Your Smart Wedding Platform

Ini Etika Bermedia Sosial Para Tamu Undangan Pernikahan, Jangan Sembarangan, ya!

04 Sep 2024 | By Afifah Lania Wedding Market | 95
Fotografi oleh Arla Productions

Saat diundang ke sebuah pernikahan, terutama di era serba digital seperti sekarang, kita pasti ingin mengabadikan momen-momen indah dan berbagi kebahagiaan dengan orang-orang terdekat di media sosial. 

Siapa, sih, nggak tergoda untuk memotret pengantin yang sedang berseri-seri, atau sekadar mengunggah foto suasana cantik dekorasi pernikahannya? Namun, meski kelihatannya sepele, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan agar aktivitas bermedia sosial kita tidak membuat suasana menjadi canggung atau bahkan mengganggu momen spesial tersebut.

Kamu pernah nggak merasa risih saat seseorang tiba-tiba mengunggah fotomu tanpa izin? Nah, hal seperti ini juga berlaku saat kita menghadiri pernikahan. Kadang-kadang, pengantin atau keluarga mungkin menjaga momen-momen tertentu tetap privat, atau mereka ingin jadi yang pertama kali membagikan foto pernikahan ke dunia maya. 

Jadi, meskipun niat kita baik, kita harus tetap ingat bahwa pernikahan adalah hari sangat penting dan intim bagi mereka yang melangsungkannya. Karena itulah, memahami etika bermedia sosial saat menghadiri pernikahan menjadi sangat penting. Ini bukan hanya soal sopan santun, tetapi juga bagaimana kita bisa tetap menghormati dan mendukung pengantin di hari bahagia mereka. 

Dengan mengikuti beberapa panduan sederhana, kita bisa tetap aktif di media sosial tanpa merusak suasana atau membuat orang lain merasa tidak nyaman. Jadi, buat kamu yang ingin tetap update di media sosial tanpa melupakan tata krama, simak tips-tipsnya di bawah ini. Dijamin, dengan sedikit usaha dan perhatian, kamu bisa tetap menjadi tamu yang asyik sekaligus menunjukkan rasa hormat kepada pengantin. Yuk, kita mulai!

1. Jangan posting sebelum pengantin


Ini, nih, salah satu kebiasaan para tamu undangan pernikahan yang terkadang tidak kita sadar–buru-buru posting foto-foto hasil jepretan pribadi. Rasanya pasti seru, ya, bisa berbagi momen spesial itu dengan teman-teman di media sosial. Tapi, tunggu dulu! 

Sebelum kamu tergoda buat nge-post, ada satu hal penting yang harus kamu ingat: Jangan posting sebelum pengantin. Mungkin kedengarannya ya biasa aja, tetapi ini adalah salah satu etika paling penting dalam bermedia sosial saat menghadiri pernikahan.

Bayangin, deh, kamu adalah pengantin di hari paling bahagia dalam hidupmu. Kamu sudah menyiapkan semuanya dengan matang, mulai dari baju, dekorasi, hingga momen-momen spesial yang ingin kamu abadikan. 

Tentunya, kamu pengin jadi orang pertama yang berbagi kebahagiaan itu ke dunia luar, kan? Kalau tamu undangan buru-buru posting sebelum kamu sempat melakukannya, itu bisa jadi sedikit merusak momenmu. Apalagi kalau fotonya nggak sesuai ekspektasi, atau malah no flattering sama sekali.


Sebagai tamu, kita harus paham bahwa momen pertama kali mengunggah foto pernikahan adalah hak prerogatif pengantin. Mereka mungkin sudah punya rencana sendiri kapan dan bagaimana mereka akan mengumumkan pernikahan mereka ke media sosial. 

Bisa jadi mereka menunggu momen tertentu, atau mungkin mereka ingin memastikan bahwa foto-foto yang diunggah adalah yang terbaik dan paling merepresentasikan hari spesial mereka. 

Selain itu, beberapa pasangan mungkin tidak terlalu suka momen pernikahan mereka di-posting terlalu cepat. Mereka mungkin ingin menjaga privasi, atau hanya ingin menikmati hari spesial mereka tanpa tekanan dari dunia luar. 

Jadi, meskipun niat kamu baik, pastikan kamu memberikan kesempatan kepada pengantin untuk jadi yang pertama dalam membagikan momen tersebut. Nggak ada salahnya kok, menunggu sedikit lebih lama sebelum kamu mulai ngeposting.

