Your Smart Wedding Platform

Tradisi Ngunduh Mantu: dari Pengertian hingga Prosesi

02 May 2024 | By Sakti Arzyandi Wedding Market | 106
Fotografi: Bootes Photography

Indonesia merupakan surga dari banyaknya tradisi pernikahan. Ngunduh mantu adalah salah satu bentuk tradisi yang hingga kini masih dilestarikan di dalam rangkaian acara pernikahan. Tradisi ini menjadi tak terpisahkan dari perayaan pernikahan tradisi adat Jawa.

Meskipun tidak diwajibkan untuk kamu dan pasangan mengadakan acara ngunduh mantu, tetapi banyak pasangan di luar sana yang tetap memilih untuk menyelenggarakan prosesi ini sebagai bagian dari tradisi pernikahan yang harus dilestarikan.

Ngunduh mantu merupakan sebuah prosesi terakhir dari rangkai pesta pernikahan bagi kedua mempelai. Prosesi ini dilakukan setelah melewati dari acara utama pernikahan.

Lantas, apa pengertian dari tradisi ngunduh mantu sendiri? dan bagaimana tradisi ini dilakukan? Berikut informasinya.

Pengertian Ngunduh Mantu


Acara Ngunduh Mantu merupakan salah satu tradisi penting dalam pernikahan adat Jawa, yang terjadi setelah serangkaian rangkaian acara dari pra-acara hingga resepsi selesai. Biasanya, Ngunduh Mantu dilakukan sekitar lima hari sampai 7 hari setelah resepsi pernikahan berlangsung. Tradisi ini adalah sebuah momen di mana keluarga mempelai pria mempersilakan kedatangan keluarga dan kerabat dari mempelai wanita untuk datang ke rumah mereka.

Ketika tiba di rumah mempelai pria, pengantin beserta keluarga dan kerabat dari mempelai wanita menghormati orang tua mempelai pria dengan prosesi ‘sungkeman’ sebagai bentuk penghormatan. Setelah itu, kamu dan pasangan sebagai mempelai akan ditempatkan di pelaminan untuk memulai serangkaian upacara selanjutnya.

Pada tahap berikutnya, orang tua mempelai pria bersama orang tua mempelai wanita untuk menempatkan diri di samping pelaminan. Hal ini menjadi tanda sebagai penghormatan yang besar kepada kedua belah pihak orang tua. Ini juga menunjukkan adanya kerukunan dan saling menghormati antara kedua keluarga yang akan bersatu menjadi keluarga baru.

Tradisi ngunduh mantu ini bukan hanya sebuah acara formalitas untuk menjadi pelengkap sebuah pesta pernikahan, tetapi juga merupakan momentum penting untuk mempererat ikatan antara keluargamu dan pasangan. Pada prosesi ini lah segala persiapan dan kegembiraan dari pernikahan itu terasa akan hangat dengan semua pihak terlibat dalam memastikan kelancaran perjalanan keluarga baru.

Prosesi Ngunduh Mantu


Ada beberapa rangkaian prosesi yang kamu dan pasangan harus lakukan apabila melangsungkan tradisi ngunduh mantu pada rangkaian upacara pesta pernikahan. 

Pertama, rangkaian acara dari tradisi ngunduh mantu ini dimulai dari kehadiran keluarga kedua mempelai, terkhusus di sini adalah kehadiran keluarga mempelai wanita. Kamu dan pasangan beserta kedua orang tua beserta para rombongan hadir di kediaman keluarga mempelai pria dengan bisa diiringi Gending Boyong Pengantin. 

Kedua, selanjutnya yang akan dilakukan pada tradisi ngunduh mantu ini adalah proses penyambutan pengantin dan juga keluarga perempuan. Penyambutan ini dilakukan oleh orang tua pengantin pria atau perwakilan dari mempelai pria.

Setelahnya ibu dari pengantin pria segera melingkarkan atau mengalungkan kain motif Sidomukti di bahu kedua mempelai. Makna simbolis dari mengalungkan kain motif Sidomukti tersebut adalah melambangkan harapan agar kedua mempelai selalu bersatu dan saling menguatkan dalam menjalani kehidupan rumah tangga. Makna simbolis ini juga sejalan dengan Motif Sidomukti berbentuk untaian yang saling bertautan. 


Ketiga, rangkaian prosesi ngunduh mantu yang tidak boleh terlewatkan adalah sungkeman. Kamu dan pasangan akan bersimpuh terlebih dahulu untuk melakukan sungkeman sebelum duduk di kursi pelaminan. Sungkeman di sini adalah Kamu dan pasangan kembali mengutarakan permohonan maaf dan meminta doa serta restu dengan harapan kehidupan pernikahan berjalan di atas keberkahan dan ridha orang tua. 

