Your Smart Wedding Platform

Red Flag dalam Hubungan: 10 Tanda Bahaya yang Sering Diabaikan Sebelum Menikah

29 Jul 2025 | By Nanda Safitri Wedding Market | 80
Foto: iStock

Cinta bisa membutakan, tapi pernikahan akan membuka mata. Maka sebelum mengikat janji seumur hidup, pastikan kamu tidak mengabaikan tanda-tanda bahaya yang mungkin mengintai.

Mengapa Red Flag Itu Penting Dikenali?

Di fase awal hubungan, terutama saat cinta masih berbunga-bunga, banyak pasangan terbuai oleh rasa bahagia hingga sulit melihat kenyataan yang sebenarnya. Beberapa sikap yang tidak sehat justru sering dianggap sebagai bentuk perhatian. Misalnya, ketika pasangan selalu ingin tahu keberadaanmu setiap saat, kamu mungkin menganggapnya romantis—padahal bisa jadi itu tanda posesif. Atau ketika dia sering melontarkan candaan yang merendahkan, kamu menganggapnya lucu—padahal bisa jadi itu bentuk manipulasi halus.

Di sinilah pentingnya mengenali red flag sejak awal. Red flag atau "tanda bahaya" dalam hubungan menunjukkan adanya perilaku atau pola interaksi yang bisa merusak kepercayaan, harga diri, atau bahkan kesehatan mental dalam jangka panjang. Ini bukan soal mencari kesempurnaan, tetapi soal mengenali batas sehat antara kompromi dan pengorbanan diri.

Selain itu yang sering disalahpahami adalah anggapan bahwa jika ada red flag, maka pasangan pasti “buruk” atau “tidak layak”. Padahal, tidak selalu demikian. Tapi itu bisa menjadi sinyal bahwa ada sesuatu yang perlu ditumbuhkan, diperbaiki, atau mungkin—diperjelas sebelum janur kuning berdiri.

Dalam konteks persiapan menikah, mengenali red flag sangat penting karena pernikahan bukan hanya soal cinta—tapi tentang membangun kehidupan bersama dalam jangka panjang. Hubungan yang tidak sehat sejak awal bisa semakin sulit diperbaiki setelah menikah, apalagi ketika sudah terikat secara hukum, keluarga, bahkan anak.

Jika kamu menemukan red flag, pun tidak selalu berarti hubungan harus berakhir, tapi bisa jadi peluang untuk memperbaiki komunikasi, menetapkan batas sehat, atau mengkaji ulang kesiapan bersama. Dengan mengenali red flag lebih awal, kamu tidak hanya melindungi dirimu dari potensi luka di masa depan, tapi juga memberi ruang bagi hubungan untuk berkembang dengan kesadaran, keterbukaan, dan kejujuran.

10 Red Flag dalam Hubungan yang Sering Diabaikan Sebelum Menikah

Foto: pexels/Timur Weber

1. Komunikasi Selalu Diakhiri dengan Pertengkaran

Jika setiap kali membicarakan hal penting justru berakhir dengan marah, debat, atau saling menyalahkan, ini adalah pertanda bahwa kemampuan komunikasi dalam hubungan masih belum sehat. Menikah bukan berarti semua masalah akan selesai; justru tantangan akan makin banyak. Tanpa komunikasi yang baik, konflik rumah tangga bisa berubah menjadi luka emosional berkepanjangan. Hubungan yang sehat ditandai oleh kemampuan menyelesaikan konflik, bukan malah menghindarinya.

2. Pasangan Selalu Menghindari Topik Pernikahan

Kalau kamu sudah serius ingin membangun masa depan, tapi pasanganmu selalu mengalihkan pembicaraan tentang pernikahan, ini bisa menjadi tanda bahwa komitmennya belum matang. Bisa jadi dia belum siap, atau memang tidak melihat masa depan bersama. Pernikahan membutuhkan kesepakatan bersama, bukan sekadar harapan dari satu pihak.

3. Kamu Takut Jujur atau Mengungkapkan Perasaan

Apakah kamu sering menyimpan unek-unek sendiri karena takut dihakimi, dimarahi, atau dianggap lebay? Kalau iya, berarti kamu tidak berada dalam ruang yang aman secara emosional. Hubungan seperti ini cenderung menekan dan berisiko menciptakan luka batin jangka panjang. Dalam hubungan yang sehat, kamu bebas menjadi diri sendiri tanpa rasa takut.

4. Pasangan Terlalu Mengontrol Kehidupanmu

Pasangan yang selalu ingin tahu lokasi kamu, melarang berteman dengan lawan jenis, memaksa tahu semua isi chat dan password media sosial—itu bukan tanda sayang, tapi kontrol berlebihan yang tidak sehat. Posesif dan manipulatif sering kali dibungkus dengan kata "aku khawatir" atau "aku cuma ingin tahu". Cinta sehat memberi ruang, bukan memenjarakan.

5. Tidak Pernah Minta Maaf dan Selalu Menyalahkan

Jika pasangan selalu merasa benar, tidak mau mengakui kesalahan, dan cenderung menyalahkan kamu atas segala masalah, itu adalah red flag besar. Hubungan seperti ini akan melelahkan secara mental karena kamu akan terus merasa bersalah meskipun tidak salah. Pernikahan membutuhkan dua orang dewasa, bukan satu yang selalu harus mengalah.

