Pernikahan merupakan salah satu tahapan hidup yang diidam-idamkan oleh sebagian besar orang. Menikah sendiri tidak hanya berarti melepas masa lajang, namun juga masuk ke dalam fase dimana individu mempunyai tanggung jawab tidak hanya kepada dirinya namun juga kepada orang lain. Dengan begitu pentingnya arti pernikahan dan tanggung jawab di dalamnya, tidak heran jika banyak orang memerlukan waktu untuk mempersiapkannya.
Khusus bagi wanita, ada banyak hal yang harus dipersiapkan sebelum menikah yaitu kesiapan mental, finansial dan kesehatan. Hal ini tidak lepas dari peran wanita setelah menikah yang akan menjadi Ibu. Dengan peran yang begitu penting tersebut, tidak ada salahnya jika kamu menyiapkan diri sedini mungkin.
Untuk lebih jelas terkait persiapan yang harus wanita persiapkan sebelum menikah, simak penjelasannya di bawah ini:
Persiapan Mental
Hal pertama yang perlu kamu persiapkan sebelum menikah adalah menyiapkan mental dengan baik. Maksud dari persiapan mental di sini adalah menyadari bahwa menikah tidak hanya mengubah status saja namun juga mengubah tanggung jawab. Dari yang sebelumnya kamu hanya memikirkan dirimu serta kebutuhan dirimu sendiri, menjadi menyiapkan kebutuhan orang lain dalam hal ini suami.
Sebagian orang beranggapan bahwa menjalani peran sebagai istri cukup mudah. Namun jika sudah terjun langsung dan menjalani peran tersebut, kamu akan sadar bahwa ternyata menjadi istri tidak semudah itu. Butuh kesabaran, kerajinan dan kerjasama dengan suami dalam mengurus rumah tangga.
Oleh karena itu, sebelum melangkah menuju pelaminan, kamu dapat membaca buku tentang pernikahan agar mendapatkan gambaran lebih detail tentang apa yang akan kamu hadapi ke depannya. Selain itu, mengikuti seminar pernikahan juga dapat menambah wawasan untuk menjadi pribadi yang siap secara mental sebelum menikah.
Mengenali Diri Sendiri
Salah satu arti dari pernikahan adalah menyatukan dua insan dalam satu bahtera pernikahan. Arti tersebut bukan hanya kiasan belaka. Pasalnya dalam pernikahan dua individu dengan pemikiran, sifat yang berbeda akan berkomitmen untuk hidup bersama hingga maut memisahkan. Tentunya sebelum kamu dapat mengerti sifat pasangan dan berkomitmen mengerti segala kekurangan dan kelebihannya, akan lebih baik jika kamu mengerti dan memahami dirimu terlebih dahulu.
Contohnya jika kamu mempunyai sifat sensitif dan mudah marah, maka akan lebih baik jika kamu menyelesaikan masalah tersebut terlebih dahulu. Alasannya adalah kamu tidak bisa bergantung kepada pasangan untuk selalu mengerti keadaanmu. Sifat pemarah tersebut juga jika tidak segera diselesaikan akan menimbulkan konflik di kemudian hari.
Jika kamu sudah dapat mengendalikan kekuranganmu, maka kamu akan lebih mudah untuk memahami dan toleransi dengan sifat buruk pasangan.
Membagi Waktu Antara Teman dan Keluarga
Sebagian orang berpikir bahwa setelah menikah itu artinya kamu lebih banyak menghabiskan waktu bersama pasangan. Sebenarnya pikiran tersebut tidak sepenuhnya salah, karena pada kenyataannya memang kehidupan setelah menikah membuat kamu lebih banyak menghabiskan bersama pasangan daripada teman maupun keluarga.
Meskipun begitu, bukan berarti kamu tidak bisa berkumpul lagi bersama teman dan keluarga. Tentunya kamu tetap dapat bertemu teman dan keluarga setelah menikah. Hanya saja, memang kamu harus pintar-pintar membagi waktu. Misalnya, jika sebelum menikah kamu dapat bermain bersama teman hingga malam, maka setelah menikah waktu tersebut dapat dikurangi hingga sore saja. Dengan begitu, kamu tetap dapat berkumpul bersama teman dan tidak melepas tanggung jawabmu dengan pasangan.
Mendiskusikan Pembagian Tugas
Dalam menjalin rumah tangga, kamu tidak bisa menjalankan sendiri. Butuh kerjasama antara kamu dengan pasangan agar rumah tangga yang kalian bangun tetap harmonis. Kerjasama ini termasuk dalam pembagian tugas rumah tangga.
