Your Smart Wedding Platform

Menilik Makna dalam Berbagai Jenis Riasan Paes Jawa yang Memesona

18 Nov 2023 | By Alda A. Wedding Market | 538
Foto via Hanung Kusuma

Pernikahan merupakan momen penting dalam hidup yang tak akan terlupakan. Dalam acara pernikahan, banyak sekali unsur dan ciri khas yang ditonjolkan dari setiap pasangan. Mulai dari adat, tradisi, tempat berlangsungnya acara, busana, hingga make up pengantin, seperti riasan paes yang ada dalam kebudayaan Jawa. 

Dekorasi yang dirancang semenarik mungkin juga menjadi salah satu titik pandang yang bisa dinilai dalam acara pernikahan. Tak terkecuali pula atribut atau pernak-pernik yang menghiasi tempat berlangsungnya acara pernikahan tersebut. 

Dalam acara pernikahan, mempelai wanita tentu akan lebih dilirik dan diperhatikan oleh para tamu undangan. Oleh karena itu, para calon pengantin pastinya ingin berpenampilan menarik, cantik, anggun dan berwibawa. 

Salah satu faktor yang bisa membuat penampilan lebih menarik adalah dari segi riasan pengantin wanita itu sendiri. Dalam adat Jawa, riasan yang seringkali digunakan untuk mempelai wanita adalah riasan paes Jawa. 

Riasan Paes

Pengantin Solo Basahan Keprabon | Foto via Hanung Kusuma

Paes atau pepaes adalah riasan wajah yang digunakan untuk menghiasi bagian dahi pengantin wanita. Riasan paes Jawa pada umumnya berwarna hitam dengan bentuk seperti tirai yang menutupi bagian tengah dahi hingga pelipis. 

Awalnya, rias paes ini terbuat dari lilin malam atau pidih. Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi, rias paes dibungkus cukup dengan menggunakan celak atau eyeliner yang manfaatnya adalah mudah dibersihkan dan lebih aman untuk kulit wanita. 

Sejarah singkat tentang paes Jawa bermula dari pernikahan putri para bangsawan Kerajaan Mataram yang seringkali menggunakan riasan paes Jawa ini. Namun, setelah pecahnya kerajaan ini membuat tradisi paes terbagi menjadi dua jenis, yakni paes Jogja dan paes Solo.

Jenis-jenis Riasan Paes

Paes Ageng Jangan Menir dan Paes Yogya Putri | Foto via Tea Datu Bachtiar

Riasan Paes Jogja juga memiliki beberapa jenis diantaranya : 

  • Paes Ageng, adalah tata rias pengantin yang digunakan oleh keluarga Keraton Yogyakarta saat melangsungkan upacara pernikahan. 

  • Paes Ageng Kanigaran, merupakan sesuatu yang paling unggul, tinggi, besar, dan paling baik.

  • Paes Ageng Jangan Menir, digunakan untuk upacara boyongan pengantin wanita ke kediaman laki-laki yang digelar sehari setelah akad nikah.

  • Paes Yogya Putri, tata rias yang berasal dari tembok Keraton Yogyakarta berbentuk sunggar yang melebar ke atas kepala.

  • Paes Kasatriyan Ageng, busana pengantin yang dipakai pada perayaan selapanan pengantin.

  • Paes Pura Pakualaman, tata rias yang dipakai di masa kerajaan pakualaman. 

  • Sementara itu, riasan Paes Solo juga memiliki beberapa jenis diantaranya : 

    Paes Solo Putri dan Paes Solo Basahan | Foto via Hanung Kusuma

  • Paes Solo Putri, merupakan hiasan yang mengandalkan celak hitam sebagai hiasan sehingga tampak lebih natural. 

  • Paes Solo Basahan, merupakan riasan paes yang sering digunakan di lingkungan Keraton Surakarta. Berbeda dengan paes jogja, paes ini tidak menggunakan prada sehingga dapat digunakan oleh semua pengantin wanita. 

  • Paes Solo Takwo, merupakan riasan pengantin dengan menggunakan busana kebaya modern dan beskap solo dengan kain bercorak Solo yang di prada.

  • Makna Riasan Paes Jawa yang Memikat

    Namun tahukah kamu bahwa dua jenis riasan ini pun juga memiliki dua makna sama yang berhubungan dengan kehidupan rumah tangga dan peran sebagai ibu rumah tangga dengan filosofi sebagai berikut : 

    Riasan pada Paes Yogyakarta

    Tata Rias Pengantin Jogja Putri | Foto via Tea Datu Bachtiar

  • Penunggul, diletakkan pada bagian tengah dahi yang dibentuk menyerupai daun sirih. Makna dari riasan ini adalah harapan agar kelak pengantin wanita selalu dihormati dan dijunjung tinggi derajatnya, begitu juga sebaliknya perempuan sebagai istri wajib menjaga nama baik suaminya.