Kalau kamu memang ingin berbagi, kamu bisa menunggu hingga pengantin atau pihak keluarga mulai memposting foto mereka. Dengan begitu, kamu bisa ikut meramaikan tanpa harus khawatir melanggar etika atau membuat pengantin merasa kurang nyaman. Lagipula, menunggu juga memberi kamu kesempatan untuk memilih foto terbaik yang benar-benar menunjukkan betapa indahnya acara tersebut. 

2. Merekam seluruh prosesi pernikahan


Merekam seluruh prosesi pernikahan mungkin terdengar seperti ide yang keren, apalagi kalau kamu ingin mengabadikan setiap momen spesial untuk dibagikan ke media sosial. Ets, sebentar sebentar, sebelum kamu menekan tombol “rekam” dan mulai mendokumentasikan setiap detik dari acara tersebut, ada baiknya kamu berpikir ulang. 

Acara pernikahan adalah momen sangat pribadi dan intim bagi pengantin, meskipun kamu merasa sedang melakukan hal yang menyenangkan, belum tentu semua orang—terutama pengantin—akan merasa nyaman dengan hal itu. 

Kamu perlu ingat bahwa pernikahan bukanlah konser atau acara publik yang bisa kamu siarkan sesuka hati. Ini adalah hari besar bagi pengantin, penuh dengan emosi dan kenangan yang berharga. 

Jika seluruh acara malah dipenuhi dengan ponsel dan kamera yang terus merekam, pasti suasananya akan terasa berbeda, bahkan bisa mengganggu keintiman momen tersebut. Selain itu, pengantin mungkin sudah menyewa fotografer atau videografer profesional yang mereka percayai untuk menangkap setiap momen penting. 

Mereka ingin memastikan bahwa hasil rekaman atau foto yang diambil berkualitas tinggi dan sesuai dengan visi mereka. Ketika kamu mulai merekam seluruh prosesi tanpa izin, kamu berisiko mengganggu para profesional ini. 

Misalnya, saat kamu sedang berdiri di tengah lorong untuk mendapatkan sudut terbaik, sementara fotografer resmi kesulitan mendapatkan gambar yang sempurna karena kamu berada di sana. 

Bukan hanya mengganggu, tetapi juga bisa mengurangi kualitas hasil akhir yang akan didapat oleh pengantin.  Selain itu, kalau kamu merekam seluruh acara dan langsung mempostingnya di media sosial, kamu juga merampas hak pengantin untuk membagikan momen spesial mereka dengan cara yang mereka inginkan. 

Tidak semua pengantin ingin setiap detik dari hari pernikahan mereka tersebar di internet untuk dilihat oleh semua orang. Sebagai tamu, yang terbaik adalah fokus menikmati momen tersebut secara langsung dan bukan melalui layar ponselmu. 

Kalau memang kamu ingin merekam atau mengambil foto, pastikan melakukannya dengan bijaksana dan selalu tanyakan izin terlebih dahulu. Hormati privasi dan kenyamanan mereka, dan nikmati momen tersebut tanpa harus merasa harus merekam semuanya.

3. Patuhi permintaan 'unplugged'


Ketika pengantin memutuskan untuk mengadakan pernikahan dengan tema 'unplugged,' itu artinya mereka meminta para tamu untuk menyimpan ponsel, kamera, atau gadget lainnya selama upacara berlangsung. 

Dengan menjalani upacara tanpa gangguan teknologi, pengantin ingin memastikan bahwa momen-momen penting ini dihayati sepenuhnya, baik oleh mereka maupun para tamu undangan.

Susana menjadi kurang khidmat dan perhatian bisa teralihkan seluruhnya dari momen-momen berharga di depan mata. Selain itu, pengantin juga tidak bisa melihat wajah-wajah tamu undangan yang ikut mendoakannya karena terhalang oleh layar ponsel atau kamera.

Lagipula, mereka sudah menyewa fotografer dan videografer profesional yang tahu bagaimana mengabadikan momen-momen tersebut dengan sempurna. Mematuhi permintaan 'unplugged' juga menunjukkan bahwa kita menghargai keinginan pengantin untuk menciptakan suasana yang lebih intim dan personal. 