6. Kamu Selalu Mengalah demi Hubungan Tetap Bertahan

Apakah kamu merasa harus menunda impian, mengubah gaya hidup, atau mengorbankan nilai pribadi hanya agar pasangan tidak marah atau hubungan tetap “baik-baik saja”? Jika kondisi ini terus berlanjut, hubungan kalian bisa menjadi tidak seimbang dan membebani satu pihak. Karena cinta yang sehat seharusnya tidak memaksa seseorang untuk berubah sepenuhnya, melainkan tumbuh bersama dengan saling menerima apa adanya.

7. Ada Riwayat Perselingkuhan yang Tidak Tuntas

Foto via NYPost

Jika pasangan pernah berselingkuh dan kamu belum benar-benar memaafkan atau membicarakan luka itu secara terbuka, hati-hati. Luka yang tidak diselesaikan dengan tuntas bisa kembali terbuka ketika pernikahan menghadapi ujian baru. Memaafkan memang langkah awal, tapi membangun ulang kepercayaan dengan kejujuran adalah kunci agar hubungan bisa benar-benar pulih.

8. Pasangan Tidak Bisa Mengelola Emosi

Pasangan yang meledak-ledak, memaki saat marah, atau justru menghilang tanpa kabar ketika kesal adalah sinyal bahaya. Ketidakstabilan emosi bisa sangat merusak hubungan, apalagi ketika dihadapkan dengan tekanan hidup setelah menikah. 

Menikah dengan seseorang berarti siap menghadapi tekanan bersama. Kalau dia belum bisa mengatur emosinya sendiri, bagaimana bisa menghadapi tantangan berdua?

9. Terlalu Bergantung pada Keluarga untuk Segala Hal

Jika pasanganmu tidak bisa mengambil keputusan sendiri tanpa “restu” atau pengaruh dari keluarganya, hubungan kalian bisa menjadi rumit nantinya. Terlebih lagi jika keputusan rumah tangga terus dipengaruhi oleh campur tangan keluarga. Hubungan dewasa dibangun oleh dua orang yang mandiri dan siap menciptakan rumah sendiri—secara emosional dan praktis.

10. Kamu Merasa Tidak Bisa Menjadi Diri Sendiri

Dalam hubungan yang sehat, kamu tak perlu berpura-pura menjadi orang lain hanya untuk diterima. Jika kamu merasa harus selalu tampil “sempurna”, menahan pendapat, atau merasa tidak cukup baik, maka ada yang salah dalam dinamika hubungan kalian. Pasangan yang tepat mencintaimu bukan hanya karena versi terbaikmu, tapi juga memahami dan menerima bagian paling rentan darimu.

Tapi Bukankah Semua Hubungan Butuh Toleransi?”

Benar. Tapi toleransi tanpa kesadaran akan batas sehat bisa menjadi jebakan. Menikah bukan tentang mencari yang sempurna, tapi tentang menemukan seseorang yang bersedia tumbuh dan belajar bersama—dalam ruang yang aman dan saling menghormati.

Tips Sebelum Menikah: Bertanya pada Diri Sendiri

Foto: Pexels/Luong Minh Toan

  • Apakah aku merasa aman secara emosional dengan pasangan?

  • Apakah kami bisa bicara tanpa saling menyalahkan?

  • Apakah aku bisa menjadi versi terbaik diriku dalam hubungan ini?

  • Apakah kami punya visi dan nilai hidup yang selaras?

Jika jawabannya cenderung "tidak", mungkin bukan waktunya untuk melangkah ke jenjang berikutnya—setidaknya belum. Lebih baik terlambat daripada salah pilih. Pernikahan bukan tentang mengejar waktu atau memenuhi ekspektasi sosial. Tapi tentang kesiapan menjalani hidup bersama seseorang—dengan segala badai dan pelangi di dalamnya.

Maka sebelum mengenakan cincin nikah di jari manis, pastikan hatimu sudah mengenali tanda-tanda bahaya yang mungkin selama ini kamu abaikan. Karena menikah adalah perjalanan panjang, dan kamu berhak memilih teman seperjalanan yang bisa diajak tumbuh, bukan saling menyakiti.

Cinta yang Sehat Membebaskan, Bukan Menekan

Foto: Pexels/Wesley Davi

Menikah bukan sekadar pesta dan undangan, tapi tentang menyatukan dua manusia yang saling menghargai dan bertumbuh bersama. Maka, sebelum kamu berkata “ya” di pelaminan, pastikan kamu sudah berkata jujur pada dirimu sendiri. Red flag bukan untuk membuat kamu takut menikah, tapi untuk membantu kamu memilih dengan sadar dan membangun fondasi pernikahan yang kuat.

Temukan berbagai artikel inspiratif lainnya di WeddingMarket, dan jangan lupa ikuti Instagram kami di @weddingmarket_id untuk tips, insight, dan inspirasi seputar hubungan serta pernikahan yang sehat dan penuh makna.


Cover | Foto: iStock


Artikel Terkait



Artikel Terbaru