Misalnya suami-istri dengan status keduanya bekerja, dapat membagi tugas dalam mengurus rumah. Istri bertanggung jawab untuk memasak, sedangkan suami bertugas untuk mencuci piring. Atau suami mencuci baju, sedangkan istri menyetrika. Dengan pembagian tugas tersebut, pekerjaan akan lebih ringan dan tidak memberatkan salah satu pihak. Kehidupan rumah tangga pun akan lebih damai dengan sifat saling membantu dan saling toleransi.
Berdiskusi Tentang Masalah Finansial
Banyak sekali perceraian yang terjadi sekarang disebabkan karena masalah keuangan. Oleh karena itu, untuk menghindari hal tersebut, kamu dapat berdiskusi dan menyiapkan finansial secara matang bersama pasangan,
Beberapa diskusi finansial meliputi, apakah suami-istri akan bekerja, atau hanya salah satu saja. Setelah itu, berapa persen jatah keuangan untuk istri, keluarga suami serta untuk kebutuhan suami sendiri, dan berapa persen budget yang harus ditetapkan untuk tabungan setiap bulannya.
Tentunya pertanyaan-pertanyaan tersebut harus didiskusikan oleh setiap pasangan ketika akan menikah. Hal ini tidak lepas dari sesuatu yang berkaitan dengan finansial akan menjadi sangat sensitif kedepannya. Jangan sampai ketika sebelum menikah, salah satu pihak menyetujui suatu hal, namun setelah menikah tiba-tiba berubah pikiran dan merasa keberatan. Hal tersebut jika tidak segera diatasi akan menimbulkan konflik di kemudian hari.
Membuat Perjanjian Pra Nikah
Dengan banyaknya kasus perselingkuhan yang muncul di sosial media, membuat perjanjian pra nikah semakin penting untuk dipersiapkan sebelum pernikahan. Untuk saat ini perjanjian pra nikah memang belum terlalu umum dibuat di masyarakat, namun mengingat pentingnya perjanjian tersebut tidak ada salahnya kamu bersama pasangan untuk menyiapkannya.
Secara umum, perjanjian pranikah berisi tentang persoalan finansial dan utang piutang. Misalnya saja, sebelum menikah baik pihak laki-laki maupun perempuan mempunyai utang, untuk kedepannya apakah utang tersebut akan diselesaikan bersama atau akan menjadi tanggung jawab masing-masing. Atau jika suatu saat terjadi perceraian, apakah utang salah satu pihak akan menjadi tanggung jawab yang lain.
Perjanjian pra nikah juga dapat berisi tentang harta gono-gini, yang memuat tentang jika salah satu pihak melakukan perselingkuhan maka pihak berselingkuh akan mendapatkan harta gono-gini atau tidak.
Dengan perjanjian pra nikah, tentunya membuat pasangan akan berpikir berulang kali untuk membuat kesalahan di kehidupan pernikahan dan membuat kehidupan rumah tangga menjadi lebih damai.
Persiapan Mempunyai Keturunan
Tujuan setiap orang menikah salah satunya untuk mempunyai keturunan. Jika kamu bersama pasangan berencana untuk mempunyai keturunan maka dapat menyiapkan banyak hal sedini mungkin, baik dari segi finansial maupun persiapan mental.
Dalam hal finansial, kamu dapat menyiapkan dana khusus seperti membeli vitamin untuk kesuburan, membeli susu, makanan selama masa kehamilan, menyiapkan tabungan untuk proses kelahiran, hingga menyiapkan tabungan untuk sekolah anak. Hal tersebut harus kamu dan pasangan pikirkan baik-baik, karena untuk membesarkan anak membutuhkan dana yang tidak sedikit.
Selain menyiapkan dana yang cukup, mental yang baik juga diperlukan untuk mempunyai keturunan. Hal yang perlu kamu ketahui, terutama untuk perempuan, mempunyai anak adalah proses yang panjang dan melelahkan. Jika mental kamu tidak dipersiapkan dengan baik, maka kamu akan kesulitan kedepannya.
Oleh karena itu, untuk mempersiapkan hal tersebut kamu dapat membaca buku tentang parenting, menghadiri seminar tentang pernikahan dan kehamilan, serta tidak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan psikolog. Dengan persiapan mental dan finansial yang baik, membesarkan anak akan lebih mudah.
Itulah tujuh hal yang perlu wanita persiapkan sebelum menikah. Setelah kamu menyimak hal di atas, ternyata persiapan menikah tidak bisa main-main. Tidak mengherankan dalam proses menyiapkan pernikahan melelahkan secara fisik maupun mental. Namun jika kamu mempersiapkannya dengan baik, kehidupan pernikahan akan menyenangkan dan tidak akan semenyeramkan itu.
Cover | Fotografi oleh By My Sight