  • Cithak, salah satu hiasan yang dibentuk seperti belah ketupat dan dipasang pada bagian tengah dahi. Hiasan ini mempunyai makna petunjuk dari Sang Pencipta agar pengantin wanita terhindar dari perbuatan yang hina. 

  • Pengapit, diukir di bagian kanan dan kiri penunggul berbentuk menyerupai bunga kantil yang belum mekar dengan ujung sedikit runcing, yang berarti harapan agar pengantin wanita dapat menemani pasangannya agar selalu berada di jalan yang benar, mengingatkan agar selalu kuat dan teguh dalam menghadap kehidupan sehari-hari. 

  • Penitis, ditempatkan disebelah pengapit yang berbentuk bulat dan tidak runcing diartikan bahwasanya setiap pernikahan harus memiliki tujuan yang jelas dengan perencanaan yang baik dan sesuai dengan peraturan yang ada. 

  • Godheg, berbentuk lengkungan ke arah belakang yang memperindah bagian cambang bermakna agar pasangan pengantin dapat berperilaku baik dan bijaksana, serta mengintropeksi diri atas perbuatannya. Selain itu makna lainnya adalah harapan kepada pasangan pengantin agar kembali ke asalnya dengan sempurna dengan syarat meninggalkan hal duniawi.

  • Alis Menjangan Ranggah, disebut demikian karena bentuknya seperti menjangan atau rusa. Yang diibaratkan seperti tanduk lengkap dengan harapan perempuan bisa mengatasi masalah dengan bijaksana dan adil.

  • Jahitan Mata, dirias dengan membentuk garis-garis atau jahitan mata agar terlihat indah. Dimaknai untuk memperjelas penglihatan agar selaras dengan pemikiran sehingga dapat hidup dengan kuat untuk masa depan yang indah.

  • Cunduk Mentul, disematkan pada sanggul pengantin perempuan dengan jumlah ganjil. Dengan filosofi satu melambangkan Tuhan Yang Maha Esa, tiga melambangkan nilai trimurti dalam budaya hindu, lima melambangkan rukun islam dan sembilan melambangkan wali songo. 

  • Riasan pada Paes Solo 

    Rias Pengantin Solo Putri | Foto via Yayuk Paes

  • Gajahan, pada paes solo lekukan di tengah dahi disebut Gajahan yang berbentuk setengah bulatan ujung telur bebek. Dengan makna agar pengantin perempuan kelak menjadi manusia yang mempunyai ilmu yang cukup untuk menghadapi dunia. 

  • Pengapit, pada Paes Solo memiliki makna supaya pengantin wanita dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk dalam kehidupan. 

  • Penitis, berbentuk lekukan kecil yang terletak di sebelah kanan dan kiri pengapit yang diartikan sebagai harapan kepada pengantin wanita agar mampu memilih hal yang tepat pada hidupnya. 

  • Godheg, pada paes solo lebih mempercantik bagian cambang dan memiliki makna bahwasanya pengantin wanita memiliki keturunan yang nantinya akan meneruskan pendidikan dan ilmu yang didapat dari orang tua nya. 

  • Pidih/Lotho, yang digambarkan menggunakan tinta berwarna hitam dan hijau bermakna pemikiran yang positif dan mempunyai banyak ide dalam menjalankan kehidupan berumah tangga. 

  • Paes Pengantin Jawa Hijab

    Paes Solo Putri Hijab | Foto via Yayuk Paes

    Riasan Paes Jawa juga seringkali digunakan untuk pengantin wanita yang berhijab lewat modifikasi busana, sanggul hingga aksesoris sehingga terlihat seperti paes Jawa pada umumnya yang tetap terlihat cantik, anggun dan menutup aurat. Riasan Paes Jawa yang digunakan pengantin wanita yang berhijab ini mempunyai beberapa trik antara lain : 

    • Memakai kebaya pengantin hijab berlengan panjang dan menutupi leher

    • Menggunakan manset dengan kombinasi warna yang menyerupai warna kulit

    • Memodifikasi penggunaan sanggul

    • Mengenakan penutup kepala seperti inner dengan warna berkilau yang diselaraskan dengan busana pengantin wanita

    • Hiasan kepala berupa bunga yang dapat menutupi bagian kepala dan wajah yang belum tertutup dengan sempurna, seperti untaian bunga melati dan mawar.

    Ternyata menggunakan paes Jawa pada saat acara pernikahan tidak hanya membuat pengantin wanita terlihat lebih cantik, anggun, dan menarik. Akan tetapi, dapat ikut serta melestarikan Budaya Indonesia yang sudah ada sejak lama. Tak hanya itu, dalam riasan pengantin adat Jawa ini ternyata juga memiliki makna sakral beserta doa-doa yang terkandung di dalamnya.


    Artikel Terkait



    Artikel Terbaru