Your Smart Wedding Platform

Wedding Recovery Day: Hari Setelah Pernikahan yang Jarang Dibicarakan

26 Aug 2025 | By Nurma Arum Wedding Market | 104

Banyak yang bilang bahwa pernikahan adalah hari menyenangkan yang tak terlupakan. Tentu saja pernyataan ini tidak salah. Siapa yang tidak bahagia di hari istimewa yang sekaligus menjadi penanda akan kehidupan baru bersama sang pujaan hati? Meskipun begitu, ternyata hari bahagia ini juga menyisakan kelelahan yang luar biasa bagi banyak pasangan. Mereka dapat merasakan lelah yang sangat berat, baik secara fisik maupun mental.

Kelelahan ini bisa jadi masih tersisa bahkan setelah hari pernikahan selesai. Inilah alasan mengapa diperlukan wedding recovery day, sebagai momen bagi pasangan untuk merilekskan diri dari segala penat. Untuk mengantisipasi hal ini, kamu mungkin perlu menyimak penjelasan selengkapnya berikut ini. Yuk, ikuti sampai habis!

Macam-macam kelelahan setelah pernikahan

Foto: Pexels/cottonbro studio

Setelah menahan selama berbulan-bulan persiapan pernikahan, ada berbagai kelelahan yang mungkin dialami pasangan. Ternyata bukan hanya fisik saja, tapi ada juga yang lainnya. Berikut ini beberapa di antaranya.

1. Kelelahan fisik karena persiapan

Menjelang hari pernikahan, pasangan biasanya sibuk mengurus berbagai detail, mulai dari fitting baju, latihan makeup, koordinasi dengan vendor, hingga menyelesaikan undangan. Rutinitas yang padat ini akan membuat jam tidur berkurang drastis, bahkan sehari sebelum acara banyak yang hanya tidur selama beberapa jam saja. Alhasil, usai acara tubuh terasa drop karena sudah tidak lagi ditopang oleh adrenalin yang sebelumnya menjaga semangat. Tubuh akan menuntut istirahat untuk memulihkan energi yang terkuras selama persiapan yang panjang.

2. Kelelahan fisik saat hari-H

Belum selesai kelelahan dari saat persiapan, kini muncul lagi kelelahan baru di hari-H. Hari pernikahan memang penuh kebahagiaan, tapi sekaligus jadi maraton aktivitas fisik. Mulai dari sesi makeup berjam-jam, berdiri lama saat resepsi, menyambut ratusan tamu, hingga sesi foto tanpa henti. Semua itu dilakukan sambil mengenakan busana yang berat, makeup yang tebal, dan sepatu yang biasanya tidak nyaman. Tak jarang, setelah acara selesai tubuh mengalami pegal, nyeri punggung, atau kaki bengkak karena aktivitas berlebihan selama satu hari penuh.

3. Kelelahan mental karena menjadi pusat perhatian

Menjadi pusat perhatian ratusan tamu bukan hal yang mudah, lo. Pengantin harus tersenyum, menjaga sikap, dan melayani obrolan dengan banyak orang meskipun sebenarnya merasa lelah. Hal ini bisa menimbulkan kelelahan mental karena sepanjang acara pengantin tidak bisa benar-benar menjadi diri sendiri, melainkan harus tampil sempurna. Dorongan untuk terlihat bahagia dan tersenyum di depan banyak orang membuat mental pengantin terasa terkuras ketika semua sudah selesai.

4. Kelelahan emosional karena perubahan besar

Pernikahan adalah titik balik kehidupan. Perubahan besar ini sering menimbulkan kelelahan emosional. Rasa haru, bahagia, cemas, hingga lega bercampur menjadi satu sehingga setelah acara usai pasangan merasa kosong atau terkuras energinya. Banyak pasangan yang tiba-tiba merasa emosinya tidak stabil, mudah menangis, atau justru merasa hampa karena beban besar yang sudah lama dipikul kini selesai. Transisi dari status lajang ke menikah pun dapat menjadi faktor tambahan yang menguras energi emosional.

