Your Smart Wedding Platform

7 Tanda Kamu Siap Nikah, Yakin Ini Saat yang Tepat?

30 Mar 2023 | By Wedding Market | 973
Fotografi oleh Venema Pictures

Saat membicarakan pernikahan, kebanyakan anak muda memikirkan bagian enaknya saja. Ada yang menemani saat senang maupun sedih, ada yang mengkhawatirkan, ada yang menunggu di rumah, ada yang mau mendengarkan keluh kesah, dll. Bahkan, tak jarang ada yang berpikir bahwa pernikahan bisa menjadi satu jalan keluar saat hidup terasa sedang berat-beratnya, “Mau nikah aja, deh.”

Bayangan indah tersebut tak sepenuhnya salah, tapi itu hanya sebagian kecil dari dinamika pernikahan. Makanya, sebaiknya tak memutuskan untuk melakukan hal yang satu ini dengan gegabah.

Sebelum mengambil keputusan untuk menghabiskan waktumu bersama satu orang untuk selamanya, ada baiknya kamu mengenali diri dulu dan bertanya apakah yakin sudah benar-benar siap untuk melakukannya. Yuk, cek beberapa tanda kamu siap nikah berikut ini supaya tak impulsif saat memutuskannya!

1. Memiliki kematangan emosional

Fotografi: Venema Pictures

BKKBN menyatakan, usia yang ideal untuk menikah direkomendasikan bagi perempuan adalah 21 tahun dan untuk laki-laki 25 tahun. Jika hanya memenuhi syarat ini, mungkin banyak yang sudah memiliki umur yang cukup untuk melangsungkan pernikahan, tapi hal ini ternyata tak selalu menunjukkan tingkat kematangan emosional, lo. 

Untuk mengetahui apakah kamu sudah siap secara emosi, kamu perlu mulai memperhatikan caramu dalam mengelola emosi ketika sedih atau marah. Hal ini penting karena kamu akan terus-terusan bertemu dengan orang lain, yaitu pasanganmu atau keluarganya, hampir setiap hari.

Jika masih belum mampu mengelola emosi dan senang memproyeksikan hal negatif yang terjadi dalam diri kepada orang lain, hubunganmu bisa saja akan terganggu dan menjadi kurang menyenangkan atau bahkan beracun. Sebaiknya pelajari dulu bagaimana cara mengelola emosi yang baik sebelum memutuskan menikah, ya.

2. Mampu berkomitmen

Fotografi: Amorphotoworks

Komitmen bukan sekadar mengucapkan kalimat untuk selalu bersama selamanya dalam suka maupun duka. Namun, hal ini perlu benar-benar dilakukan walaupun pada kenyataannya akan banyak tantangan yang menghadang di depan. Tanda kamu mampu berkomitmen ialah mampu bertanggung jawab atas hubungan dan tidak menganggap hubungan merupakan sesuatu yang sepele sehingga bisa diakhiri kapan saja seperti saat masih pacaran. 

Ketika masalah datang, orang yang sudah mampu berkomitmen akan mencari jalan keluar bersama-sama dengan pasangan untuk mendapatkan titik tengah, melakukan rekonsiliasi, dan tetap berada di salam hubungan yang sehat.

3. Mampu menangani konflik dan menjalin komunikasi yang baik

Fotografi: Amorphotoworks

Banyak dikatakan bahwa kunci dari hubungan yang langgeng adalah komunikasi yang baik. Hal ini tak dapat dimungkiri. Pasalnya, akan ada berbagai masalah dan tantangan yang timbul dalam pernikahan. Komunikasi inilah yang akan menjadi wadah untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Sikap keterbukaan untuk mau mendengar dan menerima masukan, kerendahan hati untuk meminta maaf dan memaafkan, dan memiliki toleransi juga akan menjadi beberapa cara untuk menangani konflik yang melanda.

Jika masih suka drama dalam menyelesaikan konflik atau melakukan silent treatment ketika ada sesuatu yang dirasa tidak beres, sebaiknya kamu mempertimbangkan ulang dulu keputusanmu untuk menikah dan belajar untuk melakukan manajemen konflik yang lebih baik.

