini merupakan bentuk dari kreativitas tiap adat yang ada.
Bagaimana tidak, setiap makanan dari berbagai suku memiliki bentuk, warna, tekstur, dan cita rasa berbeda-beda. Keunikan tersebut dapat dilihat di berbagai acara-acara resmi, salah satunya pernikahan.
Dengan adanya pernikahan, setiap adat dan budaya dapat memperkenalkan keunikannya masing-masing, seperti dengan menghidangkan kue tradisional sebagai salah satu kudapan manis untuk para tamu.
Ini, nih, 15 kue tradisional dari beberapa daerah yang bisa kamu hidangkan di pernikahan nantinya. Cus, baca sampai habis!
1. Meuseukat khas Aceh
Siapa disini yang baru pertama kali dengar ada kue meuseukat dari provinsi Aceh? Ayo, angkat tangannya!
Yuk, kita kenalan dari salah satu hidangan manis dari ujung barat Indonesia. Meuseukat ini merupakan kue tradisional berbentuk dodol yang terbuat dari nanas. Masyarakat Aceh biasa menyebutnya dodol nanas.
Meuseukat inilah kue tradisional Aceh dengan kasta tertinggi. Biasanya disebut sebagai “ulee” atau “kepala” kue. Sudah tahu belum? Kue ini dihidangkan sebagai tanda kesopanan dan terima kasih pada tamu undangan yang hadir. Karena, kue ini merupakan lambang dari memuliakan tamu.
Dodol khas Aceh ini acapkali menjadi kue hantaran di prosesi tueng dara baru atau penjemputan pengantin wanita. Prosesi ini dilakukan setelah pernikahan ke rumah pengantin pria atau linto baro.
Tueng dara baro merupakan hidangan yang disajikan ketika rombongan keluarga pengantin wanita diundang ke rumah mertuanya. Meuseukat berwarna putih ini melambangkan kejernihan hati masyarakat dalam menyambut tamu.
2. Ombus-ombus khas Sumatera Utara
Kalau kue tradisional satu ini pasti sudah pernah dengar, kan? Atau belum juga? Oke, deh, kali ini kita pindah ke Sumatera Utara yang dikenal dengan kota Batak. Horas, Anak Medan!
Jadi, terdapat salah satu kue tradisional yang sudah cukup terkenal, ombus-ombus. Kenapa namanya ombus-ombus? Karena, kue ini dihidangkan pada saat panas dan saat ingin memakannya, kita harus “meniup-niup” kuenya.
Ombus-ombus merupakan kue yang berasal dari Tapanuli Utara, Sumatera Utara dan terbuat dari tepung beras, parutan kelapa, serta gula merah. Sederhana, kan? Namun, rasanya beuh mantap!
Teksturnya lembut, legit, dan memiliki rasa sedikit gurih. Makanan manis ini dibentuk kerucut dan ketika masuk ke dalam mulut, semua bahannya langsung menyebar. Dijamin kamu pasti akan suka dengan ombus-ombus begitu pertama kali memakannya.
Ombus-ombus ini dulunya disajikan sebagai rasa syukur atas hasil panen padi. Namun, kini ombus-ombus menjadi makanan yang wajib ada di acara-acara penting, salah satunya pernikahan.
Lepek Binti khas Bengkulu
Setelah ada ombus-ombus, sekarang kue lepek binti dari Bengkulu. Kue ini bertekstur lembut, kenyal, dengan isian daging giling. Lepek binti ini menjadi salah satu kue tradisional Bengkulu yang memiliki banyak penggemar dan cocok untuk lidah semua kalangan.
Lepek binti terbuat dari ketan dan dibungkus di dalam daun pisang dengan bentuk persegi panjang. Biasanya, lepek binti ini akan dimasak oleh para tetangga dan disajikan untuk para tamu undangan pernikahan setelah acara selesai.
Saat ini kue lepek binti sudah dimodernisasi dengan mengganti isian daging giling dengan gula merah agar lebih mudah dijual. Untuk pernikahan, kamu bisa memilih ingin menghidangkan lepek binti dengan isian daging giling, gula merah, atau keduanya.
4. Kue Asidah khas Riau
Terbang ke provinsi Riau, kita akan menemukan kue asidah yang kerap hadir di prosesi penyerahan seserahan kepada keluarga calon pengantin wanita. Kue manis yang terbuat dari adonan tepung dan rempah ini terinspirasi dari Timur Tengah.