Nikmati momen, simpan ponselmu, dan biarkan dirimu terlibat sepenuhnya dalam kebahagiaan pengantin. Dengan begitu, kamu nggak hanya jadi tamu yang baik, tetapi juga ikut menjaga keintiman dan kesakralan hari spesial mereka.

4. Jangan live-streaming tanpa izin


Siaran langsung memang seru dan bisa bikin teman-temanmu yang tidak bisa hadir ke acara pernikahan tetap merasa terhubung. Namun, jangan melakukannya tanpa izin dari kedua pengantin, ya. 

Setiap pasangan punya preferensi masing-masing tentang seberapa banyak mereka ingin membagikan momen pernikahan mereka ke dunia luar. Mungkin saja mereka lebih suka menjaga momen tersebut untuk diri sendiri dan orang-orang terdekat saja. Kalau kamu ingin menghormati mereka, lebih baik tahan dulu hasrat untuk live streaming. 

Menikah adalah momen sekali seumur hidup bagi banyak orang, jadi wajar kalau mereka ingin menjaga suasana tetap khusyuk dan spesial. Biarkan mereka menikmati momen tersebut tanpa gangguan dari live streaming yang bisa membuat mereka merasa tertekan atau tidak nyaman. 

Kalau memang diizinkan, pastikan live streaming-mu nggak mengganggu jalannya acara atau mengalihkan perhatian tamu lain dari momen-momen penting. Dengan begitu, kamu tetap bisa jadi tamu yang asyik dan peduli tanpa melupakan etika.

5. Jangan unggah foto aib pengantin


Momen seru di pernikahan itu pasti akan ada banyak sekali. Entah itu melihat kedua pengantin tertawa lepas, atau momen konyol yang terjadi saat acara berlangsung. Namun, cukup berhenti di kamu saja, ya. Foto atau video konyol mereka jangan sampai tersebar. 

Apalagi ketika foto atau video tersebut didapatkan ketika mereka mengenakan busana pengantin. Walaupun bagi kamu seru, tidak semua orang suka kalau sisi konyol mereka dipublikasikan, apalagi di hari sangat spesial seperti pernikahan.

Ingat, hari pernikahan adalah momen yang sudah direncanakan matang-matang dan penuh harapan. Pengantin pasti ingin semua terlihat sempurna, termasuk dalam dokumentasi mereka. 

Kalau tiba-tiba ada foto mereka dengan ekspresi aneh atau momen yang nggak terduga (seperti tertawa dengan mulut penuh makanan), dan itu langsung menyebar di media sosial, bisa-bisa mereka jadi merasa malu atau bahkan kecewa.

Belum lagi kalau video atau foto konyol itu sampai dilihat banyak orang, mungkin bisa saja jadi bahan candaan di antara teman-teman. Bukannya nggak boleh bercanda, tetapi lebih baik kita menjaga perasaan pengantin di hari istimewa mereka. Kita bisa tetap bersenang-senang tanpa harus mengorbankan kebahagiaan orang lain, kan?

Daripada mengunggah foto atau video yang mungkin membuat pengantin merasa kurang nyaman, lebih baik pilih momen-momen yang menunjukkan kebahagiaan dan keanggunan mereka. So, keep it classy, and let’s make sure our social media posts are a reflection of the love and joy of the day!

6. Jangan mengkritik di media sosial


Menghadiri pernikahan itu seperti ikut menjadi bagian dari cerita bahagia dua orang yang memutuskan untuk memulai hidup bersama. Sebagai tamu, kita diundang untuk merayakan momen tersebut, menikmati suasana, dan tentunya, membagikan kebahagiaan bersama mereka. 

Namun, di era digital ini, mudah sekali bagi kita untuk melupakan bahwa tidak semua hal harus dibagikan, apalagi dikomentari dengan nada negatif di media sosial.  Coba, deh, gimana kalau misalnya setelah acara selesai dan semua orang pulang dengan perasaan senang, tiba-tiba muncul sebuah postingan yang isinya mengkritik dekorasi, makanan, atau bahkan pakaian pengantin di media sosial. 

Ya, seperti konten beberapa influencer – datang sebagai tamu undangan dan membuat konten dengan judul, “Makanan apa aja yang aku makan di pernikahan (nama pengantin)”. Atau seperti kejadian beberapa waktu lalu, seorang pengguna TikTok diundang ke pernikahan anak artis dan memberikan komentar negatif kepada pengantinnya.