5. Kelelahan karena interaksi sosial

Dalam satu hari, pengantin berinteraksi dengan keluarga besar, teman, kerabat jauh, dan bahkan orang yang mungkin jarang ditemui. Kewajiban untuk menjawab banyak ucapan selamat, mendengarkan doa, atau meladeni obrolan singkat bisa membuat energi sosial terkuras, terutama bagi mereka yang introvert. Interaksi sosial sebesar ini bisa terasa sangat melelahkan meski juga menyenangkan. Setelah acara, banyak pasangan hanya ingin beristirahat dalam keheningan tanpa harus bertemu banyak orang lagi.

6. Kelelahan finansial

Persiapan pernikahan membutuhkan pengeluaran yang besar, baik dari tabungan pribadi maupun bantuan keluarga. Setelah hari pernikahan selesai, rasa lelah muncul bukan hanya karena fisik dan mental, tetapi juga akibat memikirkan kondisi keuangan pasca acara. Apalagi jika ada cicilan yang masih harus dilunasi atau kebutuhan lain yang harus segera dipenuhi. Beban finansial ini bisa membuat pasangan merasa stress meskipun di satu sisi juga lega karena pernikahan telah terlaksana.

7. Kelelahan karena ekspektasi dari sekitar

Setelah pernikahan, biasanya keluarga besar dan lingkungan sekitar akan menaruh banyak harapan pada pasangan, mulai dari soal tinggal di mana, bagaimana menjalani kehidupan rumah tangga, hingga pertanyaan mengenai kehadiran anak. Tekanan ekspektasi ini bisa langsung terasa bahkan di hari-hari pertama setelah menikah sehingga akan menambah kelelahan emosional dan mental. Pasangan pengantin bisa merasa kewalahan karena baru saja selesai dengan satu tahap besar, tetapi sudah dihadapkan dengan tuntutan baru dari sekitar.

Tips untuk pemulihan

Foto: Pexels/Ngakan eka

Untuk memulihkan diri dari segala kelelahan yang ada, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Berikut ini beberapa di antaranya.

1. Prioritaskan tidur dan istirahat yang cukup

Setelah hari pernikahan, tubuh membutuhkan waktu untuk memulihkan energi. Salah satu cara paling efektif adalah tidur cukup tanpa adanya tekanan jadwal. Banyak pasangan yang kelelahan karena sebelum dan saat hari-H tidur mereka sangat minim. Oleh karena itu, biarkan tubuh beristirahat penuh setidaknya 2 hingga 3 hari pertama setelah acara. Tidak masalah jika ingin tidur siang yang lama, bangun lebih siang dari biasanya, atau mengurangi aktivitas. Dengan tidur berkualitas, sistem imun akan kembali kuat, otot yang tegang akan lebih rileks, dan pikiran pun menjadi lebih jernih.

2. Nikmati waktu berdua tanpa gangguan

Setelah hiruk-pikuk pernikahan dan interaksi sosial yang begitu intens, pasangan perlu waktu berdua dalam suasana yang tenang. Hal ini bisa dilakukan dengan honeymoon singkat seperti staycation di hotel dalam kota atau hanya dengan menikmati hari-hari pertama pernikahan di rumah tanpa tamu. Gunakan momen ini untuk mengobrol santai, mengenang momen lucu selama resepsi, atau sekadar menonton film bersama. Kehangatan sederhana ini akan membantu mengembalikan energi emosional sekaligus memperkuat ikatan pasangan.

3. Pola makan yang sehat dan teratur

Selama masa persiapan dan hari pernikahan, banyak pasangan tidak makan dengan baik karena sibuk atau terlalu fokus pada penampilan. Setelah acara selesai, tubuh butuh asupan gizi untuk memulihkan stamina. Konsumsi makanan bernutrisi seperti sayur, buah, protein tanpa lemak, serta cukup hidrasi dengan air putih. Hindari konsumsi berlebihan makanan berminyak atau manis yang bisa membuat tubuh terasa semakin lemas. Dengan menjaga pola makan sehat, pemulihan fisik akan lebih cepat dan energi kembali stabil.