Namun, tenang saja, rasanya sudah menyesuaikan dengan selera lokal, kok. Rasanya menggambarkan bagaimana ciri khas masyarakat Melayu yang menyukai makanan-makanan berempah.
Pernah makan kue manis yang bertekstur lembut dengan topping bawang goreng? Nah, begitulah kue asidah ini. Rempah-rempah di dalamnya merupakan perpaduan dari kayu manis, cengkeh, dan pandan.
Kue ini memiliki berbagai macam bentuk mulai dari jambu, bulat, mawar, dan lainnya. Yakin tidak mau coba menjadikan kue asidah sebagai hidangan pernikahanmu?
5. Kue Jongkong khas Bangka Belitung
Kue cantik ini berasal dari ujung Pulau Sumatera! Tidak kalah dengan kue manis khas Sumatera lainnya, jongkong ini juga memiliki cita rasa menarik dan bertekstur lembut. Makanan manis ini cocok kamu hidangkan di pesta pernikahan karena rasanya gak akan gagal.
Kue jongkong merupakan perpaduan rasa dari kelapa muda, garam, dan gula merah yang terbuat dari tepung beras serta tapioka. Biasanya, kue jongkong memiliki tiga warna yaitu hijau, putih, dan cokelat. Ummm, yummy!
6. Kue Geplak khas DKI Jakarta
Roti buaya sudah biasa ada di pernikahan adat Betawi dari DKI Jakarta. Yuk, kenalan dengan kue geplak yang juga merupakan hidangan khas Betawi. Nah, kue ini sudah jarang ditemukan sekarang, sayang banget, ya.
Padahal cita rasa kuenya pasti akan membuat kamu klepek-klepek. Kue geplak memiliki rasa manis dan tekstur yang lembut. Pembuatannya bukan hanya dengan cara di geplak tetapi juga menggunakan teknik giling.
Jadi, beras yang agak pera digiling menjadi tepung dan disangrai setelahnya. Kemudian, hasilnya dicampur dengan kelapa parut. Lalu, adonan tersebut dicampur dengan gula pasir yang sudah dicairkan hingga menjadi padat dan bersatu sempurna.
Setelah tercampur, adonan diratakan di atas tenang atau wadah dengan setengah dipukul. Memang pembuatannya sedikit ribet tetapi rasanya tidak akan mengkhianati kamu.
7. Kue Kipo khas Yogyakarta
Wong Yogyakarta sini merapat! Kita akan bahas salah satu kue unik dari Kotagede ini. Sama seperti kue geplak, kipo ini juga sudah jarang ditemukan. Mungkin, dengan kamu menjadikan kipo sebagai salah satu hidangan manis bisa kembali memperkenalkan salah satu masterpiece dari Yogya ini.
Fakta uniknya, kipo yang menjadi nama merupakan singkatan dari “Iki Opo”. Karena bentuknya yang unik, orang-orang tertarik untuk bertanya kue apakah itu. Terdiri dari apa saja, sih?
Kipo merupakan gabungan dari tepung ketan, suji, kelapa, dan gula kelapa. Kulit kipo dibuat dari tepung ketan berwarna hijau yang merupakan campuran daun suji. Kemudian, kelapa akan dimasak bersama gulanya sebelum dibentuk setengah lingkaran untuk dimasukkan ke dalam kulit.
Belum selesai sampai disitu, kulit dan isian tersebut akan dipanggang dengan bara api di atas cawan tanah liat. Udah kebayang gimana enaknya? Maknyus!
8. Colenak khas Jawa Barat
Pemuja Tanah Parahyangan harus menjadikan colenak sebagai hidangan manis di pernikahannya. Namanya saja sudah menggugah selera. Pada tahu belum kalau colenak itu nama lain dari “dicocol enak”.
Seenak apa, sih? Tentu enak banget! Karena colenak ini perpaduan peuyeum sampeu (tape singkong) dengan gula merah dan kelapa. Tape singkong akan dibakar terlebih dahulu sebelum dicocol dengan saus lezatnya.
9. Jorong-jorong khas Kalimantan Barat
Makin polos, makin enak. Mungkin itulah si “jorong-jorong” ini. Kue asal Kalimantan Barat berbentuk kotak, berwarna putih, dan beraroma pandan yang segar. Dengan tekstur lembutnya, jorong-jorong akan membuat kamu merasakan pengalaman unik ketika menyantapnya.
Walaupun bentuknya polos, pembuatan jorong-jorong ini agak panjang. Karena, harus mengumpulkan daun pandan berukuran besar, mengaduk santan, gula, dan tepung sebelum dikukus.