Kira-kira, gimana perasaan pengantin yang membaca itu? Pastinya nggak enak, kan? Padahal, mereka mungkin sudah berusaha keras untuk memastikan semuanya sempurna di hari bahagia tersebut. 

Apa yang mungkin dianggap ah gitu doang oleh orang lain bisa jadi adalah sesuatu yang sudah mereka pikirkan matang-matang dan siapkan dengan penuh cinta. Mengkritik di media sosial, apalagi tentang pernikahan, sama saja seperti memberi catatan merah di buku rapor kehidupan seseorang di depan umum. 

Mungkin niatnya hanya untuk sharing pendapat, tetapi dampaknya bisa jauh lebih besar dari yang kita bayangkan. Komentar seperti "Makanannya kurang lezat," "Dekorasinya terlalu sederhana," atau "Kok, pakaiannya tidak sesuai tema?" bisa membuat pengantin merasa kurang dihargai. 

Terlebih lagi, kalau sampai tersebar luas, kritik semacam itu bisa mengundang lebih banyak komentar negatif dari orang-orang lain–bahkan yang tidak menghadiri acara tersebut, dan akhirnya malah menodai kenangan indah di pesta pernikahan.

Media sosial itu sifatnya publik dan sekali kita memposting sesuatu, sulit untuk menariknya kembali, apalagi kalau sudah terlanjur dilihat banyak orang. Jadi, daripada fokus pada hal-hal yang mungkin menurut kita kurang sempurna, lebih baik kita coba melihat sisi positif dari acara tersebut.  

Jika memang ada yang kurang berkenan, lebih baik simpan saja untuk diri sendiri, atau bisa disampaikan secara pribadi dengan cara baik – kalau kamu memang kenal dekat dengan mereka. Yuk, kita jaga perasaan pengantin dan tamu lain dengan lebih bijak dalam bermedia sosial. Dengan begitu, kita bisa tetap berbagi momen bahagia tanpa mengurangi arti dari hari istimewa tersebut.

7. Jaga kualitas postingan


Umum sebenarnya, tetapi tidak semua orang tahu. Sebelum kamu mengunggah foto atau video pernikahan mereka, pastikan kualitasnya juga bagus, ya. Jangan ngasal, euy. Entar momen-momen indah tersebut terlihat ‘kurang bagus’ di mata banyak orang. Alhasil, tidak sedikit orang memberikan komentar negatif terhadap pesta pernikahan mereka.

Saat memotret, pastikan cahaya cukup dan komposisinya pas. Kalau kita ingin berbagi momen spesial, ya pastikan momen itu memang bisa memberikan kesan yang baik juga di mata orang lain. 

Selain itu, ingat juga untuk memperhatikan ekspresi dan penampilan orang-orang di dalam foto. Pastikan mereka didalamnya tidak kelihatan canggung atau mungkin kurang nyaman dengan hasil jepretan kita. Kita juga harus menghindari memposting foto-foto yang bisa menyinggung perasaan orang lain, misalnya wajah tamu secara tidak sengaja tertangkap kamera dengan pose nggak banget.

Selain itu, ada satu hal lagi yang perlu diperhatikan: Jangan terlalu banyak selfie! Kita semua tahu selfie memang seru, tetapi kalau terlalu banyak, lama-lama malah jadi kelihatan berlebihan, lho. 

Di acara yang seharusnya jadi momen untuk merayakan kebahagiaan pengantin, eh kita malah sibuk sendiri mengambil selfie dari segala sudut. Ini nggak cuma bisa mengganggu suasana, tapi juga bikin kita kelihatan kurang menghargai acara tersebut. 

Acara ini menjadi momen merayakan cinta dan kebersamaan, bukan tentang seberapa banyak foto diri sendiri yang bisa diambil dalam satu malam. Dengan menjaga kualitas postingan dan membatasi selfie, kita bisa menunjukkan rasa hormat pada acara pernikahan dan memastikan momen yang kita bagikan di media sosial benar-benar merepresentasikan keindahan dan kebahagiaan dari acara tersebut. 

Tuh, dia etika-etika bermedia sosial yang harus kamu lakukan ketika menghadiri pernikahan. Setelah mengikuti semuanya, kamu pasti akan sangat menikmati momen kedua pengantin saling mengucap janji suci dan merayakan komitmen mereka untuk hidup bersama selamanya!


Foto cover: Arla Productions


Artikel Terkait



Artikel Terbaru