4. Siap secara finansial

Fotografi: Venema Pictures

Ketika sudah menikah apalagi memutuskan untuk memiliki anak, kebutuhan juga akan meningkat. Jika tak dipersiapkan dengan baik, hal ini bisa menjadi salah satu pemicu konflik yang selama ini sudah sering dijumpai. Makanya, sebelum pernikahan dilangsungkan, alangkah baiknya jika pasangan saling terbuka untuk membicarakan kondisi keuangan, mulai dari pemasukan hingga utang yang ditanggung jika ada.

Tak berhenti sampai di situ saja, cara mengelola keuangan dan rencana ke depan juga perlu dibicarakan berdua. Adanya perbedaan saat mengelola keuangan juga bisa menjadi sumber masalah saat menikah, misalnya ketika pasangan mungkin senang menghabiskan uang untuk ngopi setiap hari, sementara kamu mungkin lebih senang menggunakannya untuk pos yang lain. Adanya perbedaan ini perlu disesuaikan untuk sama-sama menemukan jalan tengah.

5. Kamu sudah mencintai dirimu sendiri

Fotografi: Venema Pictures

Seperti yang sudah disebutkan, pada banyak kasus, orang menikah untuk melepaskan diri mereka dari kehidupan yang dirasa berat. Akhirnya, pilihan untuk menikah ini justru menjadikan pasangan sebagai samsak emosi atau bahkan proyeksi ketika terjadi sesuatu yang buruk. Oleh sebab itulah, sebelum menikah pastikan kamu sudah mencintai diri sendiri sehingga bisa membagi cinta yang dimiliki kepada orang lain. Dengan begitu, hubungan pun akan lebih bahagia bagi kedua belah pihak. Jika belum mampu menerima kekurangan dan belum sepenuhnya mengenal dirimu, sebaiknya banyak lakukan refleksi dahulu, ya.

6. Kesamaan tujuan dan nilai hidup dengan pasangan

Fotografi: Amorphotoworks

Nilai adalah prinsip atau kepercayaan yang dipegang oleh seseorang sebagai panduan dalam menjalani hidupnya. Nilai-nilai ini dapat berbeda dari satu orang ke orang lainnya, tergantung pada budaya, agama, latar belakang, pengalaman, dan pandangan hidup masing-masing individu.

Nilai dalam hidup dapat membantu seseorang dalam membuat keputusan, memprioritaskan tindakan, dan menentukan tujuan hidup yang ingin dicapai. Nilai-nilai ini dapat menjadi landasan moral bagi individu dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya serta membantu dalam membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.

Selain nilai dan tujuan hidup yang sama, kamu dan pasangan sebaiknya juga sudah memiliki beberapa pilihan yang sudah disepakati, misalnya keputusan untuk memiliki atau tidak memiliki anak, bagaimana membagi tugas rumah tangga, dll.

7. Sudah selesai dengan masa lalu

Fotografi: Amorphotoworks

Kamu bisa mengatakan bahwa kamu sudah selesai dengan masa lalumu, tapi apakah perasaanmu juga berkata demikian? Perasaan tidak pernah berbohong sehingga hal inilah yang sebaiknya kamu jadikan tolok ukur untuk jujur kepada diri sendiri. Jika mantanmu masih sering mengganggu pikiran atau bahkan di tahap membuatmu membanding-bandingkannya dengan pasangan, artinya kamu mungkin belum siap untuk membangung rumah tangga dan menjalani masa depan bersama pasanganmu saat ini.

Kamu sudah siap menikah jika sudah tidak kepikiran lagi dengan mantanmu dan tidak mudah ter-trigger ketika ada orang-orang yang membicarakannya.

Beberapa hal tersebut bisa kamu jadikan tolok ukur untuk meyakinkan apakah kamu sudah benar-benar siap untuk menikah atau sekadar ingin menikah untuk ‘menyelamatkan diri’ dari kerasnya kehidupan. Meskipun banyak hal menyenangkan dan bisa berbagi masalah dengan pasangan ketika sudah menikah, tanpa persiapan yang matang pernikahan bisa jadi malah akan menambah beban baru dalam hidupmu.


Artikel Terkait



Artikel Terbaru