Jangan salah, pembuatannya yang agak panjang tidak mengurangi peminat kue manis dan gurih ini. Coba, deh, kamu jadikan jorong-jorong sebagai salah satu hidangan manis pernikahan. Langsung ludes, tuh!
10. Kue Gagatas khas Kalimantan Tengah
Lagi-lagi kita bertemu dengan kue berbahan dasar beras ketan. Cara membuatnya mudah, tanpa banyak bahan, dan tentunya murah. Kue manis yang disajikan bersama taburan gula ini harus masuk ke daftar kamu, ya. Karena, kue gagatas ini salah satu makanan tradisional yang sangat dicintai oleh masyarakatnya.
11. Kue Lapis Cempedak khas Kalimantan Utara
Siapa suka kue lapis? Ini, nih, salah satu kue lapis khas Indonesia yang berasal dari Kalimantan Utara. Kue lapis cempedak memiliki dua lapisan saja. Lapisan adonan cempedak sebagai dasar dan tepung beras, santan, serta gula di atasnya.
12. Wapili khas Gorontalo
Jangan heran dengan bentuknya yang mirip dengan waffle. Ya, wapili ini juga dikenal dengan waffle khas Gorontalo. Bentuk dan teksturnya memang mirip tetapi rasanya pasti lebih enak wapili, dong!
Wapili ini menggunakan campuran gula merah sehingga warnanya menjadi kecokelatan. Pas banget ini kalau kamu hidangkan di sweet corner pernikahan kamu. Semua tamu undangan pasti akan langsung tertarik mencobanya.
13. Es Pisang Ijo khas Sulawesi Selatan
Sudah pada kenal dengan es pisang ijo, kan? Es pisang ijo ini sudah diperkenalkan sejak abad ke-17. Tentu saja, kehadiran es ini merupakan salah satu kreatifitas unik dari hasil eksperimen masyarakat Bugis-Makassar.
Pada dasarnya pembungkus pisang berwarna ijo berasal dari sari daun pandang dan kemudian dimakan bersama kuah yang berbahan dasar tepung. Namun, kini es pisang ijo sudah mengalami modernisasi.
Es pisang ijo juga memiliki filosofi sama seperti hidangan tradisional Sulawesi lainnya. Pisang sebagai lambang kelaki-lakian dan pembungkusnya merupakan simbol sarung. Dari aspek filosofi tanda, hidangan ini menyiratkan bahwa simbol kelaki-lakian tersebut harus dibungkus.
Kemudian, pemilihan warna ijo juga tidak sembarangan. Masyarakat Bugis awalnya melambangkan hijau sebagai warna bangsawan. Karena akulturasi dan Islam, warna hijau menjadi simbol dari warna surga.
14. Kue Lontar khas Papua
Kalau melihat bentuknya, kamu pasti teringat dengan pie susu, kan? Itulah keunikan dari kue lontar ini. Dinamakan lontar karena bentuknya seperti mangkuk. Kue lontar dicintai banyak orang karena rasanya enak, manis, gurih, dan nikmat.
Teksturnya tidak berbeda dengan pie susu, renyah di bagian kulit luar dan lembut di dalamnya. Karena rasanya yang bikin ketagihan, kue lontar tidak pernah absen di acara besar.
15. Sagu Lempeng khas Papua Barat Daya
Sebagai bahan makanan utama, sagu juga bisa diolah mencari hidangan manis yang menggugah selera. Salah satunya sagu lempeng dengan bahan dasar sagu yang dicetak menggunakan besi.
Pembuatan sagu lempeng dilakukan dengan cara dibakar dan dipanggang. Bentuknya persegi atau persegi panjang, memiliki tekstur keras dan rasa seperti roti tawar. Namun, sagu lempeng telah mengalami modernisasi dengan menambahkan gula sebagai pemanis.
Enak-enak, ya, ternyata kue-kue tradisional khas Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Namun, sayang sekali beberapa diantaranya hampir tidak pernah lagi terlihat. Padahal kue-kue tersebut juga merupakan warisan budaya.
Melihat bentuk, tekstur, dan cita rasanya, 15 kue tradisional itu bisa kamu jadikan menu hidangan manis di pernikahan. Mengikutsertakan hidangan manis khas Indonesia tersebut bisa membantu menjaga budaya.
Tidak perlu khawatir, walaupun beberapa kue memiliki proses pembuatan yang sulit, WeddingMarket bisa membantu mewujudkannya. Kita punya banyak vendor profesional dan berkualitas. Jadi, mau pilih kue yang mana?