4. Manjakan diri dengan perawatan tubuh

Setelah acara yang penuh tekanan fisik, tubuh tentu butuh relaksasi. Pasangan bisa memilih pijat tradisional, spa, atau sekadar berendam di air hangat dengan aromaterapi di rumah. Pijatan membantu melancarkan peredaran darah, meredakan otot yang tegang akibat berdiri lama, serta memberikan efek rileks pada pikiran. Perawatan sederhana ini bisa menjadi momen selfcare yang membuat tubuh terasa lebih ringan sekaligus menenangkan emosi setelah stres panjang.

5. Lakukan aktivitas ringan untuk melepas penat

Meski istirahat penting, terlalu lama berdiam diri juga bisa membuat tubuh kaku dan pikiran terasa tidak produktif. Setelah istirahat cukup, cobalah melakukan aktivitas ringan seperti jalan santai, yoga, atau stretching. Aktivitas ini membantu mengurangi stres, meningkatkan mood, sekaligus mengembalikan rasa semangat. Selain itu, olahraga ringan bersama pasangan bisa menjadi kegiatan menyenangkan yang akan mempererat hubungan setelah hari pernikahan yang melelahkan.

6. Batasi interaksi sosial untuk sementara

Pasangan baru biasanya masih menjadi pusat perhatian keluarga besar dan teman-teman. Tapi kalau tubuh sudah terasa sangat lelah, sebaiknya kurangi dulu intensitas interaksi sosial. Tidak perlu langsung memenuhi semua undangan atau bertemu banyak orang setelah acara. Luangkan waktu untuk diri sendiri dan pasangan terlebih dahulu. Memberi jeda pada interaksi sosial akan membantu menjaga kesehatan mental dan mencegah rasa stres akibat ekspektasi atau tuntutan orang lain.

7. Atur keuangan dengan bertahap

Setelah acara selesai, mungkin akan muncul beban pikiran tentang biaya yang sudah keluar. Untuk menghindari stres tambahan, sebaiknya kamu dan pasangan mengatur keuangan secara bertahap. Mulailah dengan mencatat pengeluaran yang sudah terjadi, menghitung sisa dana atau tabungan, lalu menyusun rencana ke depan. Jangan terburu-buru mengambil keputusan finansial besar setelah pernikahan. Mengelola keuangan sedikit demi sedikit membantu pasangan merasa lebih tenang dan terhindar dari rasa kewalahan.

8. Beri ruang untuk menstabilkan emosi

Perubahan status dari lajang ke menikah bisa memicu perasaan campur aduk. Jika merasa mudah menangis, cepat marah, atau merasa hampa setelah acara, itu normal. Solusinya adalah memberi ruang untuk menstabilkan emosi. Bicarakan perasaan dengan pasangan tanpa takut dihakimi, tuliskan perasaan di jurnal, atau lakukan meditasi ringan. Menyadari dan menerima emosi ini justru akan mempercepat proses pemulihan mental dan membantu untuk lebih siap menghadapi kehidupan baru.

9. Nikmati masa transisi dengan santai

Banyak pasangan merasa harus langsung sempurna sebagai suami-istri setelah menikah. Padahal, masa awal pernikahan sebaiknya digunakan untuk beradaptasi, bukan membebani diri dengan standar yang tinggi. Santailah menikmati perubahan ini, mulai dari belajar berbagi ruang, mengatur rutinitas bersama, hingga membicarakan rencana jangka panjang. Dengan mengambil langkah secara perlahan, pasangan bisa lebih menikmati perjalanan baru tanpa merasa terburu-buru atau tertekan.

Persiapan hingga hari-H pernikahan akan menyisakan rasa lelah yang luar biasa. Kamu bisa mengambil jeda selama dua hingga tiga hari untuk kembali pulih dari perasaan ini. Sementara itu, kamu bisa sambil menyesuaikan diri untuk melakukan transisi dari single ke kehidupan rumah tangga sedikit demi sedikit.

Untuk tips persiapan hingga kehidupan pernikahan lainnya, jangan lupa untuk mengecek artikel-artikel bermanfaat lainnya dari WeddingMarket, ya!


Cover | Foto: Pexels/Huy Quoc


Artikel Terkait



Artikel Terbaru