Terakhir dalam rangkaian tradisi ngunduh mantu adalah kedua mempelai duduk di kursi pelaminan dengan diapit oleh oleh kedua orang tua. Letak posisi duduk dari orang tua pengantin juga sudah diatur dalam tradisi ini. Orang tua mempelai pria sebagai pemangku hajat akan duduk di sebelah kanan pengantin. Kemudian orang tua mempelai wanita akan duduk di sebelah kiri mempelai. 

Dari rangkaian dan tahapan prosesi tradisi tersebut, ngunduh mantu memakan waktu yang tidak lama. Bahkan bisa selesai dalam waktu satu jam. Jikapun melebihi satu jam, biasanya acara ngunduh mantu ditambahkan dengan pembacaan doa, ceramah singkat mengenai kehidupan pernikahan, dan juga sesi foto bersama kedua mempelai.

Istilah Tradisi Ngunduh Mantu

Setelah kamu mengetahui rangkaian prosesi dari tradisi ngunduh mantu ini, terdapat juga beberapa istilah yang menyelimuti rangkaian prosesi tersebut yang patut untuk dipahami. 

Pangombyong


Istilah terdapat pada rangkaian prosesi awal dari ngunduh mantu sendiri. Pangombyong memiliki maksud tersendiri yaitu sebuah prosesi ketika kedua pengantin, orang tua, beserta keluarga yang mengantar dalam prosesi ini untuk bersiap. Dalam tahap ini biasanya seluruh peserta acara dari kedua mempelai hingga rombongan keluarga sudah siap melakukan tahapan prosesi. 

Pangombyong sendiri juga bisa berarti pengiring, yang menandai dimulainya acara ngunduh mantu. Pada tahap ini sebagai mempelai wanita, kamu akan berjalan ke kediaman mempelai pria dengan rombongan pengiring. Rombongan pengiring ini sendiri biasanya terdiri dari keluarga besar, kerabat hingga tetangga dekat.

Imbal Wicara


Istilah ini terdapat pada proses ketika rombongan mempelai wanita sudah bertemu rombongan mempelai pria di kediaman mempelai pria atau tempat dilaksanakannya prosesi ngunduh mantu. Maksud dari istilah imbal wicara di sini adalah terjadi dialog antara keluarga mempelai wanita dengan keluarga mempelai pria. Dialog ini berupa bentuk simbolis penyerahan pengantin wanita kepada pengantin pria dan keluarganya.

Selain dialog tersebut, kedua mempelai akan diberikan dua cangkir minum untuk diminumkan oleh kedua orang tua dari pengantin pria. Prosesi yang satu ini pun memiliki istilah yaitu ujukan tirto wening. Tujuan dari tahap imbal wicara ini adalah menunjukkan tanda kasih sayang orang tua kepada anak laki-laki dan juga menantunya.

Sementara itu, air sendiri mempunyai simbol dari sebuah harapan orang tua agar kedua mempelai bisa selalu diberikan kejernihan dalam berpikir dan mengambil keputusan yang tepat dalam setiap tantangan di dalam kehidupan pernikahan.

Sindur Binayang


Istilah ini merupakan sebuah dari prosesi ketika ayah dari pengantin pria menyampirkan kain sindur di pundak kedua pengantin. Dengan memegang kedua ujung kain sang ayah menuntun keduanya hingga duduk di pelaminan. Kemudian, sang ayah dari pengantin pria akan memimpin barisan di depan, diikuti oleh kedua mempelai.

Jika sudah dilakukan, ibu dari pengantin pria pun akan mengikuti di belakang kedua mempelai sembari memegangi pundak kedua pengantin. Dalam adat Jawa tradisi ini akan diiringi oleh alunan Gending Ketawang Boyong Basuki. Ini dilakukan sebelum kedua mempelai melakukan sungkeman kepada kedua orang tua. 

Nah itu tadi tradisi ngunduh mantu dari pengertian hingga prosesi yang wajib kamu ketahui. Tradisi ngunduh mantu memang tidak diwajibkan, jadi diskusikanlah bersama pasangan apakah akan melangsungkan tradisi ini dalam rangkaian acara pernikahan kalian. Tradisi ini juga tidak memakan waktu yang banyak sehingga kamu dan pasangan juga tidak merasa lelah seperti acara resepsi utama yang akan kamu selenggarakan. Dengan informasi ini semoga acara pernikahan kamu lancar dan membahagiakan ya!


Artikel Terkait



Artikel Terbaru